Pustaka
Bahasa Indonesia
Bab
Pengaturan

5

Apa yang Crysta butuhkan sudah ia dapatkan. Untuk saat ini apa ada sudah cukup menunjang aktivitasnya. Wanita yang baru saja selesai menerima telepon itu kembali ke sofa tempat dimana Ryu berada.

"Siapa yang menelponmu tadi?" Ryu menatap Crysta.

"Seseorang yang akan menjadi bosku mulai dari sekarang." Crysta duduk di sebelah Ryu.

Ryu mengernyitkan dahinya, "Kau akan bekerja?"

"Ya, di club malam yang kita kunjungi kemarin. Dj utamanya berhenti bekerja karena sakit. Sepertinya kemarin adalah hari keberuntunganku."

"Sebenarnya, kau tidak harus bekerja. Kau bisa menggunakan aku sebisamu."

Crysta menatap Ryu terharu, "Kau benar-benar sugar daddyku."

"Aku serius."

"Aku tahu. Aku tidak bisa terus mengandalkanmu karena dalam 3 bulan hubungan kita selesai. Aku harus membiayai diriku sendiri." Crysta diam sesaat dan kemudian dia memaki, "Oh, shit! Aku lupa sekarang aku milikmu. Hanya saja aku sudah menanda tangani kontrak kerja dengan club itu. Sekalipun kau meminta berhenti aku tidak bisa berhenti karena aku harus profesional."

"Tidak masalah, aku tidak melarangmu bekerja." Ryu pikir apa yang Crysta katakan benar. Dia memang harus bekerja dan tak bergantung pada orang lain. "Malam ini kau akan bekerja?"

"Ya, aku mulai malam ini. Dunia malamku yang indah." Crysta nampak begitu merindukan dunia malamnya.

Ryu tak tahu sejak kapan Crysta menyukai dunia malam, tapi ia pikir Crysta menyukainya sejak kemarin. Pasalnya Crysta sebelum menenggak cairan pembersih lantai tidak akan mendatangi club malam karena mungkin bagi Crysta tempat itu adalah sarang penyamun. Jangankan club malam, mini market di perempatan jalan saja jarang dia datangi. Ryu bukannya mengamati tingkah Crysta di masalalu, ia hanya pernah mendengar itu dari Alardo tapi jangan pikir Alardo mencari tahu tentang Crysta karena Alardo tak peduli sama sekali. Alardo hanya mendengar aduan seorang tetangga Crysta saja, ternyata ada juga yang terusik ketika Crysta jarang keluar rumah, "Oh, iya. Aku lupa menanyakan tentang bagaimana kau bisa bermain alat dj."

"Internet." Crysta menjawab cepat. Hanya itu jawaban yang ia rasa masuk akal. Jika dia mengatakan di kehidupan sebelumnya dia adalah Dj maka dia yakin Ryu akan menganggapnya gila, jadi dari pada dianggap gila lebih baik dia mencari kata yang masuk akal saja.

Ryu tidak yakin, "Hanya dari internet?"

Crysta menganggukan kepalanya, "Ya, aku bisa belajar tanpa praktik. Aku jenius, kan?"

"Y-ya, kau jenius." Ryu mengiyakan itu dengan keraguan.

"Kau mau ke club?"

"Tidak.. Aku ada janji dengan.." Ryu bingung mau menyebutnya apa, dia mencari kata yang terbaik.

"Pacarmu yang lain?"

Ryu menganggukan kepalanya, "Yah, begitulah. Aku memiliki banyak wanita." Ryu bangga sekali dengan kenyataan itu. Wanita mengantri untuk bersamanya, antrian ini mengalahkan panjangnya antrian menonton sebuah box office movie.

"Ah, baiklah."

**

Crysta keluar dari club tempatnya bekerja. Baru 2 hari menjadi dj, namanya sudah diingat oleh banyak pengunjung. Beberapa laki-laki mendekatinya tapi dengan tegasnya Crysta mengatakan jika dia memiliki kekasih.

Crysta bukan tipe wanita tidak setia. Dia punya banyak koleksi pacar tapi mereka bersama setelah Crysta memutuskan pacarnya. Intinya, Crysta tidak suka menikung dan dia juga tidak suka ditikung. Apapun yang berhubungan dengan tikungan dia tidak suka.

Dan sama halnya dengan Ryu. Dia setia pada Ryu tapi hanya 3 bulan saja. Setelah 3 bulan, dia mungkin tak akan mengakui Ryu sebagai mantan pacarnya lebih tepatnya dia akan segera melupakan Ryu. Bagi Crysta, mantan pacar itu tidak boleh diingat apalagi dikenang. Dia tipe wanita yang tidak pernah melihat ke belakang, ya kecuali sedang memundurkan mobilnya, dia pasti akan melihat ke belakang untuk itu.

Crysta masuk ke dalam mobilnya, beruntung seorang Kireina memiliki sebuah mobil yang dikatakan cukup mewah. Setidaknya Crsyta tidak perlu membeli mobil lagi.

Why can't you hold me in the street?Why can't I kiss you on the dance floor?

Suara Perrie terdengar dari ponsel Crysta. Crysta segera meraih ponselnya. Sekarang ponselnya memiliki banyak kontak, bukan hanya Alardo saja. Ah, Crysta masih menggunakan nomor telepon yang sama hanya saja dia mengganti ponselnya dengan keluaran terbaru.

"Ya, Ryu."

"Kau sudah pulang?"

"Aku sedang dijalan. Ada apa?"

"Besok malam kita akan makan malam bersama dengan orangtuaku."

"Baiklah."

"Babe.. Bisakah saat bersamaku jangan menelpon orang lain???" Crysta mendengus, ia yakin saat ini Ryu sedang berada di atas ranjang bersama dengan seorang wanita.

"Aku pikir hanya itu saja. Aku akan menjemputmu jam 7."

"Okey."

**

Ryu menggenggam tangan Crysta, membawanya masuk ke dalam rumah orangtuanya.

"Keluargamu sangat kaya." Crysta mengamati sekelilingnya. Barang-barang di dalam rumah itu adalah barang-barang yang dijual dengan harga mahal dan ada juga yang hanya dibuat kurang dari 100 buah di dunia. Seperti sebuah tembikar kuno yang Crysta yakini itu asli. Entah berapa banyak angka 0 untuk harga satu buah tembikar itu.

"Kau bisa memiliki kekayaan ini jika kau menikah denganku." Ryu menggoda Crysta.

Crysta tertawa pelan, "Aku tak akan menikah dengan pria manapun kecuali Alardo."

"Hell, kau baru saja mematahkan hatiku."

"Aku akan mematahkan hati banyak pria untuk satu Alardo. Tapi, sekarang kita sedang menjalin hubungan, bisakah kita tak membahas Alardo?"

"Ide bagus. Aku juga muak membahas pria menyebalkan itu."

Crysta tertawa lagi, "Kalau begitu putuskan hubungan pertemanan kalian."

"Aku sudah mencobanya, tapi Alardo menempeliku seperti lintah. Dia tidak bisa kehilangan sahabat yang hangat sepertiku."

"Hangat? Apa mungkin kau pernah berada satu ranjang dengannya dan menghangatkannya?"

Ryu menatap Crysta horor, "Imajinasimu makin liar saja. Jika kau benar-benar mengarang sebuah novel aku yakin itu akan laku keras."

"Tidak, aku tidak suka menulis." Tapi Kireina suka menulis. Itu terbukti dari buku diarynya yang mencapai 10 buku. Mungkin jika aku akan menjadi penulis aku akan membuat kisah nyata dari kehidupan Kirei. Crysta menggelengkan kepalanya karena hobi Kireina menulis diary.

"Biasanya seorang wanita suka menulis diary. Aku pikir kau juga suka."

"Aku tidak. Aku bukan tipe wanita yang bercerita dengan buku. Lagipula aku tidak punya masalah yang bisa aku tuliskan. Hidupku terlalu sempurna."

Ryu menaikan alisnya, hidupnya sempurna? Yang benar saja.

Mereka melangkah ke meja makan, di sana sudah ada orangtua Ryu. Tatapan mata kedua orangtua Ryu tertuju pada Crysta. Tak ada yang salah dari penampilan Crysta, ia luar biasa cantik malam ini dan Ryu sang casanova mengakui itu.

"Mom, Dad, ini kekasihku, Kireina Crystabel." Ryu memperkenalkan Crysta setelah mereka sampai di depan orangtuanya.

Angellyn, ibu Ryu terlihat menilai Crysta, "Silahkan duduk." Dia mempersilahkan Crysta untuk duduk.

"Terimakasih, Aunty." Crysta duduk di tempat yang disediakan oleh Ryu. Pandangan penuh cinta Ryu benar-benar mengagumkan. Sandiwaranya luar biasa sempurna. Ini menunjukan jika Ryu sering sekali membohongi orangtuanya. Crysta yakin, manusia seperti Ryu adalah manusia yang tidak bisa dipercaya sama sekali. Lihat saja wajahnya yang mendadak bijaksana itu. Nyatanya tadi dia melihat Ryu seperti penggoda wanita dan sekarang dia terlihat seperti anak baik-baik. Entah sudah berapa wanita yang dia tipu dengan wajah itu. Crysta tak mau menghitungnya, dia mungkin akan meminjam banyak tangan orang jika memaksa menghitung. Baik, abaikan dulu tentang hitungan itu. Omong-omong tentang matematika, Crysta suka pelajaran itu. Dulu saat dia sekolah nilai ujian matematikanya mendekati sempurna, 97, 5, dan nilai itu tertera indah di ijazahnya. Jadi jangan main hitung-hitungan dengan Crysta karena dia tahu benar hitungan itu macam apa.

Sesi interogasi dimulai, orangtua Ryu menanyakan Crysta bekerja dimana. Crysta menjawab sejujurnya. Dia bekerja sebagai seorang Dj di sebuah club malam. Orangtua Ryu tidak suka jenis pekerjaan itu, mereka mencari-cari kesalahan Crysta tapi hanya masalah pekerjaan itu saja yang bisa mereka temukan, sementara yang lainnya Crysta sempurna. Dia tidak memiliki kekurangan apapun. Wajah cantik dengan otak yang cerdas. Ini lucu, ketika ibu Ryu menanyakan tentang soal pelajaran pada Crysta, itu seperti sedang ujian akhir sekolah. Dan Crysta tidak tahu jika pertanyaan sekolah juga digunakan untuk menentukan pasangan anak.

"Kau bisa masak?"

Dan pertanyaan ini membuat Crysta diam sejenak, "Aku tidak begitu pandai memasak, tapi aku bisa belajar dengan cepat untuk membuat Ryu tidak makan diluar rumah. Tak ada yang tidak bisa dipelajari ketika aku bersungguh-sungguh." Jawaban Crysta membuat Ryu melongo tak percaya.

Samar, senyuman liciknya terlihat. Dia tidak salah pilih orang. Ini baru namanya hebat. Crysta tidak terintimidasi sama sekali. Luar biasa. Semuanya akan berhasil, Ryu yakin sekali dengan ini.

"Untuk menjadi menantuku, kau harus sempurna untuk segala hal. Pekerjaanmu bisa diterima karena nanti kau akan berhenti ketika kau menikah dengannya. Mengenyangkan perut suami adalah tugas seorang istri."

Salah, ada hal lain yang lebih dari mengenyangkan perut suami. Memanjakan penis suami. Crysta ingin menjawab itu, "Ya, aku tahu, Aunty. Aku akan lakukan yang terbaik untuk menyenangkan Ryu." Crysta memilih jawaban lain. Dia akan dilempari pisau oleh ibu Ryu jika dia mengatakan apa yang dia pikirkan tadi.

"Ah, Sweet pie, kau benar-benar manis." Ryu mencubiti pipi Crysta pelan.

Sweet pie? Gosh, yang benar saja. Apa Ryu tidak punya panggilan lain untuk Crysta. Kenapa terdengar sangat menggelikan. Jika Ryu menganggilnya seperti itu maka dia harus memanggilnya apa? Hot chocolate? Pudding? Orange juice? Yang benar saja. Tidak, Crysta tidak akan menggunakan panggilan aneh itu.

**

Makan malam usai. Hasilnya orangtua Ryu membatalkan perjodohan Ryu dengan Arrabelle. Seperti dugaan Ryu, Crystabel memang bisa memuaskan hati kedua orangtuanya. Pekerjaan yang banyak mengangdung hal negativepun menjadi debu dan tertutupi oleh kecerdasan dan tata krama Crysta yang baik.

"Jangan memanggilku sweet pie lagi, itu terdengar menggelikan." Crysta sepertinya sangat terganggu dengan panggilan itu.

Ryu tertawa pelan, "Tapi aku menyukainya. Sepertinya bagus jika kita memiliki panggilan sayang yang tidak sama dengan orang lain. Coba aku pikirkna kau harus memanggilku apa...," Ryu nampak berpikir sejenak. "Cutie pie."

Crysta tersedak salivanya sendiri, "Gosh, kau serius? Dari mananya kau ingi menggemaskan hingga minta dipanggil seperti itu?"

"Aku ini menggemaskan dan tampan. Panggilan itu cocok untukku apalagi ketika kau yang menganggilku seperti itu. Sweet Pie dan Cutie Pie. Bagaimana serasi mereka."

Crystabel hanya menghela nafasnya, ia membuang tatapannya ke luar kaca mobil.

"Suka-suka kau sajalah."

Ryu menang.

Unduh sekarang dan klaim hadiahnya
Scan kode QR dan unduh aplikasi Hinovel