Pustaka
Bahasa Indonesia
Bab
Pengaturan

4. Gara-gara Mabuk

Awalnya pria itu terbelalak, namun karena bibir Grace terasa sangat manis, pria itu pun membalas ciumannya dengan lembut hingga mereka berdua terhanyut dan menginginkan hal yang lebih.

“Eeungh ....” Grace mulai melenguh dengan bibirnya yang masih saling bertaut dengan bibir bodyguard barunya itu.

Ujung jemari Grace mulai membelai tubuh kekar pria yang berada di atas tubuhnya. Sentuhan demi sentuhan jemari Grace benar-benar berhasil membangkitkan gejolak hasratnya.

Jemari Christian pun dengan lincahnya mulai menelusuri lekuk tubuh Grace yang berada di bawah kungkungan tubuh kekarnya itu, jemarinya membuka kancing blouse yang Grace kenakan satu persatu. Hingga terbuka sempurna.

Christian menjamah setiap inci kulit Grace dengan bibirnya. Sebelah tangannya membuka penutup buah kehidupan Grace dengan penuh gairah.

“Aaahgt ....” Grace yang tidak bisa menahan hasratnya pun mulai melenguh dengan pasrah.

Aktris cantik itu mengangkat sebagian tubuhnya, menggeliatkan tubuhnya sambil menikmati setiap sentuhan yang diberikan oleh Christian. Pria yang ia pikir adalah seorang bodyguard yang baru saja mulai bekerja dengannya hari ini.

Mulut Christian terus saja bermain di buah kehidupan Grace dengan lincah, sesekali ia membuat gigitan nakal yang membuat sang aktris semakin tak berdaya dan begitu menikmati setiap sentuhannya.

“Ough!”

Dua insan yang hasratnya tengah bergejolak itu terus bergumul di atas ranjang hingga malam hari. Lalu, mereka pun terlelap setelah mencapai klimaksnya masing-masing.

***

Keesokan harinya, Grace mulai mengerjapkan matanya karena sinar matahari yang menyentuh wajahnya.

“Eeumh ....” Gadis itu mulai bergumam dan membuka matanya seketika saat mencium aroma parfum white musk dan menyadari lengannya sedang melingkar di tubuh seorang pria.

Dia mendongak dan menatap wajah tampan pria yang sedang memeluknya itu.

“Oh, My God!” jeritnya dalam hati, matanya terbelalak sambil menutup mulutnya yang terbuka karena terkejut.

Ia membuka sedikit selimut yang menutupi dadanya, yang ternyata tubuhnya dalam keadaan polos tanpa sehelai benang pun.

“Bagaimana bisa aku tidur dengannya? Apa yang sebenarnya terjadi tadi malam?” gumamnya dalam batin sambil menggigit ujung kukunya.

Grace memejamkan kedua matanya, mencoba mengingat apa yang telah terjadi saat dirinya sedang mabuk tadi malam.

“Apa boleh aku memasukkannya?”

“Aku takut! Pasti sakit!”

“Tidak, Baby. Aku akan melakukannya dengan perlahan.”

“Jangan bohong, ya?”

“Iya aku janji, kalau sakit kau teriak saja!”

“Lalu, kau akan melepaskannya?”

“Tentu tidak! Aku akan membuatmu kecanduan, Sayang!”

“Aaaaaght! Sakit, Bryan!”

“Benarkah sakit? Ya sudah aku lepaskan, ya?”

“Ja ... jangan! Ssssh, enak ... Aaaght, give me more pleasure!”

“Faster Baby, please!”

Mengingat kepingan-kepingan ingatan saat dirinya menyerahkan keperawanannya pada sang bodyguard tadi malam, membuat Grace terbelalak.

Wanita itu benar-benar merasa bodoh, bagaimana mungkin dirinya bisa menyerahkan satu-satunya hal yang paling berharga dalam hidupnya kepada seorang bodyguard baru yang baru dikenalnya, dan bahkan belum sampai 24 jam bekerja dengannya.

Padahal pada Mike yang dicintainya saja ia tidak mau melakukan hal seperti itu.

Ingin marah pada Christian pun, itu hanya akan membuatnya malu sendiri, karena Grace bisa mengingat dengan jelas, bahwa dirinyalah yang memulainya.

Ia yang sudah menyambar bibir pria itu lebih dulu.

Wanita itu pun melepaskan lengannya yang masih melingkar di tubuh Christian dan mulai bangkit dari tidurnya, namun ...

“Aakh.” Grace merasakan perih pada inti tubuhnya saat baru saja menggerakkan kakinya.

Christian seketika bangkit dari tidurnya, “Kenapa? Sakit? Kau mau ke mana? Ke kamar mandi? Biar aku gendong saja, ya?” tanyanya beruntun dengan raut wajah panik.

Ada perasaan bersalah pada gadis itu, karena tadi malam Christian tidak menyangka jika Grace ternyata belum pernah melakukannya.

Pria itu baru menyadarinya setelah mereka melakukan pelepasan dan ada bercak noda darah di atas seprai di bawah bokong Grace.

“Tidak! Tidak perlu! Aku bisa sendiri!” ketus Grace.

“Dia pasti sangat marah padaku! Ah, aku bodoh sekali!” batin Christian.

Saat Grace ingin bangkit berdiri, sekali lagi Grace merasakan sakit pada inti tubuhnya.

“Aaakh!” pekiknya lagi.

Tanpa bicara apa pun, Christian yang tubuhnya masih dalam keadaan sama-sama polos pun turun dari ranjang dan mengangkat tubuh Grace ala bridal style dan membawanya ke kamar mandi.

Dibaringkannya tubuh Grace di dalam bathtub dengan lembut dan mulai menyalakan air hangat. Diteteskannya juga minyak esensial aromaterapi agar Grace bisa merasa lebih rileks.

Setelah itu Christian keluar dari kamar mandi itu dan menutup pintunya.

Grace terperangah melihat perlakuan manis dari pria yang ia ketahui bernama Bryan itu.

Ya, menurut Grace perlakuan pria itu terhadapnya barusan terlihat sangat manis dan membuat jantungnya sedikit berdebar.

Christian merapikan kamar Grace, bahkan ia mengganti seprainya dengan yang baru.

Setelah selesai, pria itu pergi mandi di kamar mandi tamu yang berada di dekat dapur.

Christian pun membuatkan sarapan dan satu gelas teh lemon dan madu untuk meredakan pengar Grace.

Satu jam telah berlalu sejak Grace masuk ke kamar mandinya, saat ini gadis itu sudah berpakaian rapi karena akan ada pemotretan dengan Mike. Walaupun ia membenci pria yang sekarang sudah menjadi mantan tunangannya itu, namun dirinya tetap harus profesional dalam melakukan pekerjaannya.

“Aku sudah membuatkanmu sarapan. Makanlah dulu, kau pasti lapar,” ucap Christian pada Grace sambil menunjuk ke arah meja makan dengan dagunya.

“Aku tidak la ....”

Belum selesai dia mengucapkan kalimat penolakannya, namun perutnya tiba-tiba berbunyi, sungguh berhasil membuatnya malu di hadapan Christian.

Gadis itu memang belum makan sejak kemarin siang.

Christian tersenyum, lalu menggenggam sebelah telapak tangan Grace dan membawanya menuju meja makan, kemudian menarik kursinya agar Grace duduk di sana.

Grace mengembuskan napas panjang dan menaruh tas tangannya di kursi sebelahnya, kemudian mulai mengisi perutnya dengan menu sarapan yang telah dibuatkan Christian.

Satu buah telur, bacon, sosis, dan juga beberapa buah tomat Cherry, menjadi menu makannya pagi ini.

Setelah selesai menyantap makanannya, Grace meminta bodyguardnya itu mengantarkan dirinya ke kantor agensinya, Skyfall Entertainment.

Grace memilih untuk tidak membahas tentang apa yang dilakukannya tadi malam bersama bodyguardnya itu. Ia akan membahasnya nanti saja, jika urusannya dengan Mike telah selesai dibahas dengan CEO agensinya.

***

“Tuan Max! Aku telah mengakhiri hubunganku dengan Mike. Tolong untuk ke depannya, jangan terima lagi job yang melibatkan dia,” ujar Grace to the point saat baru saja duduk di sofa ruangan CEO agensinya itu dengan raut wajah kesal.

“What’s? Bagaimana bisa, Grace? Tidak bisa! Hubungan kalian tidak boleh berakhir! Kalian sudah terikat kontrak dengan C & A, Co. Di dalam surat kontrak itu tertulis jelas bahwa kalian berdua tidak boleh terlibat skandal apapun selama masa kontrak berlangsung!” tegas Max, CEO dari Skyfall Entertainment, yang seketika bangkit dari kursinya.

“Dia berselingkuh dengan Elle, sahabat sekaligus manajerku sendiri. Bagaimana mungkin aku bisa melanjutkan hubungan ini dengan dia? Jangan gila, Tuan Max!” maki Grace berteriak pada CEO-nya dengan kedua netranya yang mengembun.

“Aku tidak peduli, Grace! Kau tidak boleh putus dengan dia, publik ataupun pihak C & A, Co. Tidak boleh tahu jika hubungan kalian sudah berakhir. Terserah kau jika di belakang layar hubungan kalian benar-benar berakhir, tapi kau harus tetap bersikap romantis dengan Mike jika di depan layar maupun di depan publik, mengerti!”

Grace sudah tak mampu berkata-kata lagi, dirinya sangat tahu sifat CEO-nya itu. Lelaki paruh baya itu penggila uang, dirinya tidak akan pernah membiarkan Grace hidup tenang jika Grace menghilangkan pundi-pundi uang untuknya.

Grace hanya mendengus kesal dan pergi meninggalkan kantor agensinya itu, lalu pergi ke tempat pemotretan.

Seperti pesan Max, Grace tetap bersikap seolah dirinya dan Mike masih menjalin hubungan.

Usai melakukan pemotretan, Mike menghampiri Grace yang langsung kembali ke ruang make up begitu pemotretan selesai.

“Sweetheart,” panggil Mike ketika tiba di ruang make up artis.

Dihampirinya Grace dan dikecupnya pipi Grace dari belakang seraya melingkarkan lengannya di perut ramping Grace.

Sontak, aliran darah Grace terasa mendidih karena menahan amarah yang bergejolak di dalam hatinya.

Ketika di depan para kru dan staf di tempat pemotretan, Grace terlihat bersikap biasa saja, membuat pria pengkhianat itu berpikir bahwa Grace sudah memaafkannya.

“Tolong keluar sebentar, aku butuh waktu berdua dengan tunanganku,” ucap Grace tersenyum pada penata rias dan penata busana yang hendak membantu Grace untuk melepaskan gaunnya.

“Baiklah,” jawab penata busana berambut blonde itu sambil tersenyum, lalu keluar dari ruangan.

Setelah pintu tertutup, Grace langsung menghempaskan kasar tangan Mike yang melingkari perutnya, dan berbalik menatap Mike dengan tatapan tajam penuh kebencian.

Plak!

Sebuah tamparan mendarat di sebelah pipi aktor tampan itu.

Unduh sekarang dan klaim hadiahnya
Scan kode QR dan unduh aplikasi Hinovel