Pustaka
Bahasa Indonesia
Bab
Pengaturan

BAB 4 : Mangsa Baru

Jimin kini terdiam memikirkan perkataan Hyeri. Dia benar-benar tidak bisa mengingat apapun. Semua teman-temannya mengetahui bagaimana mereka meninggal, tapi hanya dia sendiri yang tidak mengingat apapun. Karena dia secara tiba-tiba saja menjadi hantu.

"Sudahlah, Jim. Jangan terlalu di pikirin. Nanti juga kamu bakalan mengingat masa lalumu." Kata Taehyung menenangkan sahabatnya yang satu itu

"Aku nggak tahu, Tae. Tapi selama ini aku selalu bertanya-tanya siapa keluargaku." Sahutnya lesu

"Udahlah, Jim. Jangan sedih lagi, mending malam ini kita cari mangsa baru." Sahut Hoseok saat melihat wajah sedih sahabatnya dari tadi

"Mangsa baru?" Ucap Hyeri semangat dengan mata berbinar-binar

"Iya. Kamu mau ikut?" Ajak Seokjin

"Boleh. Boleh." Gadis itu mengangguk semangat sambil melompat-lompat di atas tempat tidur dengan bertepuk tangan

Mereka bertujuh hanya menggelengkan kepalanya melihat kelakuan gadis itu.

"Eh tapi kira-kira siapa yah yang bakal

kita kerjain nanti malam?" Tanya Hyeri

Semuanya terlihat berpikir.

*****

At 10.00 PM KST

Hyeri dan tujuh hantu tampan itu sedang berada di luar rumah untuk mencari mangsa baru. Sudah cukup lama juga mereka tidak mengganggu manusia.

"Kira-kira siapa yah yang bakal kita kerjain?" Tanya Seokjin

Mata mereka melihat sekeliling untuk mendapatkan mangsa baru. Saat Hyeri melihat ke sisi kiri, Hyeri mengeluarkan smirknya.

“Kena kamu.”

"Coba deh kalian liat dua orang itu."

Hyeri menunjuk dua orang pria dengan tinggi badan yang sama serta memakai pakaian hitam juga penutup kepala, kecuali bagian mata, hidung, sama mulut yang tidak tertutup.

"Ya udah yuk ke sana aja." Sahut Yoongi

Mereka mulai mendekati dua maling yang sedang berusaha membuka jendela salah satu rumah tetangga Hyeri.

Hyeri menepuk pundak salah satu maling tersebut. "Bang... Bang..."

"Apaan sih! Ganggu banget! Belom ke buka nih! Nanti aja ngobrolnya."

"Mau saya bantuin nggak bang?"

"Nggak perlu! Saya bisa sendiri! Sana kamu pergi aja!"

"Dih. Sewot amat sih bang. Orang nanya baik-baik juga."

"Masalahnya kamu nanyanya nggak tepat, bocah. "

"Saya sudah besar yah!"

"Saya nggak perduli. Udah pergi sana hush... Hush..."

"Yakin nih bang ngusir saya?"

Ke dua maling itu langsung berbalik badan menghadap gadis di belakangnya.

"Kamu masih kecil juga. Sana kamu pulang, cuci kaki, terus tidur. Jangan ganggu kita kerja."

"Kayak gini di sebut kerja. Ini sih maling namanya"

"Maling juga kerjaan. "

"Maling ama kerja beda.”

"Maling ama kerja itu ya sama. Mulut mulut saya mau apa kamu?!"

"Di bilangin beda juga. Dih kok abang maling ngegas sih!"

"Serah lu dah. Mending kamu pulang sana. Ganggu kita kerja aja."

"Tau nih bocah. Sana kamu pulang."

"Dih. Orang mau bantuin juga. Abang kan cuma berdua lah saya berdelapan, jadi cepet kelar kerjaan abang."

Ke dua maling itu mengerutkan keningnya bingung. "Heh bocah. Kamu tidur yah?"

"Kagak bang, saya masih melek."

"Liat noh kamu sendirian."

"Dih siapa bilang sendirian. Orang mereka ada di belakang kalian."

Ke dua maling itu bergerak secara perlahan menghadap belakang tapi tidak ada siapa-siapa.

"Lu bohongin ki— Tuh bocah kemana?" Ke dua maling itu bingung dengan hilangnya gadis itu

Tiba-tiba saja ada yang menepuk pundak salah satu dari mereka.

"Apaan sih kamu nepuk-nepuk?!"

Orang itu juga merasakan tepukan dipundaknya.

"Kamu yang apaan. Malah nepuk-nepuk segala!"

"Aku nggak nepuk kamu!"

"Terus siapa dong?"

"Mana aku tau."

"Itu saya bang yang nepuk." Sahut Namjoon

Seketika bulu kuduk mereka merinding mendengar suara yang entah dari mana datangnya.

Tiba-tiba mereka merasakan ada angin yang berhembus di belakang leher mereka.

"Kok suasananya jadi horor gini yah."

"Iya yah. Cabut aja yuk!"

"Entar aja lah. Nanggung ini."

"Ya udah cepetan buka jendelanya."

Mereka kembali melancarkan aksi mereka yang sempat tertunda.

Tapi saat mereka sedang asyik dengan kegiatan mereka, tiba-tiba saja dari arah belakang ada suara ranting pohon yang patah habis diinjek.

Mereka yang mendengar suara itu langsung membalikkan badan.

"Siapa di sana?"

Jungkook, Jimin, Hoseok, Seokjin, Taehyung, Yoongi juga Namjoon berjalan mendekati dua maling itu. Dengan iseng Jungkook ngambil dompet salah satu maling bersebut.

"Dih kosong isinya. Eww... Mana bau lagi." Jungkook langsung melempar dompet tersebut mengenai kepala salah satu kepala maling tersebut

Maling tersebut menoleh ke belakang, namun tidak ada siapa-siapa.

"Siapa yang nimpuk aku yah?" Gumamnya

"Eh ini bukannya dompet kamu yah. Kok bisa ada di tanah?"

"Iya yah, kok bisa ada di bawah sih."

Saat matanya melihat ke belakang temannya, dia membulatkan matanya.

"Ha ha ha ha ha ha— Ha apaan? Honey?" Tanyanya bingung dengan teman di depannya yang tiba-tiba jadi gagap

"Ha ha ha ha ha hantuuuu!!" Dia lari duluan ninggalin temannya yang masih bingung

"Tadi dia bilang apaan?" Tanyanya entah kepada siapa

"Hantu, bang." Sahut Taehyung

"Oh hantu." Sahutnya

Loading...

5 detik

4 detik

3 detik

1 detik

"HAH? Hantu?!" Teriaknya

"Telat woy." Sahut Yoongi dan langsung noyor kepala belakang manusia di depannya

"Woy siapa nih yang noyor?!" Marahnya

"Itu saya, mau apa kamu?" Sahut Yoongi santai

"Keluar kamu! Jangan main belakang!" Marahnya lagi

"Saya di depanmu." Sahut Yoongi dengan sedikit kesal

Mata maling itu membulat, tiba-tiba

Ada sebuah bayangan yang melesat dengan cepat di belakangnya. Maling itu langsung bergetar ketakutan dan berlari ketakutan.

"Hantuuu!!"

Hyeri langsung keluar dari tempat sembunyinya dan ketawa ngakak, begitu pula tujuh hantu tampan itu. Bagaimana mereka nggak ngakak, orang malingnya aja ngompol di celana.

Malam ini mereka benar-benar puas tertawa mengerjai para manusia. Bahkan Jimin melupakan sejenak apa yang selalu mengganggu pikirannya.

Benarkah dia anak dari keluarga Jung? Benarkah Hyeri adalah adiknya? Dan benarkah dia saat ini masih koma? Jimin tidak tahu. Jimin hanya berharap jika semua itu benar. Karena dia masih ingin menjadi manusia.

*****

Malam ini Hyeri benar-benar sendirian, karena Ibu, ayah, dan kakaknya lagi ke Jerman untuk menjenguk kakak ke duanya. Dia tidak ikut karena ada jam kuliah yang tidak bisa ditinggalkan. Jadi malam ini Hyeri hanya ditemani oleh suara hujan dan teman hantunya. Tapi entah kenapa dia merasa jika malam ini terasa berbeda.

Entah angin apa yang membawanya melangkah menuju gudang. Tapi saat ini dia benar-benar ingin menuju ruangan itu. Ruangan yang katanya tidak boleh untuk dibuka.

"Kamu mau kemana?" Tanya Taehyung tiba-tiba muncul

Bukannya menjawab, Hyeri langsung melanjutkan langkahnya menuju gudang.

Sesampainya disana, Hyeri langsung membuka pintu gudang dan melangkah masuk.

"Hyeri berhenti!" Peringat Yoongi

Namun Hyeri seakan tuli. Jadi dia tetap melangkah masuk. Dia melihat sebuah kotak kayu bergembok.

"Hyung, kotak itu..." Ucap Jimin pelan

"Hyeri jangan di buka!" Peringatan Yoongi masih tidak di dengar oleh Hyeri, dia hanya penasaran apa isi dari kotak itu

Suara petir terdengar dan hujan semakin melebat. Suasana malam ini benar-benar terasa mencekam.

Ketika Hyeri mau membukanya, Namjoon sudah lebih dulu merebut kotak itu. Sejenak mereka mendesah lega karena Namjoon berhasil merebut kembali kotak itu dari tangan Hyeri. Namun Hyeri tidak menyerah. Dia berusaha membujuk Namjoon agar menyerahkan kotak itu padanya. Pasalnya, dia benar-benar penasaran dengan isi di dalam kotak itu.

Unduh sekarang dan klaim hadiahnya
Scan kode QR dan unduh aplikasi Hinovel