Pustaka
Bahasa Indonesia
Bab
Pengaturan

2. Pengkhianatan

Christian yang tengah mengendarai mobil Grace pun meliriknya di spion karena mendengar suara wanita itu yang nampak terkejut.

“No, Grace! I’m serious! Dan yang lebih gilanya lagi, mereka berdua telah memfitnahku mencuri jam tangan Mike, dan melaporkannya pada Tuan Max. Jadi, Tuan Max memecatku secara sepihak tanpa mendengarkan penjelasanku terlebih dahulu.”

“Bitch!” umpat Grace, lalu mendengus kesal. Ia tiba-tiba teringat mobil yang tadi ia duga mobil Mike . “Baiklah, Richard. Aku rasa sebentar lagi aku akan melihatnya dengan mata kepalaku sendiri kelakuan menjijikkan mereka berdua,” lanjut Grace kemudian mengakhiri panggilannya.

“Bryan, siapa yang merekrut mu? Elle or Mike ?” lanjutnya bertanya.

“Hum? A-aku ....”

Suara Christian tercekat di tenggorokan, bingung harus menjawab apa.

“Apa Tuan Max yang merekrutmu?” tanya Grace memastikan.

“I-iya, Nona!” jawab Christian asal.

“Okay! Good! Putar balik mobilnya, kita kembali ke apartemen sekarang!” titahnya pada pria bermata biru itu.

Akhirnya Christian bisa menghela napas lega, Grace tidak akan mencurigai penyamarannya.

Setelah mendengar semua penjelasan Richard, membuat Grace langsung terpikir pada mobil Mike yang tadi terparkir di basemen.

Grace meminta Bryan untuk segera memutar balik mobilnya kembali ke apartemen, karena ingin memastikan apa benar dugaannya bahwa itu salah satu koleksi mobil Mike .

Pasalnya, Mike memiliki beberapa mobil sport yang sengaja dikoleksinya, hingga ia pun tak hafal mana saja mobil milik tunangannya itu. Belum lagi, pria itu cepat bosan pada mobil lamanya dan sering mengganti mobilnya dengan keluaran terbaru.

Setelah tiba di basemen, wanita itu menghampiri mobil berwarna biru metalik itu. Dan benar saja, ternyata itu salah satu koleksi mobil Mike. Ia baru mengingatnya, Mike pernah menjemputnya ke lokasi shooting menggunakan mobil sport Porche Cayman GT4 tersebut.

Napas Grace semakin memburu setelah mendapati kebohongan Mike padanya, padahal pria itu tidak bisa ikut berkunjung ke rumah orang tua Grace dengan alasan masih melakukan pekerjaannya, tapi ternyata, saat ini Mike benar-benar tengah membohonginya.

Grace berlari menuju lift dan kembali naik ke unit apartemennya. Christian pun berlari mengekorinya.

Ketika membuka pintu dengan perlahan, Grace mendapati sepatu kets putih pria di rak sepatu, yang ia yakini adalah salah satu sepatu milik Mike.

Dengan air mata yang terus mengalir di wajah cantiknya tanpa permisi, Grace mengepalkan tangannya kuat-kuat saat tiba-tiba mendengar suara desahan dan lenguhan mereka berdua yang saling bersahutan, terdengar begitu menyakitkan di telinganya, terlebih di hatinya.

Diusapnya kasar wajahnya dan mulai melangkahkan kakinya menuju sumber suara.

Dibungkamnya mulutnya dengan sebelah telapak tangannya, agar mereka tak mendengar suara isak tangisnya.

Hati Grace benar-benar hancur saat melihat pria yang dicintainya itu ternyata sedang bergumul di atas ranjang dengan manajer sekaligus sahabatnya sendiri.

Seluruh aliran darahnya terasa mendidih yang mengakibatkan rasa sakit dari ujung kaki hingga puncak kepalanya. Dadanya benar-benar terasa seperti terimpit dan terasa begitu menyesakkan.

“Permainan kalian barusan sungguh luar biasa. Sepertinya kalian cocok menjadi membintangi film erotis!” cibir Grace masih dengan senyum sinisnya.

“Grace!” pekik Mike dan Elle serempak. Mereka terbelalak menatap Grace yang sedang menyeringai sinis sambil menghapus air matanya yang mengalir tanpa henti.

Sontak, Mike pun bangkit dari atas tubuh Elle dan berlari menghampiri Grace, dia sampai tidak sadar jika tubuhnya masih dalam keadaan polos tanpa sehelai benang pun.

“Sweetheart, aku bisa menjelaskan semuanya padamu,” ucap Mike menangkup wajah Grace, namun dengan cepat Grace menepis tangannya dengan kasar.

“Jangan sentuh aku dengan tangan kotormu itu, Bastard! Cepat kalian tutupi tubuh menjijikkan kalian itu, ada yang harus aku bicarakan dengan kalian berdua!” tegas Grace dan berlalu pergi ke kamarnya terlebih dahulu, lalu mengunci pintunya agar Mike tidak menyusulnya.

Di dalam kamarnya, Grace duduk di atas lantai yang dingin dan bersandar pada tepi ranjang, menangis terisak seraya memeluk dirinya sendiri. Dia benar-benar tak habis pikir pada Mike dan Elle yang begitu teganya melakukan pengkhianatan ini kepadanya. Padahal, walau pun ia tak pernah mau menyerahkan tubuhnya pada Mike, Grace begitu tulus mencintai pria itu.

Grace dan Mike sudah menjalin hubungan sejak mereka masih belum terkenal seperti sekarang.

Bahkan, ketika karir Mike tak kunjung naik, Grace memohon kepada perusahaan yang ingin mengontraknya agar turut mengontrak Mike untuk menjadi pasangannya pada iklan yang akan dibintanginya. Sejak saat itulah karir Mike meroket setinggi langit karena chemistry-nya dengan Grace yang dapat menarik hati para penggemar. Dan berhasil menjadi aktor terpopuler satu tahun belakangan ini.

Grace menumpahkan semua tangisnya sambil meremas baju di dadanya hingga napasnya tersengal.

Setelah memakai pakaiannya, Mike terus mengetuk-ngetuk pintu kamar Grace yang sengaja dikunci oleh sang empunya kamar.

“Grace! Tolong buka pintunya, Grace! Aku bisa menjelaskan semuanya padamu. Please, dengarkan aku!” Mike terus berusaha membujuk Grace di depan pintu kamarnya.

Sedangkan Elle, setelah memakai pakaiannya, ia hanya duduk di sofa dengan tubuhnya yang gemetar, dan jantung yang bergemuruh seraya menundukkan pandangannya.

Wanita itu kini benar-benar ketakutan karena Grace sudah mengetahui pengkhianatan yang dilakukannya.

Rasa bersalahnya pada Grace menyelimuti hatinya. Karena walaupun Grace sering bersikap ketus padanya, tapi Grace sangat berjasa dalam hidupnya.

Grace pernah membiayai rumah sakit ayahnya ketika ayahnya harus di operasi karena mengidap tumor otak. Jika Grace tidak membiayainya saat itu, mungkin nyawa ayahnya tidak dapat tertolong, dan sekarang pasti ia sudah tidak mempunyai siapa pun lagi di dunia ini. Karena yang dimilikinya hanyalah seorang ayah, sedangkan ibunya sudah meninggal sejak dirinya masih berusia 5 tahun.

Setelah menghabiskan waktu selama tiga puluh menit di dalam kamarnya, Grace akhirnya membuka pintu itu.

“Sweetheart, akhirnya kau keluar,” ucap Mike seraya memeluk erat tubuh Grace.

Grace hanya diam, tak bergeming sedikit pun, tak membalas pelukan itu ataupun menolaknya. Ia hanya mengepalkan kedua telapak tangan yang menggantung di kedua sisi kakinya dengan kedua matanya yang terpejam.

Gadis itu mencoba merasakan pelukan hangat dari pria yang dicintainya itu, karena bagi Grace, ini adalah pelukan terakhir dari Mike untuknya.

Grace melepaskan tangan Mike yang melingkari tubuhnya.

“Duduk!” titahnya pada Mike sambil menunjuk sofa dengan dagunya.

Mike pun menurut pada Grace dan duduk di sofa yang berseberangan dengan sofa yang diduduki Elle.

“Kenapa berjauhan? Tadi saja kalian berpelukan, berciuman, bahkan ....”

Grace menghela napas kasar, tak kuasa melanjutkan cibirannya, kemudian tersenyum smirk, lalu duduk di sofa single. Lalu, Mike menyela perkataannya.

“Sweetheart, ini tidak seperti yang kau pikirkan. Aku dan dia ....”

“Stop it!” sela Grace seraya mengangkat sebelah telapak tangannya, “biarkan aku yang bicara. Kalian hanya perlu mendengarkan dan menjawab pertanyaanku,” lanjutnya menatap tajam Mike dan Elle bergantian.

“Aku minta kalian jawab bersamaan pertanyaanku ini ... sejak kapan kalian bermain di belakangku?” tanya Grace dengan tegas dan netranya yang mulai mengembun.

Unduh sekarang dan klaim hadiahnya
Scan kode QR dan unduh aplikasi Hinovel