BAB 7 : Menghilang
Sementara Hyeri dan tujuh teman hantunya lagi merencanakan sesuatu, tiga orang pria di dalam rumah itu tengah menelepon orang tua dari kedua anak itu untuk meminta uang. Setelahnya mereka bersantai. Tiba-tiba lampu di ruangan itu yang terlihat remang-remang berkedip hidup mati beberapa kali.
“Kok lampunya kedip mati hidup mulu yah?"
"Aku nggak tahu. Entar besok di ganti. Mungkin udah rusak."
Keduanya mengangguk setuju dan lanjut bersantai. Sampai pada akhirnya mereka mendengar suara yang cukup keras.
Mereka semua langsung terlonjak kaget mendengar suara pecahan dari salah satu ruangan tempat mereka menyekap dua anak itu.
"Pasti mereka berusaha kabur."
"Kalau begitu kita harus cegah mereka."
Ketiga pria itu langsung berlari ke tempat dua anak itu di sekap. Ketika mereka membuka pintu, mereka melihat ke dua anak itu masih terikat tali dengan mulut mereka yang masih tersumpal. Ketiga pria itu saling lempar pandang.
"Periksa!" Perintah salah satu pria itu dan mereka berdua langsung memeriksa kedua anak itu, tapi tidak ada yang aneh sama sekali
"Ikatannya masih kuat kok."
"Ya sudah kita keluar saja."
Mereka bertiga keluar dengan tanda tanya besar.
"Aku mau ketoilet dulu, kalian duluan aja ke depan."
Salah satu pria itu menuju toilet dan dua temannya langsung menuju ruang tengah. Pria yang menuju toilet itu langsung menuju salah satu bilik yang ada di dalamnya. Setelah selesai, dia mencuci tangannya di westafel toilet.
Tiba-tiba saja terdengar suara derap langkah dari luar toilet. Karena penasaran, dia akhirnya keluar dari toilet untuk melihat siapa yang ada di luar.
"Tidak ada siapa-siapa." Gumamnya
Tubuhnya menegang saat merasakan ada tangan yang memegang bahunya. Dia menolehkan kepalanya perlahan dan terkejut saat mendapati seorang gadis ada di belakangnya.
"Siapa kamu?"
"Kamu bertanya padaku?"
"Bukan. Tapi sama setan. Yaiyalah sama kamu!"
"Dih galak banget sih."
"Yang sopan yah. Saya lebih tua dari kamu."
"Udah tahu tua tapi masih masih aja berbuat kriminal."
"Kamu menyindirku?"
"Emangnya kamu merasa tersindir?"
"Ya...iyalah aku merasa."
"Bagus kalo begitu."
"Kamu nantangin aku hah?!"
"Kalo iya kenapa?"
"Berani banget kamu yah!!"
Ketika pria itu hendak mendekat kearah Hyeri, tubuh pria itu seakan tidak bisa digerakkan.
"Ini aku kenapa?"
Hyeri mendekat kearah orang itu tapi dia melangkah mundur lagi. Wajahnya terlihat ketakutan yang membuat pria itu juga ketakutan.
"K-kamu kenapa?"
"I-itu a-ada..”
"Ada apaan sih?! Bikin penasaran aja!"
Hyeri menunjuk kebelakang dan secara otomatis pria itu juga menoleh kebelakang. Matanya terbelalak saat melihat sesuatu yang putih-putih melayang dan menuju kearahnya. Pria itu berusaha untuk kabur tapi kakinya tidak bisa di gerakkan. Saat sesuatu itu semakin mendekat, barulah kakinya bisa di gerakkan dan dia kabur meninggalkan Hyeri yang tertawa puas.
"Ngakunya penculik tapi sama hantu kok takut." Gumam Hyeri
"Kerja bagus, Yoon."
Iya, tadi itu Yoongi yang membuat pria itu ketakutan setengah mati
Pria itu berlari sampai ke ruang tengah dan menubruk dua temannya. Mereka akhirnya jatuh bersamaan.
"Kayaknya kita harus kabur dari sini."
"Aku setuju. Gila banyak banget setannya disini."
"Tapi bagaimana dengan dua anak itu?"
"Bodo amat. Nyawa lebih penting. Yaudah yuk cabut."
Mereka langsung bangun dan berniat untuk keluar tapi pintu nya terkunci secara otomatis.
"Ini siapa yang ngunci?"
"Aku nggak ngunci."
"Terus kuncinya mana?"
"Bukan sama aku."
"Di aku juga nggak ada."
Pria itu mencari kunci di saku celananya, tapi hasilnya nilih. Kunci itu tidak ada di dia. Entah dari mana datangnya tiba-tiba ada angin yang berhembus kencang dan menerbangkan semua benda yang ada di rumah itu. Ketiga pria itu langsung bergetar ketakutan. Seumur hidupnya mereka tidak pernah mengalami hal yang seperti ini. Mata mereka mengarah pada satu cermin besar yang berada tak jauh dari mereka. Mereka berjalan mendekati cermin itu.
Tiba-tiba cermin itu mengeluarkan darah dan membentuk sebuah tulisan: Serahkan diri kalian ke polisi dan mengakulah. Kalau tidak hidup kalian tidak akan pernah tenang selamanya.
Ketiga pria itu menggelengkan kepalanya. Gila aja mereka nyerahin diri ke kantor polisi yang ada mereka bunuh diri.
"Kita nggak takut sama kamu!! Tunjukkin dirimu!! Jangan jadi pengecut!!" Teriak salah satu pria itu
Setelah mengucapkan itu, tiba-tiba terdengar Suara pecahan-pecahan. Taehyung mengambil pisau dan berjalan mendekati ke tiga pria itu. Ketiga pria itu membeku melihat ada pisau melayang kearah mereka.
Mereka kembali membalikkan tubuhnya dan tulisan itu sudah berubah menjadi: Kalian pilih menyerahkan diri atau mati sia-sia di tempat ini?
Kerena tidak mau mati sia-sia mereka memilih untuk menyerahkan diri. Sementara Hyeri yang merasa keadaan sudah aman, dia melepaskan ikatan dan sumpalan pada dua anak itu.
"Kalian tidak apa-apa kan?"
"Kita nggak apa-apa kok, noona."
"Bagus. Kalau begitu ayo kita keluar."
Dua anak kecil itu menganggukkan kepalanya. Hyeri menuntun mereka buat keluar dari rumah kosong itu.
Sementara Namjoon dan Yoongi tengah mengikuti ketiga pria itu untuk memastikan mereka menyerahkan diri ke kantor polisi.
"Kita kabur aja aku nggak mau masuk penjara."
"Aku juga."
"Kalau begitu kita putar balik aja."
Namjoon dan Yoongi yang melihat itu langsung memasang wajah datar mereka. Ketiga pria itu mengingkari janji mereka.
"Mending bunuh aja langsung mereka mah. Gak guna juga mereka hidup." Ucap Yoongi
Yoongi langsung menghilang dan menuju salah satu kedai. Yoongin mengambil tiga pisau di dapur itu.
"Bang, saya pinjem dulu yah pisaunya. Nanti saya balikkin eh tapi saya nggak janji sih." Ucap Yoongi
Yoongi langsung membawa ke tiga pisau itu dan diarahin ke tiga pria itu. Mata ketiga pria itu membulat saat melihat ada tiga pisau melayang kearah mereka. Mereka ingin lari, tapi kaki mereka tidak bisa digerakkan. Sampai pada akhirnya ketiga pisau itu menusuk bagian tubuh mereka. Ada yang terkena perut juga ada yang pisaunya menembus jantung. Mereka bertiga langsung terkapar ditanah dengan bersimbah darah.
"Rasain kalian semua." Ucap Yoongi lalu menghilang tanpa mengembalikan tiga pisau yang di colong
"Yuk balik." Ucap Yoongi
"Udah selesai?" Tanya Namjoon
"Udah." Sahut Yoongi santai
"Beneran kamu bunuh?" Tanya Namjoon tidak percaya
"Iya. Gak ada gunanya mereka hidup. Yuk pergi!" Sahut Yoongi dan langsung menghilang, sementara Namjoon hanya menggelengkan kepalanya melihat sahabatnya yang satu itu
"Yoongi hyung sadis banget." Ucapnya pelan
Iya pelan, karena dia tidak mau menjadi korban kesadisan seorang Kim Yoongi jika mengucapkannya dengan suara lantang. Namjoon akhirnya menyusul Yoongi.
"Dimana dua anak itu?" Tanya Yoongi
"Udah di jemput orang tua mereka." Sahut Hyeri
"Baguslah kalau begitu." Sahut Yoongi
"Gimana dengan tiga penculik itu? Apa mereka sudah menyerahkan diri?" Tanya Hyeri
Namjoon dan Yoongi menggelengkan kepala.
"Terus?" Tanya Hyeri bingung
"Mereka di bunuh Yoongi hyung." Sahut Namjoon
"APA?!" Kaget mereka semua
"Sadis banget." Sahut Taehyung
"Gila, Yoon. Kamu sadis banget." Celetuk Seokjin
Sementara Yoongi hanya ngangkat bahunya acuh.
"Oh iya, Jimin mana?" Tanya Namjoon
"Loh bukannya dia ada di—" Hyeri menghentikan kalimatnya saat melihat kesampingnya
"Bukannya Jimin hyung ada di samping Taehyung hyung yah tadi?" Sahut Jungkook
Mereka semua panik melihat Jimin yang menghilang. Tapi tiba-tiba Jimin muncul lagi dan menghilang lagi lalu muncul lagi. Begitu hingga berulang kali.
"A-aku kenapa?" Tanya Jimin panik saat dia tiba-tiba menghilang
"Jim, kamu baik-baik aja kan?" Tanya Seokjin khawatir
Suara bunyi ponsel membuat mereka segera menoleh kearah Hyeri.
Hyeri yang menerima panggilan masuk pun segera mengambil ponsel yang ada di saku celananya.
Mama is calling...
Hyeri langsung mengangkat panggilan dari ibunya.
"......"
"APA?!"