Pustaka
Bahasa Indonesia
Bab
Pengaturan

Bab 3 Tante Seksi Pembuat Sensasi

Namanya Tante Vina, tetangga baru yang rumahnya tak jauh dari rumah si pengantin baru yang sedang panas-panasnya. Siapa lagi kalau bukan Naren dan Tyas. Paras yang elok bak Venna Melinda, Senyum yang menghipnotis mata lelaki, dada dan bokong yang penuh berisi, mata laki-laki mana yang akan melewatkan kesempatan emas ini? Apalagi jika si tante sudah pakai kaos putih ketat plus short pants! Jangankan yang keningnya muda, yang keningnya berkerut pun akan serasa kembali muda.

Pagi itu, seperti biasa, Naren hendak pergi ke kantornya. Meskipun dia adalah pemilik perusahaan besar dan ternama, karena didikan orang tuanya yang seperti militer, Naren telah terbiasa berangkat lebih awal ke kantor. Setelah pamit dengan kedua orang tuanya dan mencium pipi kanan-kiri sang istri, Naren mulai menyalakan mesin mobilnya dan berlalu dari hadapan sang istri.

Tak lama, beberapa meter dari rumahnya, dia melihat seorang wanita dengan pakaian olahraga sedang senam di depan rumah yang Naren tahu rumah itu sedang mencari pemilik baru. Wanita dengan rambut yang dikuncir kuda dan pakaian senam model bra ketat warna putih susu itu otomatis menarik mata dan syahwat Naren, apalagi setelah dia tak sengaja melihat dada mengkel di balik bra ketat sang tante dan paha mulus putih licin bak ubin yang habis di pel.

'Alamak!!! Siapa tuh cewek? Bohay amat!' gumam Naren yang tak pernah lepas dari spion mobilnya melihat lekuk tubuh sang tante.

Tante Vina bukannya tak tahu jika ia sedang diperhatikan oleh Naren. Dia hanya jual mahal, maklum, dulunya Tante Vina adalah mantan istri seorang CEO bule yang punya beberapa perusahaan di Indonesia, namun sayang, sang suami ternyata pria yang suka celap-celup dan tanam sperma ke banyak wanita. Bosan dan jijik dengan kelakuan sang suami, Tante Vina memutuskan untuk minta cerai dan harta gono-gini pada sang suami. Karena ber-status sebagai CEO, sang mantan suami tak ingin repot mengurusi hal seperti itu, dia mengiyakan dan memberikan setengah dari jumlah kekayaannya pada sang mantan istri. Walhasil, Tante Vina kini menjadi janda terkaya dan sempat populer di sosial media.

'Hmmm, rupanya ada brondong yang caem juga di komplek ini.' Tante Vina memamerkan deretan gigi putihnya.

Naren masih memikirkan tentang wanita yang memakai baju olahraga seksi yang tadi pagi ia temui. Entah kenapa alam liarnya terus saja berimajinasi liar seolah sang wanita tengah di dekatnya dan memainkan tiap jemarinya di tubuh padat Naren.

"Ah, enaknya ... ya, di sana! Tepat sekali! Kau memang pintar memainkan jari-jarimu-"

KLIK!

"Pak."

Naren yang tengah asik memainkan jarinya seraya memainkan imajinasinya langsung kaget setelah Asri, sekretaris pribadinya masuk.

"Kamu, ya! Masuk ga pake ketok-ketok dulu! Apa kamu ga pernah diajari sopan santun!" kesal Naren buru-buru membersihkan jari-jarinya.

"Lha, Bapak yang dari tadi ga dengar. Saya sudah berkali-kali ngetok, tapi ga dijawab-"

"Kamu, ni, jawab aja kalo saya lagi ngomong." Naren memajukan mulutnya saat menghadapi Asri, sekretaris berusia 35 tahun dan janda anak satu.

"Lha, Bapak kan-"

"Iya ... iya, tahu! Terus, ada apa kamu ke sini?"

"Ini, Pak. Ada Undangan dari Tuan Erick, itu pengusaha properti dari Jakarta yang mau kerjasama dengan mebel kita."

"Erick?" Naren menaikkan alisnya sebelah.

"Saya taruh di sini, nanti bisa Bapak baca sendiri." Asri meletakkan undangan warna putih dengan tulisan tinta kuning emas berbalut pita kuning tepat di depan Naren.

"Hmm, taruh aja di sana. Nanti aku baca." Naren menganggukkan kepalanya.

Tak lama setelah Asri keluar ruangan Naren, pria itu melirik undangan yang ada di depan matanya sambil menggumam, "Ganggu orang aja, sih! Lagi enak-enak juga! Hhhh, buyar kan, imajinasinya. Ada-ada aja-"

Tak lama, Naren mendengar ponselnya berdering dengan backsong khusus dan segera pria itu tahu siapa yang meneleponnya. Dengan cepat, jemarinya meraih ponsel di dalam saku celananya dan tersenyum sumringah saat menerima telepon tersebut.

"Halo, Sayang. Iya, aku udah sampe kantor, maaf ya tadi ga langsung ngabarin. Habis langsung meeting."

[Oh, gitu, ga apa-apa, Mas. Aku khawatir banget kamu kenapa-kenapa di jalan.]

"Jangan lebay, deh, Sayang. Kan jarak dari kantor ke rumah cuma satu jam."

[Tapi, kan Mas biarpun satu jam-]

"Sayang, udah dulu, ya. Mas masih banyak kerjaan, Nanti sambung lagi. Luv you. Yang akur, ya di rumah."

[Ih, kamu. Emang Tom and Jerry apa. Ya udah, met kerja ya, Sayang.]

Ternyata, sang istri tercinta yang sedang 'meneror' kabar dari Naren karena tak memberinya kabar. Setelah selesai menelepon, Naren yang ternyata mulai jago berkelit dari sang istri seksinya mulai membuka laptop pribadinya. Iseng-iseng berhadiah, jemari panjang tak terlalu besar miliknya menjelajah salah satu web penyedia berita gosip dan tak sengaja melihat paras wanita yang tadi ia lihat sewaktu akan berangkat ke kantor.

"Eh, bukannya ini wanita yang tadi aku lihat di deket rumah?" pikirnya dan rasa penasaran akan wanita berparas cantik dengan body aduhai itu langsung menggebrak naluri laki-lakinya untuk segera mencari tahu.

Tak perlu menunggu lama, Naren segera mengetahui nama asli, alamat lengkap, tanggal lahir, hobi, bahkan sampai pasangan pun begitu jelas terpampang di layar datar laptop-nya.

"Oh, jadi namanya Raquela Vina Anandita. Hmm, cantik juga sesuai orangnya-" tanpa sadar Naren kelepasan bicara. "Haiya, ngomong apa sih, aku ini! Naren, ayolah! Belum ada sebulan kamu nikah, masa iya udah mau balik lagi kaya dulu! Istri yang sekarang kan yahud binti oke binti seksi binti gemoy! Masa iya mau kamu tinggalin!" ucapnya pada dirinya sendiri.

Namun, naluri dan hasrat Naren yang memang 'gatal' akan paha mulus dan wajah bak wajan licin dan baru tak dapat ditahannya. Kecepatan tangan dan matanya mengalahkan pikiran sehat laki-laki yang sedang berada di puncak birahinya itu. Dengan cepat, Naren menyelidiki kehidupan sang wanita bernama Raquela Vina Anandita dan mendapati jika dia adalah janda dari seorang pengusaha asal negeri seberang yang ditinggal setelah mendapati suaminya berselingkuh dengan sekretarisnya.

"Ckckckck, malang benar hidup wanita ini. Masih muda, cantik, seksi, kulitnya kencang dan bersih, eh, malah ditinggal nikah lagi. Bego banget, sih itu suami eh mantan suaminya! Kok aku yang kesal, ya." Naren segera memfokuskan kembali matanya pada wanita itu. Bibir dan mata Naren tak berhenti bergerak! Saking fokusnya, dia sampai tak mendengar bunyi ketukan pintu ruangannya yang diketuk beberapa kali.

"Gila ... gila! Ni janda tajir melintir amat! Auto sultan kalo kaya gini, mah!" Naren menahan nafasnya sejenak ketika tahu jumlah total kekayaan yang dimiliki oleh Raquela Vina Anandita. "Ini mah pendapatan bersih perusahaanku selama satu tahun! Bener-bener wanita yang luar biasa!" Naren tak henti-hentinya menunjukkan decak kagum pada wanita yang berfoto mengenakan gaun mini hitam ketat hingga membentuk tubuhnya.

'Wanita seperti Vina ini jika saja aku bisa dekat dengannya dan menjadi investor di perusahaanku-' Naren mengusap-usap dagunya sembari tersenyum.

"Sepertinya aku harus mulai pendekatan dengan wanita hoki ini! Siapa tahu, aku bisa ketularan hokinya." Seringai Naren dengan segala pikiran liarnya.

'Betapa beruntungnya hidupku bisa satu komplek dengan janda terkaya saat ini. Sekali merengkuh, dua tiga pulau apa akan kudapat?' Naren mulai berpikir macam-macam

Unduh sekarang dan klaim hadiahnya
Scan kode QR dan unduh aplikasi Hinovel