Pustaka
Bahasa Indonesia
Bab
Pengaturan

Bab 4

Hari kedua di saat aku sampai di tempat kerjaku, aku pun menerima sebuah buket bunga yang besar, di kartu ucapannya tertulis:

"Hadiah Hari Valentine yang datang terlambat, Bebi jangan marah lagi."

Orang yang mengirimnya adalah Prayoga.

Di tengah buket bunga mawar ada sebuah kotak kecil, saat aku membuka kotaknya, ada sebuah kalung berlian di dalamnya, setengah tahun yang lalu aku pernah mengatakan bahwa aku menyukai kalung ini.

Buket bunga mawar juga kubuang ke tempat sampah, melihat harga kalung yang lumayan mahal, aku mencari orang yang ku kenal untuk mengembalikan kalung ini kepadanya.

Siang hari dia pun datang ke kantor atasanku, takut aku menolak untuk bertemu dengannya, dia menggunakan tujuan membahas masalah pekerjaan untuk menyuruh atasanku memanggilku masuk ke dalam ruangannya.

Atasanku menatapku dengan pandangan penuh pengertian, dia berjalan keluar dari kantornya.

Prayoga mendorong kalung berlian ke depanku dengan wajah serius, lalu bertanya dengan nada tidak senang, "Apa maksudmu? Kamu tidak menyukainya?"

Aku dengan tenang menatapnya dan menjawab, "Tidak suka, mulai dari sekarang, aku tidak menyukaimu dan semua barang pemberianmu."

Setelah itu, aku berdiri dan berjalan keluar, tetapi dia menahan tanganku.

Pandangannya penuh dengan emosi yang bergejolak, dia menatapku dengan intens, "Vanessa Rahman, kali ini kamu sudah kelewatan."

"Aku mengizinkanmu untuk marah, tetapi kamu juga harus tahu batasan, kalau sikapmu terlalu kelewatan, hubungan kita akan terluka."

Aku menatapnya dan bertanya dengan nada sinis, "Prayoga, coba kamu pikirkan dengan baik, apakah kamu mempunyai perasaan kepadaku?"

"Takutnya kamu tidak sadar bahwa orang yang kamu cintai adalah Jihan?"

"Di dunia ini juga masih banyak pria lainnya, aku juga mempunyai teman masa kecil, bagaimanapun semua orang tumbuh besar dari masa kecil, siapa yang tidak mempunyai teman masa kecil."

Matanya dipenuhi pandangan amarah, dia berkata, "Vanessa, apakah kamu sudah mencintai pria lain jadi sekarang kamu menggunakan alasan ini untuk meminta putus denganku?"

Haha, dia tidak akan pernah merasa bahwa dia yang salah, dia juga tidak akan pernah mengakui semua perbuatannya yang telah melukai hubungan kita. Aku malas berdebat dengannya lagi.

"Kalau kamu berpikir seperti itu, maka aku juga tidak bisa membantahnya lagi."

Aku langsung berjalan keluar dari kantor atasanku tanpa melihatnya lagi.

Dia adalah orang yang sangat menjaga nama baiknya, jadi dia tidak akan mengejarku.

Saat atasanku melihatku berjalan keluar, dia bertanya dengan penasaran, "Bagaimana proyek kerja sama kita?"

Aku langsung menjawabnya dengan jujur, "Gagal total."

Atasanku memperingatkanku, "Kalau kerjaanmu tidak bagus maka bonusmu juga akan hilang."

"Tenang saja, aku pasti akan mencari proyek yang lain."

Perusahaan Prayoga adalah salah satu mitra perusahaan tempat aku bekerja, hubunganku dengannya sudah berakhir, ini membuat atasanku takut masalah pribadi kita akan mempengaruhi proyek perusahaan, jadi dia pun memperingatkanku.

Aku tidak memedulikannya lagi, selanjutnya waktuku hanya dihabiskan untuk menjaga hubungan kerja sama dengan perusahaan lain dan mencari proyek baru lainnya, hari-hariku sangat memuaskan.

Atasanku tidak berkomentar lagi saat melihat kinerjaku yang terus meningkat.

Setiap hari Prayoga akan mengutus orang untuk mengantar hadiah ataupun makan siang untukku, yang bisa aku buang akan aku buang, yang tidak bisa dibuang juga kukembalikan, semua makan siang yang diberikannya juga aku bagikan kepada teman kerjaku.

Dia menggunakan alasan membahas masalah pekerjaan untuk datang ke tempat kerjaku, saat dia melihat makan siang yang diberikannya kepadaku habis dimakan oleh teman kerjaku dan kebanyakan adalah teman kerja pria, wajahnya langsung berubah muram, dia bertanya padaku, "Apakah kamu menyia-nyiakan perasaanku dengan cara seperti ini?"

Dia juga tahu aku sedang menyia-nyiakan usahanya, dulu aku merajut sebuah syal untuknya, saat syal itu dipakai oleh Jihan, mengapa dia tidak merasa dia sedang menyia-nyiakan perasaanku untuknya?

Sebaliknya dia mengatakanku terlalu sensi, dia berkata Jihan mudah kedinginan, memangnya kenapa kalau syal itu dipinjamkan kepadanya?

Sekarang aku membalasnya dengan ucapan yang sama, "Untuk apa kamu sepelit ini? Teman kerjaku sudah sangat lelah, memangnya kenapa kalau mereka makan makanan yang kamu siapkan di saat mereka sudah kelaparan?"

Dia terdiam sesaat, sambil menahan emosinya dia pun berkata, " Vanessa, apakah kamu harus bersikap sependendam ini?"

"Setelah bertengkar begitu lama, apakah kamu masih belum puas?"

"Kalau kamu benar-benar sangat terganggu dengan hubunganku dan Jihan maka ke depannya aku tidak akan menemuinya lagi."

Dia tidak tahu hari ini Jihan akan datang ke tempat kerjaku untuk melihat-lihat.

Kebetulan ucapannya ini didengar oleh Jihan yang berniat berlari menghampirinya.

Sebuah wajah yang awalnya sedang tersenyum manis langsung berubah pucat.

Unduh sekarang dan klaim hadiahnya
Scan kode QR dan unduh aplikasi Hinovel