Pustaka
Bahasa Indonesia
Bab
Pengaturan

kontrak kerja sama dengan Yunus

Dari pukul 08.00 sampai pukul 10.00 ini Yesika disibukkan dengan pertemuan klien-klien baru yang menawarkan kerjasama dengannya. Keberadaannya di Indonesia kini sudah mulai dikenal oleh banyak perusahaan baru maupun perusahaan lama, saat ini kabar peralihan kekuasaan perusahaan Amira Group ini sudah di kenal banyak client, semula perusahaan yang terus bekerja sama dan mempromosikan perusahaannya tetapi kali ini justru malah para pengusaha dari berbagai daerah itu datang menemuinya untuk menawarkan kerjasama.

Hal itu membuat Yesika semakin gemar untuk melakukan pekerjaannya. Apalagi saat ini sekretaris barunya itu juga sudah bisa menyesuaikan diri, iya mengakui bahwa sang sekretaris itu memang sangat cekatan dan cerdas. Tidak heran jika wanita itu dulu pernah bekerja sama dengan mantan suaminya, karena kualifikasi yang dibutuhkan perusahaan itu begitu besar.

"Bu saya sudah menyelesaikan semua laporan dan beberapa berkas penting juga sudah saya siapkan apabila nanti ibu ingin mendatangi klien maka bisa menelpon saya!" Ucapnya begitu santai dan ramah.

Sontak Yesika mengernyitkan dahinya. "Benarkah? Semuanya sudah selesai? Kamu begitu cepat dan cerdas. Kenapa aku baru bertemu denganmu sekarang?"

Wanita itu nampak tersenyum ramah kepada Yesika. "Ah ibu bisa saja. Lagi memang karena sudah takdirnya baru bertemu sekarang," jawabnya.

"Baiklah 20 menit lagi aku akan mengajakmu untuk bertemu dengan clien. Saat ini aku sedang mengerjakan beberapa laporan penting yang akan aku bawa nanti, kamu bilang istirahat terlebih dahulu sembari menungguku," perintahnya.

Namun selepas kepergian Luna, tiba-tiba seseorang karyawan yang lainnya datang menghampirinya dan memberitahukan bahwa ada tamu yang sedang menunggu di ruang pertemuan di bawah. Hal itu membuat Yesika merasa aneh, pasalnya hari ini tidak ada janji dengan siapapun tetapi entah mengapa ada kabar tamu menunggunya.

Ia pun bergegas turun ke lantai satu untuk menemui tamu tersebut. Sampai pada di depan ia pun mengernyitkan dahinya heran melihat sosok pemuda yang tengah duduk di sofa sembari memainkan ponselnya. Ia sangat mengenali pemuda itu.

"Yunus, apa yang sedang kamu lakukan di sini?" Tanyanya sembari mendudukan dirinya di sofa samping kanan pemuda tersebut.

Awalnya pemuda itu fokus dengan ponselnya begitu mendengar pertanyaan dan melihat wanita di hadapannya bergegas memasukkan ponsel ke dalam saku.

"Yesika, maafkan aku juga mengganggu waktumu. Apakah hari ini kamu sedang sibuk?" Tanyanya.

"20 menit lagi aku ada pertemuan dengan klien. Tetapi sekretarisku bisa saja mengubah jadwalnya nanti. Memangnya ada apa?" Tanyanya lagi penasaran.

"Sebenarnya kedatanganku kemari ingin menawarkan kontrak kerjasama denganmu. Seperti yang diketahui saat ini bahwa perusahaanku bergerak di bidang tekstil, dan aku sangat tertarik dengan desainmu. Bagaimana jika kita bekerja sama?" Tawarnya.

"Yunus kamu yang benar saja. Perusahaanmu jauh lebih besar daripada milikku, apakah kamu tidak salah mengajakku untuk bekerja sama? Seharusnya aku yang mendatangimu untuk meminta bantuan bukannya malah dirimu seperti ini," jawab Yesika dengan candaan.

"No! Perusahaanku ini baru berdiri beberapa tahun yang lalu dan belum sempat dikenal orang banyak. Mungkin perusahaan yang kamu ketahui itu milik keluargaku yang juga sedang aku kelola saat ini, tetapi perusahaan itu tidak bergerak di bidang tekstil lebih ke produk sehingga aku saat ini sedang menjalankan gua pasion yang harus aku kuasai sekaligus," jelasnya.

Lagi lagi wanita itu dibuat kagum olehnya. Selain kecerdasan serta cara berbicaranya, Yesika juga kagum dengan kemauan dalam berbidang bisnis serta mental yang sangat luar biasa. Sebagai seseorang yang baru mendalami bisnis pastinya ia tidak ingin menyia-nyiakan kesempatan yang ada.

"Bagaimana Yesika, apakah kamu mau bekerja sama denganku? mungkin aku bisa memberikan beberapa modul penting untuk kamu pelajari atau mungkin ada sesuatu yang tidak kamu pahami bisa ditanyakan kepadaku," tukasnya.

Yesika menerima selembaran kertas modul tersebut dan membacanya sekilas. Dari pembukaan serta gaya tulisan yang disajikan dari perusahaannya sudah mencerminkan perusahaan besar.

"Baiklah Yunus saya akan menerima tawaran kerja sama ini. Tetapi tolong bimbing aku jika masih ada banyak kekurangan, sebab kamu yang sudah jauh lebih mahir dalam bidang ini," ucapnya.

Mendengar pernyataan itu Yunus pun mengangguk sembari tersenyum tipis. Sekilas Yunus melirik jam tangan yang melingkar pada pergelangan tangannya. Tujuannya gini telah terlaksana dan disetujui oleh Yesika, sehingga ia pun memilih untuk kembali ke perusahaannya serta membiarkan Yesika untuk melanjutkan kembali pekerjaannya.

"Baiklah sepertinya sudah tidak ada lagi yang perlu aku sampaikan. Sekali lagi aku minta maaf jika telah mengganggu waktumu, mungkin aku harus kembali sekarang karena aku tidak mau lagi menunda pekerjaanmu," ujarnya.

Yesika bergegas menolaknya. "No! No! Kamu tidak menggangguku sama sekali. Pas sekali sekarang sudah waktunya istirahat, bagaimana jika kita makan siang di luar? Sekaligus membahas tentang proyek ini," ajaknya.

Yunus mengernyitkan dahinya. "Apakah tidak mengganggumu?"

"Tentu saja tidak. Sekretarisku sudah mau buatkan jadwal baru untukku bertemu dengan klien. Lagian bola makan siang kali ini juga sangat berbeda bukan?"

"Maksut kamu?"

"Mulai sekarang kamu kan juga klienku, jadi kita anggap saja makan siang kali ini merupakan pertemuan klien yang membahas pekerjaan,"

"Ah iya benar sekali kamu,"

Setelah itu mereka berdua memilih untuk pergi ke restaurant yang ada di pusat kota. Mereka berdua melakukan meeting di restauran tersebut. Yesika dan Yunus sekarang ini sudah saling mengenal satu sama lain, asik dalam pembicaraan sampai tiga puluh menit lamanya mereka terlarut di dalam pembicaraan. Jika bukan karena panggilan dari Luna mungkin mereka berdua larut di dalam pembicaraan bisnis ini.

Sampai pada akhirnya Yunus mengantarkan Yesika kembali ke perusahaannya. Disana Luna nampaknya sudah siap bertemu dengan client di luar. Sementara Bram juga selalu stand by di perusahaan untuk mengantarkan mereka berdua kemana pun pergi.

"Terima kasih untuk waktunya ya Yunus, untuk kedepannya aku akan terus komunikasikan kerja sama ini denganmu," tukasnya.

"Justru malah aku yang berterima kasih kepadamu Yesika. Sekali lagi kalau memerlukan bantuan jangan segan untuk menghubungiku," ujarnya dengan sangat ramah.

Mendengar ucapan itu Yesika pun mengangguk.

Selepas kepergian Yunus, mereka bertiga pergi untuk bertemu dengan client di luar. Pada jadwal kali ini akan mundur seperti kemarin, yang awalnya di prediksi hanya sampai pukul tiga sore mungkin nanti akan sampai pukul lima sore.

"Kami sedang dalam perjalanan, mungkin beberapa menit lagi sampai tujuan. Mohon bersabar ya pak,"

Luna nampak jauh lebih sibuk daripada Yesika, hal itu membuat sang bos merasa bangga atas kerja keras yang dilakukan sekretarisnya itu.

"Luna, terima kasih ya. Mungkin tanpa adanya dirimu aku sudah kesulitan mengatur semuanya,"

"Sudah menjadi tugas saya bu. Bahkan jika ibu berkenan saya juga bisa menjadi sekretaris sekaligus supir pribadi buat bu Yesika," ucapnya sembari terkekeh pelan.

"Benarkah? Tetapi sepertinya saya akan melakukannya sendiri nanti ketika sudah menghafal jalanan. Lagian pula papah jauh lebih mementingkan Bram," tukasnya sembari melirik kearah sang supir yang tengah sibuk dengan jalan raya.

Bersambung...

Unduh sekarang dan klaim hadiahnya
Scan kode QR dan unduh aplikasi Hinovel