Pustaka
Bahasa Indonesia
Bab
Pengaturan

Bab 2

Sore hari saat aku keluar rumah untuk membuang sampah, aku melihat Prayoga sedang bersandar di depan pintu apartemenku sambil merokok.

Gayanya yang terlihat elegan dan santai pun telah membuatku jatuh cinta berkali-kali padanya.

Sekarang, aku tidak akan dibohongi oleh penampilan luarnya yang begitu memukau.

Aku berjalan melewatinya seperti tidak melihatnya dan menekan tombol lift.

Dia mematikan rokoknya dan mengejarku, dengan suara lembut berkata, "Nessa, aku tidak memberitahumu karena aku takut kamu salah paham, jangan marah lagi ya."

Aku berjalan memutarinya.

Tangannya yang panjang menarikku ke depan tubuhnya.

Dengan pandangan lembut, "Kali ini memang kesalahanku, bisakah kamu memaafkanku, kita bisa mendaftarkan pernikahan kita kapan saja ...."

"Kapan saja bisa kecuali hari di mana kita sudah membuat janji, bukankah begitu?" Aku memotong ucapannya.

Dia dibuat terdiam oleh balasanku, dia hanya terus meminta maaf dengan suara lembut.

Setelah itu dia mengajakku makan malam bersama untuk merayakan ulang tahun Jihan.

Aku tersenyum sinis, aku sedang memikirkan cara untuk membalasnya atas rasa sakit yang kuterima hari ini, kebetulan wanita murahan itu datang mencari masalah.

Dulu dia selalu berperilaku genit kepada Prayoga di depanku. Lihat saja bagaimana aku akan memberinya pelajaran hari ini.

"Baik, ayo pergi."

Mobilnya sudah berhenti di bawah, setelah aku selesai membuang sampah, aku naik ke dalam mobilnya dan disuguhi oleh aroma manis dari parfum wanita.

Ini adalah parfum favorit Jihan.

Aku merasa mual, jadi aku langsung pindah ke kursi belakang.

Prayoga mengejek dirinya sendiri, "Baik, hari ini kamu jadi bos, aku akan menjadi supirmu."

Aku menjawabnya dengan nada datar, "Aku mana berani. Aku hanya tidak tahan atas aroma yang memualkan ini dan takut muntah di hadapanmu."

Dia melirikku dari kaca spion dan berkata dengan nada tak berdaya, "Jangan salah paham, kalau kamu tidak suka orang lain duduk di kursi depan, ke depannya aku tidak akan membiarkan dia duduk di sini lagi."

Kalau dulu, saat mendengarnya mengatakan hal ini, maka aku akan memikirkan apakah ucapannya bisa dipercaya atau tidak. Sekarang, aku hanya memikirkan diriku sendiri.

Di dalam ruangan VIP sudah penuh dengan tamu undangan.

Saat kita berdua berjalan masuk, semua orang menatap ke arah kita.

Di bawah tatapan semua orang, Yoga menggandeng tanganku, aku melirik ke arahnya dan membiarkannya.

Jihan segera berdiri dari duduknya, dengan senyuman yang tidak pernah berubah, "Kak Yoga, Kak Nessa, baguslah kalau kalian berdua bisa datang bersama."

"Kak Nessa, aku kira kamu tidak akan datang karena marah padaku? Apa yang dikatakan Kak Yoga memang benar, Kak Nessa tidak akan marah, dia menyuruhku untuk tidak memikirkannya."

Huh, dia takut teman masa kecilnya merasa bersalah, jadi dia tidak lupa untuk menenangkannya terlebih dahulu.

Aku memaksa untuk tersenyum dan berkata, "Iya, aku tidak hanya tidak akan pernah marah, tetapi ingatanku juga sangat buruk, aku lupa mempersiapkan kado ulang tahunmu."

Prayoga segera mengeluarkan sebuah kotak kado yang sudah terbungkus cantik sambil berkata, "Ini adalah hadiah dariku dan Kak Nessa, selamat ulang tahun!"

Setelah Jihan menerimanya, dia langsung membuka kado ulang tahunnya, dia dengan terkejut mengeluarkan isinya yang ternyata adalah perhiasan model terbaru Kalung Heart Of Ocean, dia sengaja berbicara dengan suara keras, "Ah! Bukankah ini adalah Heart Of Ocean yang sudah lama diinginkan oleh Kak Nessa? Aku kira kamu membelinya untuk diberikan kepada Kak Nessa sebagai hadiah Hari Valentine, aku tidak menyangka ini adalah hadiah yang kalian siapkan untukku. Kak Yoga, mengapa kamu bisa tahu aku juga menyukainya? Aku sangat senang!"

Haha, aku tidak tahan untuk tidak menjulingkan mataku, tanpa menjawabnya aku langsung duduk di kursi kosong.

Tamu yang berada di sekitar pun terus memandang kita karena takut akan melewatkan adegan tak terduga.

Prayoga terbatuk sekali, "Itu, Nessa juga punya."

"Kak Nessa, tidak masalah jika kita memakai barang yang sama bukan?"

Dia mengedipkan matanya dengan tak bersalah.

Aku tersenyum.

"Tidak masalah, karena sepertinya semalam aku telah membuang punyaku ke tong sampah, tidak tahu siapa yang akan memungutnya, yang akan berjodoh memakai kalung yang sama denganmu." Wajah Jihan memucat, tangannya yang sedang memegang kalung pun bergetar, dengan suara bergetar dia bertanya kepada Prayoga.

"Kak Yoga, apakah benar?"

Saat Prayoga melihat ekspresinya yang sangat rapuh, dia pun tidak tega untuk berkata sejujurnya dan membohonginya, "Nessa hanya bercanda denganmu."

Aku tertawa lagi ,"Benar, aku tidak hanya tidak pernah marah, aku masih suka bercanda."

Saat Prayoga mendengar nada bicaraku mulai kasar, dia melembutkan suaranya dan berkata, "Apa yang kamu suka? Aku akan membeli semuanya untukmu."

Melihat tatapan semua orang yang penuh dengan rasa penasaran, aku juga memainkan gelas yang berada di depanku sambil berkata dengan nada datar, "Aku juga tidak akan menyukai semua barang yang kamu berikan padaku, jadi kamu tidak perlu lelah memikirkannya lagi."

"Oh iya, tujuanku datang adalah untuk memberitahu kalian semua bahwa aku dan Prayoga sudah putus."

Ucapan yang penuh dengan kepalsuan dari Jihan dimulai lagi, "Kak Nessa, kamu jangan marah, bagaimana kalau aku kembalikan kalung ini kepadamu, jangan karena aku, hubungan kalian jadi terpengaruh."

Unduh sekarang dan klaim hadiahnya
Scan kode QR dan unduh aplikasi Hinovel