Bab 5 Wajah Aslinya
Lou Qi dibangunkan oleh nyanyian burung yang merdu.
Pada awalnya, dia sedikit bingung dan tidak tahu apa yang sedang terjadi, dia masih berpikir dirinya sedang tidur di kuil tempat Biksu Tua. Tempat Biksu Tua itu berada di dalam pegunungan, setiap pagi ada kicauan burung yang merdu. Lou Qi pernah mengeluh burung-burung itu terlalu berisik membuatnya tidak bisa tidur nyenyak, jadi dia membawa senapan ke hutan untuk membunuh burung-burung selama seharian, setelah kembali dia membuatnya menjadi barbekyu. Biksu Tua sangat marah, dia menunjuk serta memarahinya karena tidak memiliki belas kasih dan tidak mencintai alam. Bunga mekar dan kicauan burung adalah arti alam yang sebenarnya. Wanita yang malas, rakus, memiliki hati yang kejam seperti dirinya seharusnya jatuh tenggelam ke dalam dunia abadi dan tidak akan pernah bisa keluar.
Waktu itu, Lou Qi mengejeknya, burung-burung panggang yang ada di tangannya terasa sangat lezat hingga dia tidak menghiraukannya, dia bukan Buddha maupun orang suci, kenapa tidak boleh makan burung? Lelucon.
Tiba-tiba Lou Qi mencium aroma bakaran, dari aroma tersebut tercium aroma daging panggang. Dia mengendus dan segera membuka matanya kemudian duduk, pada saat yang sama perutnya berbunyi.
Hari sudah pagi, sinar matahari keemasan bersinar di wajahnya membuatnya menyipitkan mata. Lalu kenangan tadi malam langsung membanjiri pikirannya membuat raut wajah Lou Qi berubah, kemudian terdengar Ying berkata dari belakang.
"Hei wanita, kalau sudah bangun cepatlah berdiri dan kumpulkan kayu kering."
Lou Qi menoleh, dia melihat sungai kecil berkelok-kelok,yang dikelilingi rumput hijau. Ying dan tiga pengawal lainnya sedang membuat api, ternyata mereka sedang memanggang... ikan.
Dia sedang mencari pria bermata merah namun tidak menemukan keberadaannya. Dia berpikir, selain bisa mengalirkan air mata darah, tidak bisa bergerak dan berbicara, apakah Shen Sha juga tidak boleh terkena matahari?
"Apakah kamu tuli?" Ying mengangkat tangannya dan melempar batu kecil ke wajah Lou Qi.
Lou Qi marah, ketika dia ingin menyerang balik, batu lain terlempar dari arah samping mengenai batu yang dilempar Ying, kecepatannya juga tidak berkurang hingga batu tersebut jatuh ke arah lain.
Begitu Lou Qi menoleh, terlihat pria yang berjalan ke arahnya melawan cahaya.
Pria itu mengenakan jubah hitam dengan lengan ketat, memakai sabuk giok emas di pinggangnya, gaya pakaian kedua ujung lengannya sama, rambut hitamnya di ikat tinggi dan garis rambut di dahinya yang berbentuk M. Dia berlawanan arah cahaya, tinggi badan sekitar 190 cm, bahunya lebar, kakinya juga panjang. Cahaya pagi yang tipis menghalangi punggungnya membuatnya terlihat seperti dewa.
Ketika dia mendekat, Lou Qi terkejut begitu dia mengenalinya wajah yang di lihatnya, Shen Sha!
Tetapi wajah Shen Sha yang sekarang sangat bersih, dia memiliki alis panjang, mata yang gelap. hidung yang mancung, dan bibir yang tipis. Wajahnya jauh lebih tampan dari pria-pria yang di lihatnya di kehidupan zaman modern.
Ternyata setelah membersihkan diri tanpa darah dia terlihat begitu luar biasa!
Ternyata matanya yang berdarah itu bisa kembali normal!
Ternyata dia mengenakan pakaian seperti ini sangat tampan!
Dalam sekejap segala sesuatu yang ada di dunia seperti telah menjadi latar belakangnya, semua kabur, semua redup, tidak ada seorang pun, tidak ada satu pun, yang bisa mengambil kecemerlangannya. Dia adalah cahaya, cahaya yang menyilaukan tetapi juga menyejukkan.
"Mesum." Terdengar suara ejekan Ying, menginterupsi air liurnya yang hampir menetes. Lou Qi kembali ke akal sehatnya dari keterpesonaanya dan memelototi Ying.
Terhadap pria seperti ini, dirinya tergoda sesaat juga termasuk sifat manusia normal.
Lou Qi hendak berkata Tuanmu menyelamatkanku dan tidak membiarkanmu melemparku dengan batu, namun tiba-tiba dia mendengar Shen Sha berkata dengan suara dingin, "Pergi ambil kayu bakar."
"..."
Shen Sha berjalan dari samping tanpa melihatnya, aroma kayu manis yang samar melewati lubang hidungnya, tidak ada bau darah lagi.
Ying tertawa, dia mendekati Lou Qi dan membungkuk ke wajahnya lalu berkata dengan sinis, "Kamu pikir Tuan sedang menyelamatkanmu? Siapa yang memberimu kualifikasi untuk terlalu percaya diri? Tuan menyelamatkanmu hanya saja karena ke depannya kamu harus terus mengikuti Tuan dan Tuan tidak suka melihat ada wajah cacat di depannya. Cepat pergi ambil kayu bakar, kalau tidak jangan berharap ada sarapan!"
Dengan kata lain jika batu yang dia lempar tadi benar-benar mengenai Lou Qi maka akan menghancurkan wajahnya.
Lou Qi mengertakkan gigi dan berbalik badan dengan marah. Sungguh majikan dan bawahan yang terkutuk! Jika bukan karena dia bingung dengan dunia sekarang dan tidak tahu di pegunungan yang dalam ini harus ke mana mencari orang, dia tidak akan mengikuti mereka! Tunggu keluar dari gunung sampai ke kota dia akan menghilang dari mereka!
Tetapi apa yang ingin mereka lakukan di pegunungan yang dalam ini? Shen Sha tidak terlihat seperti orang biasa. Melihat pakaian hitam yang baru saja dia kenakan, meskipun gayanya sederhana namun bahan kainnya jelas lebih unggul, gaya rambut dan batu giok yang ada di ikat pinggang semuanya adalah barang-barang berkualitas tinggi, orang kaya. Lagi pula apa yang dia lihat tadi malam adalah dua kelompok pembunuh yang sedang mengincarnya, kedudukan semakin tinggi musuh akan semakin banyak, siapa pun mengerti prinsip ini.
Terlebih lagi keterampilan akan seni bela dirinya serta temperamennya yang kejam. Dia menginjak jari orang hingga hancur dengan sesuka hati, lalu metodenya yang menghancurkan kepala orang dengan sesuka hati, ckck, sungguh tidak bisa dilakukan orang biasa.
Tidak peduli bagaimana dia memikirkannya dia harus mengikuti mereka terlebih dahulu, oleh karena itu untuk melindungi diri dia harus bersabar.
Sambil memikirkannya, Lou Qi segera mengambil beberapa kayu kering dan membawanya ke api samping sungai.
Ying mengernyitkan alis, ekspresi matanya terlihat terkejut. Wanita ini terlihat rapuh, tidak disangka dalam pekerjaan mengambil kayu kering dia bisa melakukannya dengan gesit! Terlebih lagi, saat dia melirik kayu bakar itu, jelas Lou Qi mengerti akan hal ini, kayu bakar ini sangat kering, sama sekali tidak lembab.
Saat ini, seorang pengawal yang sedang memanggang ikan mengambil seekor ikan dan menyerahkannya kepada Shen Sha yang sedang duduk di atas batu besar di tepi sungai. Shen Sha memandangi ikan itu, lalu mengernyit, dan mengambilnya.
Pengawal itu mundur dan berkata dengan suara rendah, "Sayang Xue tidak disini, keahlianku dalam memanggang ikan sangat buruk."
Ying mencibir, "Keahlian Xue hanya sedikit lebih baik darimu. Sudahlah, ayo cepat panggang, aku sudah kelaparan."
"Ei, apa yang di lakukan Lou Qi?" Dua pengawal lainnya telah menangkap dua ikan lalu membawanya kemari dan mereka melihat Lou Qi berdiri di sisi lain sungai.
Shen Sha juga memperhatikan gerakan Lou Qi. Orang-orang bawahannya semua adalah orang yang suka berlatih ilmu seni bela diri, dan pengikutnya yang telah melewati berbagai rintangan semuanya adalah orang-orang kasar, tidak ada yang pandai memasak. Dia menggigit ikan panggang yang ada di tangannya, rasanya gosong dan bau amisnya sangat kuat. rasa manis dan aroma bakar ikannya hampir tidak terasa, meski dia tidak pilih-pilih makan namun dia juga merasa agak sulit untuk memakannya. Jadi dia hanya memusatkan perhatiannya pada wanita ini, mungkin dengan begini dia bisa memakan ikan itu secara tanpa sadar.
Semalam Ying dan pengawal lainnya tidak melihat wanita ini jatuh dari langit langsung ke pelukan Shen Sha. Dia mengenakan celana panjang putih ketat untuk menutupi kakinya yang panjang dan indah serta mengenakan sepasang sepatu bot pendek, sepatu itu tidak tahu terbuat dari kulit apa tapi terlihat halus, tidak sama dengan sepatu bot kain yang mereka pakai. Baju atasan yang dikenakannya agak longgar lalu dimasukkan ke dalam celana kemudian di pinggang ada ikat pinggang kecil. Sungguh pakaian yang aneh dan tidak sopan, benar-benar tidak tahu malu memperlihatkan lekuk tubuhnya..
Rambutnya diikat ke atas, dia tidak memakai perhiasan sama sekali, bentuk wajahnya kecil dan halus. Dia memiliki bibir merah, gigi putih, mata cerah, tetapi di Po Yu juga banyak wanita cantik. Tampangnya seperti ini sudah termasuk lumayan, namun tidak bisa menjadi wanita cantik yang tiada tara, hanya saja di Po Yu tidak ada orang yang berani naik ke atas dada Shen Sha dan memanggilnya pria bermata merah.
Wanita biasa akan ketakutan setengah mati dan berteriak ketika melihatnya di malam purnama, bahkan tidak berani mendekatinya sama sekali.