Pustaka
Bahasa Indonesia
Bab
Pengaturan

5. Play With Rachel's Husband

Chapter 5

"Sayang..." Paris memanggil suaminya, ia berjalan dengan langkah kaki cepat menurun menuruni anak tangga kemudian segera menghampiri Arsen yang sedang duduk menikmati sarapannya paginya. Itu adalah dua hari setelah Paris berkenalan dengan Shane.

Arsen meletakkan garpu di tangannya lalu mengambil lap bersih untuk menyeka bibirnya. "Selamat pagi, sayangku."

"Kau tidak membangunkanku," rengek Paris yang langsung duduk di pangkuan Arsen.

"Tidurmu sangat nyenyak, aku tidak ingin mengganggumu." Arsen membenarkan posisi duduk Paris agar dapat duduk nyaman di pangkuannya. Matanya menatap dada Paris yang tegak di balik gaun tidur yang terbuat dari sutra mahal.

"Kau tidak memikirkan perasaanku, aku ingin melihatmu sebelum kau pergi bekerja," ucap Paris dengan nada manja.

Pria mana yang tidak bertekuk lutut jika memiliki istri cantik jelita dan selalu bersikap manis serta berperilaku menggemaskan.

Sudut bibir Arsen terangkat, ia meletakkan sebelah tangannya di atas kepala Paris. "Maafkan aku, aku sangat ingin bersamamu sepanjang hari."

"Benarkah? Kalau begitu tetap di rumah, temani aku sepanjang hari ini. Bagaimana?" Paris mengalungkan kedua lengannya di leher suaminya, bergelayut manja.

"Aku akan mencari waktu tepat nanti, tidak hari ini," ucap Arsen seraya memindahkan kedua telapak tangannya di pinggang Paris.

Paris mendaratkan bibirnya di dagu suaminya dengan sangat sensual ia menyapukannya hingga ke dekat telinga Arsen.

"Jangan menggodaku," ucap Arsen dengan suara parau.

"Sayang, aku sedang merasa sangat bosan, bolehkah aku ikut pergi ke perusahaan?" tanya Paris dengan nada memelas.

"Kau akan semakin bosan jika tinggal di perusahaan, lebih baik kau pergi berbelanja," jawab Arsen mencoba memberikan solusi. Paris mengikutinya ke perusahaan adalah sebuah bencana, ia tidak akan bisa bekerja karena istrinya terus saja menggayuti tubuhnya.

"Tidak, aku tidak ingin melakukannya," rengek Paris. Ia justru memindahkan lengannya ke pinggang Arsen lalu mendekap erat pinggang itu seperti gurita yang menempelkan tentakelnya.

"Lalu apa maumu?" tanya Arsen dengan nada membujuk.

Diam-diam Paris menyeringai di balik tubuh Arsen. Wanita licik penuh tipu daya itu sedang menyusun rencana liciknya.

"Ayo kita pergi berbulan madu, ulang tahun pernikahan kita belum sempat dirayakan, kau terlalu sibuk," ucapnya dengan nada memohon.

Arsen mendaratkan bibirnya di atas kepala paris. "Baiklah, aku akan merencanakannya. Bagaimana jika bulan depan?"

"Aku ingin hari ini, aku sedang bosan saat ini bukan bulan depan. Astaga, aku sangat bosan berada di rumah sepanjang hari dan kau memintaku menunda kebosananku hingga bulan depan? Ayolah, suamiku tersayang, aku akan menjadi cepat tua," omel Paris dengan nada manis.

Arsen terkekeh. "Tidak sayangku, percayalah kau tidak akan menua secepat itu."

"Tapi, aku hampir mati bosan," erangnya.

"Sayangku...." Arsen menjeda ucapannya sejenak, ia meletakkan dagunya di atas kepala Paris. "Pekerjaanku sangat banyak, aku tidak bisa begitu saja meninggalkannya... bagaimana jika kau pergi berlibur hari ini? Setelah itu... bulan depan, kita rencanakan bulan madu kita."

"Aku benar-benar istri yang malang..." erang Paris. "Kau tidak mencintaiku...."

"Sayangku, jangan membuat aku merasa bersalah," ucap Arsen seraya mengecup puncak kepala Paris, sementara Paris tidak menjawab. Perlahan Arsen mengubah posisinya, tangannya menangkup kedua pipi Paris. "Aku sangat memujamu."

Bibir Paris tampak memberengut, ia tidak menanggapi ucapan suaminya.

"Apa kau ingin pergi bersama teman-temanmu?" tanya Arsen dengan nada membujuk.

Pendar mata Paris tampak menyala-nyala, bibirnya yang memberengut tampak mengulas senyum tipis. "Kau mengizinkan?"

"Kapan aku tidak mengiyakan keinginanmu?" Arsen menaikkan sebelah alisnya. "Ke mana kau ingin pergi?"

"Aku ingin ke Tokyo, aku ingin melihat bunga Sakura di sana," jawab Paris cepat.

"Baiklah, sayangku. Aku akan siapkan pesawat pribadi untukmu," kata Arsen sambil menyentuhkan ujung hidungnya ke hidung Paris.

"Bolehkah aku menggunakan penerbangan biasa?" pinta Paris.

Arsen menarik wajahnya menjauh dari wajah Paris, merasa heran karena tidak biasanya Paris bertingkah seperti itu. Istrinya adalah penggila kemewahan tetapi kali ini ia menginginkan penerbangan biasa.

"Kenapa?"

"Aku ingin perjalanan biasa," jawab Paris.

"Baiklah, aku akan instruksikan sekretarisku untuk menyiapkan keperluanmu. Penerbangan jam berapa yang kau inginkan?" tanya Arsen. Tatapan mata birunya begitu lembut menatap mata Paris.

"Jam berapa saja tidak masalah," jawab Paris.

"Gadis baik, bawa tiga pelayan untuk mengurusmu," kata Arsen.

"Satu cukup, kurasa...." Paris menjawab dengan nada tidak yakin.

"Tiga," ucap Arsen dengan nada tidak bisa di bantah.

Paris, si rubah licik itu hanya menyeringai di dalam benaknya.

***

"Sebelum kau mencicipi tubuhku, kau ingat kesepakatan kita, bukan?" tanya paris yang telah polos tanpa menggunakan apa pun di tubuhnya. Tubuhnya dengan gayanya yang sensual menempel di tubuh Shane yang telah siap menerkamnya.

"Ya, hanya satu kali. 2% saham yang kau minta telah menjadi milikmu, dokumennya kau juga telah menandatanganinya kemarin," jawab Shane setengah menggeram, ia tidak sabar lagi ingin merasakan dirinya berada di dalam tubuh Paris.

Shane adalah pria kaya, Paris tidak mungkin begitu saja menyerahkan dirinya kepada pria kaya tanpa transaksi. Ia harus mendapatkan keuntungan dari Shane yang sedang mabuk kepayang ingin mencicipinya.

"Pertama, kau tidak boleh berada di atasku. Kedua kau tidak boleh berhenti sebelum aku puas. Jika kau bisa memenuhi standarku, aku akan memberikanmu kesempatan kedua untuk bersamaku lagi," ucap Paris sambil satu telapak tangannya mengelus dada Shane yang kokoh sementara satu telapak tangannya berada di perut Shane yang berotot.

Shane hanya menggeram merasakan sentuhan lembut telapak tangan Paris di kulitnya.

"Karena kau membeliku, aku akan menyenangkanmu, hingga kau tidak bisa melupakan aku, Shane...."

Paris melahap bibir Shane mencumbunya dengan cara yang sangat menggoda. Sementara tangannya yang berada di perut Shane terus turun hingga ke pangkal paha milik Shane. Menemukan sesuatu yang keras dan kokoh di antara paha Shane.

Apa yang Rachel cari? Batin Paris bertanya-tanya karena yang Paris lihat, Shane memiliki ketampanan yang mendekati sempurna dan pastinya kekayaan yang melimpah.

Tangan Paris membelai benda kokoh milik Shane, gerakannya penuh kasih sayang membuat Shane menggeram karena nikmat.

"Aku sebenarnya tidak terlalu menyukai pemanasan. Tetapi, bersamamu aku akan berikan itu karena kau terlalu cantik untuk di lewatkan."

Paris tidak menggubris ucapan Shane tetapi yang jelas wanita mana pun tidak akan menyukai tipe pria serakah seperti itu. Pria yang hanya memikirkan dirinya.

Telapak tangan Shane yang awal mulanya berada di pinggang Paris berpindah ke bokong Paris yang kenyal, ia meremasnya penuh gairah. Kemudian ia mengangkat Paris membawanya ke atas ranjang. Merebahkan tubuh molek Paris di sana lalu membenamkan lidahnya di antara kedua paha Paris. Memorak-porandakan Paris hingga tubuh Paris terasa hancur berkeping-keping.

Permainan Shane di ranjang menurut Paris sangat kasar, meski bagi Paris bukan masalah karena ia bisa mengimbangi tetapi Paris mengerti mengapa Rachel mengerti mengapa Rachel mencari pria di luar. Sahabatnya itu mencari pria yang lembut yang memperlakukannya di atas ranjang dengan benar. Paris masih memimpin permainan sesuai perjanjian tetapi tak urung tubuhnya terasa nyaris remuk karena Shane melakukannya nyaris tanpa kelembutan.

"Bagaimana jika kau menceraikan Arsen? Menikahlah denganku," ucap Shane setelah pergulatan panas membara mereka berakhir.

Paris meletakkan kepalanya di dada Shane seperti seekor anak kucing yang manja. "Kau beristri, Shane," jawabnya.

"Aku akan menceraikan Rachel jika kau menceraikan Arsen." Shane membelai rambut Paris, gerakannya begitu lembut.

"Hhm... aku tidak ingin persahabatanku dan Rachel hancur karena skandal kita. Setelah ini kita tidak boleh mengulanginya lagi," kata Paris dengan nada lirih seolah terdengar sedang menyesali perbuatannya.

Kau memang bisa bertahan lebih lama dari Arsen tetapi kau sama sekali bukan pria yang kucari.

Bersambung....

Unduh sekarang dan klaim hadiahnya
Scan kode QR dan unduh aplikasi Hinovel