Bab 6 Penindasan
Saat ini, wanita ini melepas sepatu bot kulit kecilnya dan meletakkannya di tepi sungai. Dia menarik celananya dan masuk ke dalam air, air sungai yang jernih memperlihatkan kaki putihnya.
Dia juga menyingsingkan lengan bajunya lalu menundukkan kepalanya, melihat ke dalam air dengan saksama.
"Hei, Lou Qi, kamu tadi sudah mengambil kayu bakar, kemarilah, aku akan memberimu ikan panggang!" Ying berteriak kuat sambil mengangkat ikan panggang yang tertusuk di ranting pohon, "Aku memanggangnya sendiri untukmu, kemarilah untuk berterima kasih kepadaku."
Lou Qi mengabaikannya, dia tidak mengangkat kepalanya dan terus melihat ke dalam air.
Ying mencibir dan berkata kepada pengawal yang juga sedang memanggang ikan, "Wanita itu pasti tidak tahu kalau ikan kod di sungai ini sangat licin, dia pikir ikan akan berenang ke arahnya dan membiarkannya menangkapnya."
Barusan, dua pengawal pergi menangkap ikan dalam waktu yang lama hanya bisa mendapatkan lima ikan, lagi pula ikannya juga tidak besar, tidak cukup untuk mereka para pria makan.
Begitu kata-katanya selesai dilontarkan, Lou Qi bergerak.
Dia memasukkan tangannya ke dalam air dengan cepat lalu berdiri tegak, kemudian seekor ikan besar di tangannya meronta-ronta mencipratkan air!
Para pria itu tercengang.
Katanya sangat licin?
Katanya tidak besar?
Ini ikan kod yang sangat besar!
Lou Qi dengan gerakan natural melemparkan ikan itu ke rerumputan di tepi sungai, membiarkan ikan itu menggelepar. Kemudian dia membungkuk dan melihat ke dalam air lagi, sebelum mereka sempat merespons, dia telah mendapatkan ikan lagi. Dia berdiri tegak, terlihat seekor ikan di cengkramannya. Sisik peraknya berkilauan samar di bawah sinar matahari, bahkan ikannya lebih besar dua kali lipat dari ikan yang mereka tangkap.
Ying tercengang dan melupakan ikan yang ada di tangannya, ketika tercium bau gosong dia baru tersadar kembali dan buru-buru mengangkat ikan dari api namun sudah terlambat, ikan sudah gosong menjadi arang. Pengawal yang menangkap ikan menatapnya dengan sedih, dia telah berkerja keras untuk menangkap lima ekor malah di sia-siakannya seekor!
Suara air terdengar semilir, Lou Qi sudah mendarat di tepi sungai dan berjalan ke arah Shen Sha yang sedang duduk diam di samping. Dia berkata sambil mengulurkan tangannya. "Pinjamkan aku belatinya."
Keterkejutan dan keterpesonaan di mata Lou Qi ketika pertama kali melihatnya telah menghilang, sekarang Lou Qi menatapnya dengan tatapan jernih. Shen Sha menatap wanita pemberani ini, dia terdiam sejenak lalu tangannya menuju ke arah pinggang kemudian melepas belati dan menyerahkan kepadanya.
"Terima kasih!"
Lou Qi mengambil belati dari tangannya, lalu mengeluarkan belati itu dari sarungnya, dia bersiul, "Sepertinya barang bagus!" Setelah berkata, dia membawa belati dan pergi untuk membunuh ikan.
Ying terhuyung-huyung dan hampir jatuh. Melihat Lou Qi memegang belati dengan terampil untuk menghilangkan sisik ikan, dia merasa deretan burung gagak terbang melewati dahinya.
Itu... itu adalah senjata paling kuat yang ada di dunia, belati Po Sha yang terbuat dari besi hitam Tian Shan dan esen darah binatang buas! Tidak ada yang bisa menandingi Po Sha! Entah berapa banyak orang ingin melihat bentuk asli dari Po Sha dan berapa banyak master hebat yang menginginkan Po Sha! Harganya tak ternilai dan tak tertandingi di dunia,.Melalui berbagai rintangan, Tuannya baru mendapatkan Po Sha! Sekarang malah diberikan kepada wanita ini untuk membunuh ikan!!! Membunuh..... ikan!!!
Namun, belati itu diberikan secara sukarela oleh Tuannya dan itu yang membuatnya terkejut!
"Hei, Lou Qi, apakah kamu tahu belati ini adalah belati Po Sha?"
"Po Sha? Belati pun punya nama? Sebelumnya aku tidak tahu, tetapi sekarang aku sudah tahu."
Lou Qi tidak peduli, dia membunuh kedua ikan itu dengan gerakan gesit lalu mencuci belati dan meletakkannya di samping dengan begitu saja. Dia berlari ke hutan, beberapa saat kemudian dia berjalan keluar dengan membawa beberapa barang yang dibungkus dengan daun pisang, lalu pergi ke sungai untuk mencucinya, dia menusuk ikan yang sudah dicuci di dahan kemudian memanggil pengawal, "Pria tampan, kemarilah membantuku."
Pengawal itu melirik Ying, kemudian berlari ke arah Lou Qi dan membantunya membawa dua ikan, sementara Lou Qi membawa setumpukan barang. Ketika diletakkan, Ying dan yang lainnya menyadari bahwa itu adalah beberapa buah-buahan liar dan jamur, bahkan ada sepotong kayu kecil.
"Apakah ikan kalian sudah selesai dipanggang? Kalau sudah pinjamkan aku apinya." Lou Qi tidak peduli dengan tatapan mereka, dia mulai sibuk sendiri. Saat berusia tiga belas tahun, dia disebut petualang kuliner oleh teman-temannya, bahan-bahan ini kebanyakan ditemukan oleh dirinya sendiri. Sebagai contoh, jamur liar setelah dipanggang kemudian digiling menjadi bubuk bisa dijadikan sebagai bumbu. Contoh lainnya lagi, seperti ranting pohon Kostus juga bisa dijadikan bumbu jika diambil serbuknya. Serta beberapa buah-buahan kecil liar, seperti biji buah krangean juga memiliki aroma yang kuat, asalkan mengolahnya dengan benar, walaupun di alam liar pasti bisa membuat makanan yang enak.
Namun, dulu di dunia kehidupan zaman modern dia membutuhkan banyak upaya untuk menemukan barang-barang ini di hutan tua, tetapi di sini saat dia pergi mengambil kayu bakar dia sudah langsung menemukannya, bahannya tidak perlu terlalu mewah! Dia hanya mencari bahan-bahan yang dia tahu tetapi masih banyak jamur dan buah yang dia tidak tahu, sepertinya nantinya dia bisa menjelajahinya perlahan-lahan.
"Untuk apa kamu memanggang jamur?" Ying terus memperhatikannya, melihatnya memanggang jamur hingga kering lalu mengiris jamur kering dengan Po Sha dan memasukkannya ke dalam perut ikan, Ying menaikkan sudut mulutnya. Tadi Po Sha digunakan untuk membunuh ikan, sekarang dijadikan pisau dapur, dia benar-benar kasihan terhadap Po Sha.
Selanjutnya, Lou Qi memeras air buah liar dan membalurkannya ke ikan.
"Sebenarnya apa yang kamu lakukan? Buah ini sangat asam, kamu membuat ikan seperti ini apakah bisa di makan? Meskipun ikan ini tidak dibeli dengan uang, tetapi kamu jangan menyia-nyiakannya!"
Lou Qi memelototi Ying yang sedang mengoceh di sampingnya dan berkata dengan marah, "Apa urusanmu? Ini ikan yang ingin aku makan, kamu tidak usah peduli bisa dimakan atau tidak!"
Ying dari awal selalu tidak suka dengannya! Cara dia berbicara selalu menjengkelkan!
Lou Qi mengabaikannya, dia mengambil belati dan mengikis beberapa bubuk kayu halus dari potongan kayu kostus, lalu sambil memanggang ikan dia menaburkannya di atas. Bentuknya seperti serbuk kayu tetapi setelah ditaburkan di atas ikan dan dipanggang dia menjadi meleleh, juga meresap ke dalam daging ikan hingga membuat kulit ikannya berwarna keemasan.
Tiga pengawal lainnya memegang ikan panggang mereka sendiri dan menggigitnya sambil mengawasi gerakannya.
Setelah beberapa saat kemudian, aroma aneh memenuhi udara, ini aroma yang belum pernah mereka cium sebelumnya, tidak bisa mendeskripsikan namun menggoda cacing serakah yang ada di perut mereka hingga membuat mereka merasa ikan yang mereka makan benar-benar sulit untuk di makan!
Shen Sha mengerakkan alisnya, dia melemparkan ikan yang baru saja di makannya dua gigitan ke Ying, "Kamu makan saja." Kemudian dia memandang Lou Qi.
Lou Qi tidak bisa mengabaikan tatapannya, tapi Tuan Besar, apa maksud pandanganmu? Dia mengalihkan pandangannya, membalik ikan, lalu mengambilnya dengan gembira kemudian memanggangnya lagi, tak lama kemudian sudah siap untuk makan!
"Bawa kemari."
"Ah?" Senyum Lou Qi membeku di bibirnya, dia menatap Shen Sha yang menatapnya dengan tatapan dingin.
Shen Sha menyipit matanya, "Bawa ikannya kemari, jika ingin aku mengatakan yang ketiga kalinya, silakan coba."
Lou Qi sangat kaget. Sialan, bukankah kamu sudah punya ikan? Ei, mana ikannya? Lou Qi melihat sekeliling, terlihat Ying memberi isyarat kepadanya dengan ikan panggang hangus yang hanya tergigit dua kali.
Terlalu menindas orang...
Tatapan mata Lou Qi bertemu dengan tatapan mata tajam Shen Sha, dia berjalan ke arahnya dengan kesal sambil membawa ikan lalu menyerahkan satu dan berkata dengan nada negosiasi yang agak lembut, "Kita bagi, masing-masing dapat satu ekor?"
"Satu tidak cukup untuk dimakan." Shen Sha berkata dengan tenang, dia meraih kedua ikannya dengan tangan besar.