Pustaka
Bahasa Indonesia
Bab
Pengaturan

Bab 7

Vely sampai dirumahnya pada pukul 16.15 dan itu membuatnya di Interogasi oleh sang kakak. Beruntung kissmark yang dibuat Sean tertutup oleh kerah baju dan rambutnya sehingga dia tak perlu membuat seribu alasan untuk meyakinkan kakaknya yang cerewet itu.

Vely menaruh tasnya di meja belajar lalu mulai menanggalkan seragamnya. Tangannya menyambar handuk yang digantung dekat lemari kemudian masuk ke kamar mandi.

Vely menyalakan shower dan mulai membersihkan badannya. Setelah selesai, Vely beranjak untuk mengambil handuk dan keluar dari kamar mandi.

Vely menatap dirinya sendiri lewat cermin. Cermin yang besar itu mampu memperlihatkan seluruh tubuh Vely yang masih memakai selembar handuk. Dengan gerakan pelan Vely membuka handuk itu dan sekarang tubuh polosnya terpampang di depan cermin.

Vely memperhatikan setiap lekuk tubuhnya dari ujung kaki sampai ujung kepala. Kaki yang jenjang, pinggang ramping, perut rata, dada yang berukuran sedang, leher jenjang yang terlihat ada  kissmark, wajah cantik dan rambut hitam sepunggungnya yang berkilau. Kulitnya putih dan mulus juga kenyal. Well, dia mirip sekali dengan model wanita yang perfect.

Vely membuka lemarinya lalu memakai pakaian yang tertutup. Ya, dia memang akan memakai pakaian yang tertutup dan sopan jika di rumah. Karena semua pakaian seksinya dia simpan di apartemennya.

Setelah selesai berpakaian, Vely meraih sisir dan mulai menyisir rambut hitamnya yang masih basah. Setelah selesai, dia beranjak keluar dari kamarnya yang berada di lantai dua rumahnya.

Rumah Vely memang tidak seluas mansion, tapi cukup untuk keluarganya. Dengan 5 kamar utama dan 3 kamar tamu. Satu dapur, ruang keluarga, ruang tamu, dan beberapa ruang lainnya.

Vely menuruni tangga menuju lantai satu dan dia melangkah menuju dapur. Perutnya sudah berteriak minta diisi.

Rumahnya sepi karena semua penghuninya sedang keluar, kecuali Vely tentunya. Di rumahnya juga hanya ada satu pembantu yang bertugas membersihkan rumah dan satu tukang kebun. Sedangkan untuk urusan memasak oleh ibunya, kakaknya dan dia sendiri.

Mungkin banyak orang berpikiran Vely itu anak orang kaya yang hidup mewah yang segala keinginannya terpenuhi dan manja. Vely memang manja, tapi dia tidak semanja putri-putri kerajaan yang tak bisa memasak.

Vely sangat pandai memasak bahkan membuat kue. Dia juga pandai beladiri, karena sejak SMP dia mengikuti ekskul karate dan dia juga memegang sabuk hitam.

Vely melihat meja makan yang kosong. Lalu dia membuka kulkas dan hanya ada bahan mentah saja. Dengan cekatan, Vely membawa bahan-bahan untuk dia masak. Dia berencana membuat nasi goreng saja. Selain mudah, juga cepat.

Dengan lincah tangannya memotong-motong bawang juga sayuran. Lalu dia memasukkannya ke wajan yang sudah diberi minyak goreng. Setelah itu dia mengaduk-ngaduknya sebentar. Vely memasukkan sosis dan daging yang sudah matang, hanya tinggal dipanaskan. Lalu dia memasukkan telur disusul oleh nasi.

Setelah selesai, Vely menuangkannya ke piring. Vely tersenyum bangga melihat nasi goreng yang terlihat lezat itu. Perutnya berbunyi lagi. Vely berjalan menuju ruang tv lalu duduk di sofa. Dia menghidupkan televisi. Setelah menemukan tontonan yang menarik, dia menyimpan remote tv nya dan memulai makan sorenya.

Ya itu adalah kegiatannya sehari-hari. Dia tidak diperbolehkan keluar rumah, karena orangtuanya takut dia menjadi anak yang tidak baik. Itulah kenapa dia membeli apartemen tanpa sepengetahuan keluarganya. Saat Vely tidak pulang ke rumah, dia selalu beralasan menginap di apartemen Seanna. Padahal Seanna tidak mempunyai apartemen. Tapi orang tuanya tahu dan sudah sangat mengenal Seanna, jadi mereka selalu percaya dengan alasan Vely. Mereka tidak tahu kalau sebenarnya Seanna dan Vely selalu menghabiskan malam di club.

Well, Vely hanya harus berhati-hati saja agar rahasianya tidak terbongkar atau kalau dia ceroboh, musnah sudah kesenangannya.

.

.

.

Sean pulang kerumahnya disambut hangat oleh kedua orangtuanya. Ya, dia memang jarang pulang ke rumah dan lebih sering pulang ke apartemennya. Sekarang pun dia pulang ke rumah karena paksaan orangtuanya dengan alasan untuk masa depannya. Tapi Sean juga tahu, bahwa kedua orangtuanya ingin menjodohkan dia. Lagi.

Sean masuk ke rumah mewah dan megah itu diiringi ibunda tercintanya. Mereka sampai di ruang tamu dan di sana sudah ada seorang wanita cantik yang sedang duduk dan mengobrol dengan ayah Sean.

Kedua orang yang sibuk mengobrol itu mengalihkan tatapannya pada Sean dan ibunya. Seanna yang pulang bersama Sean lebih memilih meninggalkan ruang tamu dan berjalan menuju kamarnya.

"Laura, maaf ya menunggu lama." Ibu Sean meminta maaf pada wanita cantik tadi atas keterlambatan Sean. Sedangkan Sean cuek-cuek saja.

"Sean kenalkan ini Laura, calon istrimu." Sean menatap Laura yang sedang mengulurkan tangan padanya.

"Laura Feriolla." Sean membalas uluran tangan Laura.

"Sean." Laura hanya tersenyum maklum dengan sikap dingin Sean. Sean memperhatikan Laura dengan seksama. Laura cantik, rambutnya yang terang cocok dengan sikapnya yang ramah dan terbuka. Laura juga memakai pakaian yang sopan, tidak seperti wanita-wanita yang sebelumnya. Dia juga tidak mencoba mencuri perhatian Sean.

Sean berpikir, Laura lebih pantas dari pada Reica. Laura juga tidak kecentilan dan keganjenan pada Sean. Membuat Sean nyaman dengan sifat dan sikapnya.

Tapi otak Sean kembali pada kejadian tadi di kantor. Perasaan Sean gamang, hatinya gundah dan bimbang. Kalau dia menikah dengan Laura, itu berarti dia sudah melanggar prinsipnya sendiri dan yang lebih parah adalah dia sudah menghancurkan prinsip Vely.

Bayang-bayang wajah Vely saat mengatakan prinsipnya yang terlanggar membuat Sean merasa bersalah. Karena dialah Vely melanggar prinsipnya.

Belum lagi apa yang mereka lakukan tadi. Sean hampir saja kehilangan kendali dirinya jika saja Vely tidak melawan. Dia bersyukur Vely melawan walaupun itu menyakitinya.

Sean masih ingat dengan jelas saat dia mencium bibir Vely sebagai yang pertama. Bibir yang berwarna merah muda dan tipis. Sean bahkan masih ingat rasanya.

Sean memejamkan matanya berusaha menyingkirkan pikiran-pikiran itu. Dia harus melupakannya, walaupun itu sulit tapi dia harus berusaha. Sekarang di depannya sudah duduk wanita yang akan menjadi istrinya. Bagaimana mungkin dia masih memikirkan ciumannya dengan Vely?

Sean akan menikah dengan Laura. Ya, dia tidak akan menolak sekarang. Lagi pula Laura tidak seburuk yang sudah-sudah. Apalagi dia seorang model walaupun tidak terlalu terkenal. Cantik dan sopan.

Sean bertekad akan menjalani hubungan yang baik dengan Laura walaupun dia tidak mencintai Laura. Dan dia juga bertekad untuk melupakan ciuman pertamanya dengan gadis kecil yang liar itu. Karena Sean yakin, Vely juga akan berusaha melupakan kejadian itu.

Sean dijodohkan dengan Laura, begitu juga dengan Vely yang dijodohkan dengan Evan. Walaupun mereka melanggar prinsip mereka sendiri, tapi mereka akan memulai prinsip itu dari awal lagi seolah-olah tidak ada yang terjadi sebelumnya.

Unduh sekarang dan klaim hadiahnya
Scan kode QR dan unduh aplikasi Hinovel