makan malam bersama
Keesokan harinya Yesika kembali melakukan kegiatan seperti biasa hanya saja lebih ketat lagi dengan meminta Bram untuk menemaninya setiap saat. Pada saat ia hendak berangkat ke kantor tiba-tiba langkah itu terhenti ketika sang papah memanggil dirinya sehingga mengurungkan niat untuk masuk kedalam mobil.
"Yesika, nanti malam ikut papah untuk metting bersama client penting ya!"
Sontak Yesika mengernyitkan dahinya. "Kenapa harus Yesika? Papah kan biasanya sendiri, Yesika banyak pekerjaan, malah niatnya mau lembur sampai malam nanti," tukasnya.
"Biar sekretaris baru kamu aja yang lembur. Kamu ikut papah aja, ada beberapa materi penting yang sepertinya papah tidak bisa menjawabnya nanti,"
"Memangnya siapa sih pah client itu? Yesika mengenalnya?" Tanyanya penasaran dengan cerita sang papah yang begitu membanggakan clientnya.
Sang papah seketika tersenyum tipis. "orang penting, kamu tidak mengenalnya. Kebetulan beliau juga baru saja pulang dari luar negeri sehingga bisa nyambunglah mengobrol denganmu,"
Ia tidak pernah bisa menolak permintaan sang papah, sampai pada akhirnya dengan terpaksa menyetujui permintaan pak Arman. Sebenarnya Yesika sangat malas bertemu dengan banyak orang di Jakarta, selain karena masih dalam penyesuaian, Yesika juga masih merasa takut jika kejadian seperti kemarin terulang kembali. Oleh sebab itu ia sangat berhati-hati terkait masalah pertemuan client.
Sesampainya di perusahaan Yesika di sambut dengan tumpukan kertas di mejanya. Mungkin cara kerja orang Indonesia sangat berbeda jauh dengan cara kerja luar negeri sehingga membuatnya bekerja lebih cepat lagi selama disini, beruntungnya memiliki sekretaris yang cerdas dan cekatan sehingga dapat ia manfaatkan untuk mengerjakan tugas ini secepatnya.
"Maaf bu Yesika, biar saya saja yang mengerjakannya," pintanya kepada Yesika.
"Baiklah terima kasih Luna,"
"Bu Yesika, ada sebuah perusahaan yang merusak reputasi nama baik perusahaan ini dengan alasan CEO yang tidak profesional,"
Yesika yang semula fokus dengan layar laptopnya seketika mendongakkan wajahnya dan mengernyitkan dahinya menatap kearah sang sekretaris heran.
"Siapa?"
"Pak Yuda, baru saja berita itu tersebar pagi ini. Bukankah baru semalam bu Yesika bertemu dengannya? Tetapi kenapa bisa membuat berita palsu seperti ini?" Ucap Luna keheranan.
Ia sudah menduga bahwa lelaki itu pasti akan membuat kehebohan, tetapi kabar itu tidak membuatnya merasa takut ataupun untuk klarifikasi sebab bagaimana pun juga perusahaan yang di pimpin pak Yuda merupakan anak cabang sehingga tidak akan berdampak apapun untuknya.
"Tentu saja dia akan melakukan hal ini. Sebenarnya saya sudah menemuinya malam lalu, hanya saja pertemuan yang tidak masuk akal memintaku untuk pergi ke hotel dan disana banyak sekali lelaki mabuk, mungkin ada salah satu dari mereka yang bernama pak Yuda itu," tukasnya.
Luna memelototkan kedua matanya terkejut mendengar berita dari bosnya. Bertahun-tahun bekerja di perusahaan ternama tidak pernah mendapati kejadian seperti ini.
"Astaga, tetapi apakah bu Yesika baik-baik saja? Mereka tidak berbuat lebih kan?"
"Saya baik-baik saja. Memang kehidupan di luar negeri sangat berbeda dengqj Indonesia, meskipun bebas tetapi tidak setega orang Indonesia," celetuknya masih kesal.
"Kalau boleh tahu hotel apa yang ibu datangi semalam? Sebab tidak semua hotel bisa digunakan hal sedemikian rupa jika memang bukan pemilik hotel atau mungkin kerabatnya," tukasnya.
Ia sempat lupa nama hotel tersebut karena memang berniat ingin melupakan semuanya. Tetapi chat dengan client masih di simpan hingga menunjukkan kepada Luna.
"Wilstons?"
"Aku baru menyadari bahwa hotel itu bernama Wilstons, hanya kebetulan atau memang satu kepemilikan dengan perusaan Wilson?" Tanyanya secara tiba-tiba.
"Satu kepemilikan. Saya pernah bekerja di perusahaan itu selama kurang lebih sepuluh tahun, tetapi karena perubahan peraturan sehingga membuatku terhempas dari perusahaan," jawabnya sembari tersenyum miris. "Tetapi beruntungnya saya bisa di terima bekerja disini merupakan keberkahan bagiku," jawabnya kembali dengan bahagia.
"Apakah kamu tidak mengetahui siapa saya?" Tanyanya dengan nada serius.
Namun wanita di hadapannya nampak menggelengkan kepalanya dengan polos. Hal itu semakin membuatnya percaya bahwa pertemuannya dengan Andreas beberapa waktu yang lalu juga tidak akan di kenali, sebab perubahan yang sangat signifikan. Bahkan ia sering ke kantor Andreas dulu, bertemu banyak karyawan disana, tetapi mungkin Luna lupa dengannya. Lima tahun bukanlah waktu yang singkat untuk mengingat seseorang.
**
Malam harinya Yesika menepati janjinya kepada sang papah untuk ikut meeting malam ini. Saat ini ia sudah mengenakan dress di atas lutut dengan warna merah marun dilengkapi dengan payet serta tatanan rambut curly yang di gerai tanpa aksesoris kepala. Penampilannya malam ini benar-benar sederhana hal itu tetap saja membuat Yesika tetap cantik.
Hanya memerlukan selama kurang lebih waktu 30 menit untuk sampai di restoran tempat mereka janjian. Betapa terkejutnya Yesika mengenali sosok lelaki yang sudah duduk di depan meja bertuliskan nomor 2 bersama dengan lelaki paruh baya.
"Selamat malam pak Lion, maaf sudah menunggu lama," sapa pak Arman begitu ramah.
"Selamat malam pak Arman, wah ini putri bapak? Kenapa wanita secantik ini justru malah disembunyikan selama ini?" Tanyanya dengan nada ramah.
"Ah pak Lion bisa saja. Soalnya di Indonesia sekarang itu banyak lelaki buaya yang tidak bertanggung jawab. Sebagai seorang ayah pasti tidak menginginkan putrinya kenapa-kenapa dong,"
"Hahaha.. Benar sekali pak," jawabnya.
"Oh iya Yunus, kenalan dong masak jadi cowok cuma diam saja, ada cewek cantik di depan kamu loh," ucap sang papah menggoda putranya.
Pemuda itu pun meletakkan ponselnya di atas meja kemudian berjabat tangan dengan Yesika. Keduanya nampak canggung, setelah pertemuan beberapa waktu yang lalu, tentu saja Yesika tidak melupakan sosok penolong itu.
"Sebenarnya kami berdua sudah saling mengenal pah,"
Sontak kedua lelaki paruh baya itu pun melototkan kedua matanya nampak terkejut.
"Kalian sudah saling mengenal? Dimana?" Tanya pak Lion terkejut.
"Jadi sebelumnya kita sudah bertemu di-"
"Di restauran pada saat selesai meeting dengan client. Bahkan Yunus juga sempat mengantarkan Yesika pulang ke rumah loh pah, tapi beliau tidak mau masuk ke dalam soalnya papa kan lagi keluar," ucap Yesika menghentikan ucapan Yunus.
"Iya benar om,"
"Kalau begitu bagus. Kita tidak perlu susah payah untuk mengenalkan," tukasnya.
Kemudian pembicaraan itu berlangsung selama beberapa menit yang membahas tentang pekerjaan mereka masing-masing. Tidak dapat dipungkiri bahwa Yunus memang seorang pimpinan yang bagus dan cerdas menurutnya karena pola pikir yang sudah berkembang di masa yang sekarang ini serta menggunakan metode luar negeri yang sama seperti metode yang digunakan Yesika selama ini.
"Sepertinya kalian berdua cocok,"
Sontak Yesika mengernyitkan dahinya. "maaf maksutnya bagaimana ya pak Lion?"
"Ah tidak. Maksudnya cocok untuk bekerja sama karena kalian berdua lulusan dari luar negeri dan menggunakan metode yang sama sehingga menurut saya kalian berdua perpaduan yang bagus," jawabnya sembari tersenyum.
Bersambung...