Bab 14 Mengapa Presdir Raymond Cemburu?
Theresa mengangkat tinggi lehernya yang panjang seperti leher angsa, pandangannya pun mengarah ke Gabrielle yang terus menunjuknya.
"Kamu akan tahu setelah bertanya padanya."
Saat ini Gabrielle masih batuk tanpa henti, seluruh wajahnya pun sudah merah, beberapa kali menunjuk ke arah Theresa dengan tatapan penuh amarah, tetapi dia sama sekali tidak bisa mengatakan apapun.
Melihat keadaan seperti ini, Caroline dengan kecewa menatap Theresa, dengan sedih berkata, "Theresa, bagaimanapun Gabrielle juga termasuk setengah adikmu, walaupun tadi ucapannya di dalam ruangan sedikit kasar, tetapi dia sudah meminta maaf padamu, mengapa kamu masih membalasnya dengan cara seperti ini?"
"Dia hanyalah seorang gadis kecil, Theresa yang dulu jelas-jelas sangat baik hati, mengapa sekarang kamu berubah menjadi seperti ini?"
Setelah ucapannya didengar oleh semua orang, semua orang pun mulai curiga bahwa Theresa sedang membalas dendam kepada Gabrielle.
Gabrielle langsung menganggukkan kepalanya tanpa henti, sambil batuk sambil menangis, dia terlihat sangat kasihan.
Semua orang mulai berbisik-bisik membahas masalah ini, bagaimanapun korban masalah ini adalah putri Grup Basiroen, jadi semua orang pun membela Gabrielle, semua orang mulai menyalahkan Theresa.
Raymond tidak mengatakan apapun, sedari tadi hanya terus melihat Theresa, pandangannya sangat serius dan berat.
Theresa dibuat tidak nyaman oleh pandangannya, sambil tersenyum dingin sambil bertanya, "Kamu tentu saja sangat jelas dengan sifat adikmu sendiri, jangan-jangan kamu mengira akulah yang sengaja mencari kesempatan untuk membalasnya?"
Dia mengatup rapat bibirnya, sampai sekarang masih tidak berbicara, ekspresinya ada sedikit tidak jelas.
Theresa tersenyum menertawakan dirinya sendiri, dia merasa pertanyaannya sangat konyol, kapan Raymond pernah memercayainya?
Tetapi tidak peduli apakah Raymond memercayainya atau tidak, dia pun malas menjelaskannya.
Sewaktu dia membalik badan dan berencana untuk berjalan pergi, beberapa putri keluarga kaya yang biasanya dekat dengan Gabrielle pun menghalangi jalannya.
"Tunggu! Setelah memukul orang juga melarikan diri? Bagaimana mungkin bisa semudah ini!"
"Benar, kalau hari ini kamu tidak memberi sebuah penjelasan kepada Gabrielle, maka jangan harap kamu bisa berjalan keluar dari pintu ini."
Theresa dengan tidak peduli menghela napas, sewaktu dia bersiap-siap melawan ucapan mereka, dia pun melihat Havel berjalan memasuki kerumunan orang dan berdiri di hadapannya.
Sewaktu beberapa putri orang kaya melihat kedatangan Havel, semua pasang mata pun bersinar terang, lalu mereka mulai membakar-bakar perbuatan Theresa.
"Presdir Havel, kali ini Anda sudah melihat dengan jelas 'kan, wanita ini sangat jahat dan kejam, sifatnya sangat menakutkan!"
"Benar Presdir Havel, Anda harus membantu Gabrielle menegakkan keadilan, terlebih lagi bagaimana mungkin wanita ini bisa cocok dengan Anda yang memiliki status tinggi."
Wajah Havel sama sekali tidak mempunyai ekspresi apapun, dia membuka dasinya kemudian melepaskan jasnya secara perlahan-lahan.
Sewaktu semua orang sedang tenggelam dalam pemandangan menarik ini, dia juga meletakkan jasnya di bahu Theresa dengan lembut, pandangannya pun penuh dengan kasih sayang.
"Sudah malam, jangan sampai kedinginan."
Semua orang dibuat syok oleh adegan ini, awalnya beberapa orang yang sedang mengatakan hal buruk tentang Theresa pun terdiam.
Para putri keluarga kaya sangat iri dengan Theresa, mereka begitu membencinya sampai menggunakan tatapan mereka untuk membunuh Theresa.
Havel memeluk bahu Theresa seperti di samping mereka tidak ada orang lain, "Waktu sudah larut, kita pulang sekarang ya."
Theresa menganggukkan kepalanya.
Sewaktu kedua orang ini baru memutar kepala, suara Caroline yang tidak senang pun terdengar dari belakang mereka.
"Presdir Havel, dia menindas Gabrielle adalah sebuah fakta yang tidak bisa dipungkiri, apakah Anda masih tetap mau membelanya?"
Havel memutar kepalanya, pandangannya juga bertabrakan dengan pandangan Raymond, "Gadis kecilku tidak akan mencari masalah dulu, kecuali ada orang yang menyerangnya, kalau Presdir Raymond tidak percaya, Presdir Raymond boleh periksa CCTV, kalau masih tidak puas, boleh langsung memanggil polisi untuk memeriksa jelas semua kejadian."
Panggilan gadis kecilku pun terdengar sangat intim dan penuh kasih sayang.
Raymond tercengang.
Melihat kedua orang itu sangat dekat, apakah mereka sudah saling mengenal sewaktu Theresa masih menjadi istrinya?
Dia mengepalkan tangannya, pandangannya mengarah ke Theresa yang berada di dalam pelukan Havel, suaranya dengan sangat serius berkata, "Apakah kamu pernah bersalah padaku?"
Kerumunan tamu pun dibuat terkejut oleh ucapannya.
Ucapan Presdir Raymond, mengapa terdengar... sedikit cemburu?
Theresa seperti telah mendengar sebuah lelucon, dia membalas tatapannya.
"Menikah 3 tahun, aku sama sekali tidak pernah melakukan hal yang mengkhianatimu. Mengenai pertanyaanmu tadi, seharusnya ditanyakan olehku." Setelah dia mengatakannya, pandangannya dengan menyindir melihat ke arah Caroline yang sedang memeluk Gabrielle.
Kemudian tanpa memutar kepala lagi, dia berjalan meninggalkan Eastern Hotel bersama Havel.
Seluruh tamu pun heboh!
