Pustaka
Bahasa Indonesia
Bab
Pengaturan

BAB 3 : Siapa Sebenarnya Jung Jimin Itu?

"Yoongi." Panggil Hyeri

"Yoongi-ah." Panggil Hyeri lagi

Bukannya menjawab, Yoongi malah menghilang begitu saja yang membuat Hyeri menjadi murung.

Jin tiba-tiba datang dan menepuk pundak gadis itu pelan "Tenanglah. Yoongi tidak akan mungkin marah selamanya." Ucapan Jin mampu membuatnya tersenyum

"Tapi Yoongi hyung tidak akan mau berbicara denganmu selamanya." Celetuk Jungkook yang membuat senyum Hyeri luntur dan di gantikan mata yang berkaca-kaca

"Jungkook. Peringat Taehyung

"Apa hyung? Aku hanya berbicara yang sebenarnya. Aku tidak bohong, aku— hhhmmpppp." Mulut Jungkook langsung di bekap oleh tangan Jimin

"Jangan dengarkan dia, Hyeri-ah. Dia hanya asal bicara saja." Ucap Jimin yang masih membekap mulut Jungkook

Karena kesal tidak dilepaskan juga, akhirnya Jungkook menggigit tangan Jimin.

"Arrrgghh! Kenapa kau menggigit tanganku dengan gigimu itu?!" Marah Jimin dengan mata yang melotot kearah Jungkook

"Salah hyung sendiri, kenapa malah menutupi mulutku." Jawab Jungkook cuek dan menghilang begitu saja

Jimin hanya menggelengkan kepalanya

Sedangkan Hyeri sudah memasuki kamarnya entah sejak kapan. Dia merasa bersalah dengan Yoongi.

"Hyeri-ah, kau tidak apa-apa?" Tanya Hyo Jung saat tiba di kamar adiknya

Bukannya menjawab Hyeri malah makin kencang nangisnya.

Mata Hyo Jung membulat mendengar suara tangisan adiknya yang makin kencang.

Lalu terdengar suara pintu yang terbuka menampakkan sosok pria dan wanita paruh baya yang kini menatap anak laki-laki mereka dengan penuh selidik.

"Mama... Papa. Ini tidak seperti yang kalian lihat. Aku baru memasuki kamarnya dan bertanya apa yang terjadi tapi dia malah menangis." Hyo Jung berusaha menjelaskan kejadian yang sebenarnya

"Kau pikir mama percaya dengan ucapanmu itu! Mama yakin kau yang membuat adikmu menangis! Sini kau anak nakal!" Marah Hyerim dan langsung menjewer telinga anaknya dan membawanya keluar dari kamar Hyeri. Sang ayah hanya mengikuti istrinya. Sementara Hyeri masih menangis.

"Yoongi. Huwaaaa~" Tangis Hyeri makin menjadi

"APA?!" Hyeri menghentikan tangisnya dan menatap Yoongi dengan mata berairnya

Sementara Yoongi hanya menatap Hyeri dengan tatapan mengantuk.

Yoongi berdecak kesal. "Kalau kau hanya memanggilku untuk melihatmu diam saja lebih baik aku lanjut tidur. Hoamm... Aku ngantuk sekali."

Yoongi langsung menghilang tanpa mendengar apapun dari mulut Hyeri.

"Dia... dia... dia tidak marah padaku?" Gumam Hyeri dan bibirnya mengulas senyum

"Horeee! Dia tidak marah lagi padaku!! Yiippiii!!!" Hyeri berteriak sambil melompat-lompat di atas tempat tidurnya dengan ke dua tangan yang dia angkat ke udara

Hyeri terus melakukan itu sampai tidak menyadari ada tiga orang yang beda umur menatapnya bingung. Hanya satu kata yang ada di pikiran mereka. "Sepertinya dia benar-benar sudah gila."

Hyeri menghentikan aksinya saat menyadari ayah dan ibunya juga kakaknya menatapnya bingung. Hyeri memasang wajah cengengesan. " Kalian kenapa?" Tanya Hyeri

"Harusnya kami yang bertanya seperti itu. Kamu yang kenapa? Tadi aja nangis sekarang malah loncat-loncat kesenengan. Kamu kayak pengidap bipolar tahu nggak." Ucap Hyo Jung

Hyerim yang mendengar anak laki-lakinya berbicara seperti itu langsung menjitak kepalanya. "Jangan ngomong gitu sama adik kamu sendiri!" Marah Hyerim

Hyo Jung hanya memasang wajah cengengesan.

"Oh Iya, Mama... Papa... kalian bilang saat umurku 4 tahun kita pernah mengalami kecelakaan yang membuat kakak ke dua ku koma sampai saat ini. Apa aku boleh tahu siapa namanya?" Tanya Hyeri

Sang ibu kembali murung ketika mengingat putra keduanya yang masih koma sampai saat ini, dia ingin menyerah tapi suaminya mencegahnya dan mengatakan kalau putranya pasti bakalan sembuh.

"Namanya Jung Jimin. Kenapa kau bertanya? Apa kau sudah lupa nama kakakmu sendiri, hmm?" Hyerim bertanya sambil mendekat kearah putrinya dan mengelus surai putrinya

Pikiran Hyeri mengarah pada salah satu hantu yang tinggal di rumah ini yaitu Jung Jimin.

“Mungkin kah Jimin oppa itu sebenarnya adalah kakak keduaku? Tapi aku tidak tahu alasan Jimin oppa meninggal, nanti aku coba tanyakan padanya.”

*****

Hyeri dan tujuh hantu tampan itu sedang bersantai di kamar Hyeri. Bahkan Yoongi sudah tidur. Tapi Hyeri masih asik memandangi wajah Jimin yang menurutnya mirip dengan kakak ke duanya.

"Jimin oppa."

"Hmm."

"Kenapa kau meninggal?"

Jimin yang awalnya menjahili Jungkook bersama Taehyung terdiam, hingga dia tidak sadar Jungkook sudah menggigit tangganya.

"Aww~ Hei! Itu sakit!” Teriak Jimin saat Jungkook menggigit tangannya.

Jungkooknya mah biasa aja, dia malah masang wajah tanpa dosa.

"Ish. Dasar Han Jungkook." Gumam Jimin kesal

"Eh tadi kamu nanya apa?" Tanya Jimin dengan Hyeri

"Kenapa oppa meninggal?" Tanya Hyeri

Jimin menggaruk belakang lehernya yang tidak gatal, "Eum... Itu... Aku juga tidak tahu."

"Jimin hyung emangnya udah meninggal?" Tanya Jungkook

"Lebih baik kamu diem dari pada ikut ngomong tapi ngeselin. " Sinis Yoongi yang sudah bangun entah sejak kapan

"Aku kan cuma bertanya. Emang kapan Jimin hyung meninggal? Mana kuburannya? Apa mayat Jimin hyung di biarkan tergeletak di tanah seperti mayat orang Bel— hmmppp." Mulut Jungkook langsung di bekap oleh Seokjin

"Diem atau kamu aku matiin dua kali!" Ancam Seokjin yang masih membekap mulut Jungkook

"Mmmm." Gumam Jungkook tidak jelas

"Kamu ngomong apa?" Tanya Taehyung

"Mmmmm." Gumam Jungkook lagi

"Aku tidak kamu ngomong apaan." Sahut Taehyung lagi

"Dasar Aneh." Celetuk Yoongi

"MMMMM." Sementara Jungkook masih berusaha untuk melepaskan cengkraman tangan Seokjin di mulutnya, hingga Jungkook menginjak kakinya.

"Aww... hei! Ini sakit!" Teriak Seokjin kesakitan

"Tidak peduli tuh." Sahut Jungkook cuek

"Eh tapi serius pertanyaan aku hampir sama kayak Jungkook. Apa kamu pernah melihat kuburanmu?" Tanya Hyeri

"Boro-boro aku meliat kuburan sendiri, aku mati saja masih misterius." Sahut Jimin

Hyeri terdiam dan berpikir. “Apa sebenarnya dia adalah kakak kedua gue yang sedang koma?”

"Tapi mukamu kok mirip banget yah ama mukanya kakak keduaku yang lagi koma di Jerman?" Ucapan Hyeri membuat Jimin penasaran sekaligus bingung

"Siapa nama kakak keduamu?" Tanya Jimin

"Jung Jimin."

Mata Jimin melotot tidak percaya.

"Boleh aku melihat foto kakakmu?" Tanya Jimin

"Boleh. Sebentar yah." Hyeri langsung keluar dari kamarnya dan menuju kamar kakaknya

"Astaga. Ngapain kamu masuk kamarku tanpa ketuk pintu dulu. Nggak sopan tahu nggak!" Omel Hyo Jung

"Berisik!" Sahut Hyeri dan mulai menggeledah kamar kakaknya

"Woy! Ngapain sih ngacak-ngacak kamarku?!" Marah Hyo Jung

"Bisa diem nggak sih?! Kamu kayak ibu-ibu yang lagi pms tahu nggak." Sahut Hyeri dan mulai mencari foto kakak ke duanya

“Untung kamu adikku. Kalo nggak udah habis.”

"Kamu nyari apaan sih?" Kesal Hyo Jung

"Berisik banget sih." Sahut Hyeri

Hyo Jung hanya bisa bersabar dan mengelus dada.

"Beresin lagi kamarku! Aku tidak mau tahu!" Kata Hyo Jung

"Iya ah. Kamu berisik banget sih dari tadi." Omel Hyeri

Hyeri mencari di sekeliling kamar kakaknya dan akhirnya dia menemukan sebuah foto yang di ambil kakaknya waktu ke Jerman dan memotret sang adik yang lagi koma. Karena saat itu Hyeri ingin tahu kondisi kakaknya yang selanjutnya.

Tapi setelah melihat fotonya, Hyeri mengembalikan foto itu pada Hyo jung dengan alasan dia tidak kuat melihat kakak ke dua nya yang saat itu terbaring lemah. Jadilah Hyo jung yang menyimpan foto Jimin.

"Ketemu juga." Gumam Hyeri dan langsung pergi gitu aja

"Woy JUNG! Kamu mau kemana?! Beresin lagi kamarku!!" Teriak Hyo Jung

"Marga kamu juga Jung." Sahut Hyeri santai dan memasuki kamarnya kembali

Hyeri memperlihatkan foto itu pada Jimin.

"Mirip banget sama kamu, Jim." Ucap Namjoon

"Iya. Jangan-jangan itu kamu lagi." Sahut Seokjin

Jimin hanya diam memperhatikan foto itu. "Aku tidak tahu." Sahutnya

"Kamu inget nggak, bagaimana masa lalumu?" Tanya Hyeri

Jimin menggelengkan kepalanya. “Aku tidak ingat apapun."

Semuanya menghela nafas, sedangkan Jimin masih meneliti foto itu.

“Apakah itu benar-benar aku?”

Unduh sekarang dan klaim hadiahnya
Scan kode QR dan unduh aplikasi Hinovel