13. Missing
FRANCE
Seorang pria dengan tubuh tegap tinggi mengetuk sebuah pintu lebar, tinggi dan melengkung seperti gaya victorian pada umumnya...
Ia memasuki ruangan dengan dominasi warna marun dan lavender yang gelap dengan penerangan minim.
"dia disini tuan... Di Paris"
Seseorang dari balik kursi kebesaran nya menyeringai penuh kemenangan..
"awasi terus dia!
Oh... Jangan lupa untuk terus memantau gerak gerik kakak ku!"
"aku ingin permainan ini sedikit lebih menarik" kalvian menyeringai memperlihatkan deretan gigi putih nya
Sang bodyguard tadi mengangguk dan meninggalkan ruangan tersebut.
"setelah ini...
Hanya kau dan aku ana...." ia tertawa keras
.
.
.
.
.
Ana mengerjapkan matanya, seorang pramugari cantik bertubuh tinggi semampai membangunkan nya.
"nona... Kita sudah mendarat" sang pramugari tersenyum kearah ana
"hmm... Dimana?"
"Paris nona... Sesuai dengan tujuan nona, permisi"
ia melihat ke luar jendela.
"Paris?"
Yang sebenarnya terjadi adalah ana sendiri tak mengetahui tujuan nya, ia pergi ke bandara dan mencuri sebuah tiket dan dompet didalam tas yang ditinggalkan oleh pemilik nya. Tentu saja kesempatan emas itu tak disia-siakan olehnya.
Ana keluar dari bandara menelusuri jalan yang ia sendiri tidak tahu, bodoh. Ia merutuk dalam hati, seharusnya ia tak kesini. Namun kemana lagi tujuan nya? Ia sebatang kara, kembali ke mansion alex sama saja bunuh diri.
Ana terduduk disebuah bangku pinggiran kafe
Krrrukkkkkk krrukkk
"lapar"
Ana memperhatikan seorang gadis muda sedang memotong steak yang ditemani beberapa potong stik kentang gorang yang nampak menggiurkan
"bonjour...
Sepertinya anda tidak berasal dari sini lady?"
Ana menoleh kesumber suara dan mendapati seorang pria tampan dengan postur tubuh tinggi tegap dan dada yang bidang, tercetak jelas dibalik kaos polos yang dikenakannya.
Pria tadi mengulurkan tangan nya
"Leonard.. Panggil saja leo"
Lelaki tadi mengembangkan senyum ramahnya
"Anastasia... Kau bisa memanggilku ana, senang bertemu denganmu sir" ana membalas uluran tangan leo dan tersenyum lembut
"Anastasia?"
"Anastasi Romanova"
"akh... Dari rusia?" tanya leo tanpa melepas tangan ana
Ana mengangguk mengiyakan
"Lalu siapa yang kau kunjungi dikota ini nona?"
"model?"
Ana menggeleng sembari tersipu
"maaf.. Aku kira kau seorang model, dilihat dari postur tubuh mu... cocok sekali"
Model? Mungkin aku bisa mencari pekerjaan itu.
Tidak... Tidak...
Alex bisa mengetahui keberadaan ku
"maaf sir, uhmm maksudku leo..
Aku sama sekali tak punya tujuan kemari.. Maksudku...
Aku seorang buronan
Iya.. Buronan jadi tampil dimedia bukan hal yang bagus"
Leo hanya tersenyum
"tak apa ana.. Banyak pelarian dari Rusia yang mencari peruntungan dikota ini. Itu sudah menjadi hal yang wajar"
Leo mengetuk sepatunya sambil berfikir
"kau bisa bekerja dirumah ku nona... Kebetulan istriku tengah hamil muda dan ia tak dapat bekerja terlalu berat"
"benarkah?"
"hmm" leo mengangguk
"terima kasih leo... Aku tak tau harus bagaimana membalas kebaikan mu."
"tak usah sungkan ana... Mari kita langsung kerumah ku" ana mengangguk senang dan mengikuti leo kemobil nya. Sementara dalam perjalanan leo mengirimkan pesan keseseorang...
.
.
.
.
"ana... Perkenalkan ini bella, istriku"
Ana menjabat tangan seorang wanita muda yang terlihat cantik khas wajah perancis dengan perut yang sedikit membuncit.
"senang bertemu denganmu ana.." senyum bella
"mari... Aku antar kekamar mu"
Ana mengikuti bela kesebuah kamar yang tak terlalu besar namun nyaman pikir ana
"mungkin tak sebesar kamarmu diRusia ana... Namun ku pastikan kau aman disini"
"kau bisa memakai pakaian ku, kebetulan semua bajuku terasa sesak seiring dengan perut yang membesar ini"
Ana tertawa pelan mendengarnya
"terima kasih, aku berhutang budi pada kalian" balas ana
Bella mempersilakan ana bersitirahat, ia kemudian menghampiri suaminya yang tengah duduk disofa ruangan depan.
Malam telah larut, ana terbangun merasakan kering ditenggorokan nya. Ia menuju dan mengisi gelas dengan air mineral. Ana mendengar suara dari sebuah kamar dengan pintu yang sedikit terbuka, pertengkaran kecil pikir ana... Ia tak ingin menguping pembicaraan sepasang suami istri tersebut dan melangkah pergi kedalam kamarnya.
"kau membahayakan keluarga kita"
"jadi dia gadis itu?" tanya bella sarkastik
Leo mengangguk
"ini sudah menjadi pekerjaan ku bella"
Bella menjambak rambutnya frustasi
"tak bisakah kau mencari pekerjaan lain?"
"dan membiarkan tuan Kalvian membunuh mu dan calon anakku?" leo menggelengkan kepalanya
"aku pergi dulu bella, aku harus memberitahukan berita ini kepada kalvian" leo mengecup kening istrinya dan berlalu pergi
Pagi-pagi sekali bangun membuatkan sarapan untuk bella
"hmm... Harum sekali! Sepertinya kau pandai memasak" bella menghampiri ana yang sedang mengaduk sup buatannya
"cocok untuk ibu hamil, aku terbiasa mengurus diri sendiri semenjak kepergian ibuku" ana tersenyum miris
"kau berasal dari keluarga terpandang nona" tanya bella
Ana mengangguk
"dulunya... Walau begitu, mendiang ibuku selalu mengajariku memasak"
"begitu...
Hmm... Ana bisakah kau pergi ketoko roti? Aku ingin croissant"
"baiklah... Setelah aku selesai membuatkan sup untuk mu"
Ana berfikir sejenak
"dimana leo?" tanya ana penasaran
Jangan sampai ia mengetahuinya
"eh... Leo sedang...
Pergi bekerja
Iya... Pagi-pagi sekali ia berangkat ana" jawab bella gugup
"kalau boleh aku tau, apa pekerjaan leo, bella?"
Sial... Gadis ini...
"uhmmm... Ia bekerja disebuah instansi pemerintahan yang mengharuskan dirinya pergi kapanpun dibutuhkan"
Ana berbalik menatap bella
"kau pasti sering sendiri bella"
Ana mengambil tangan bella dan menggenggam nya
"percayalah... Aku akan selalu menemani mu bella" yakin ana
"kau tidak akan kesepian lagi, aku pernah merasakan kesepian ketika ayahku pergi meninggalkan ku."
"aku tau bagaimana rasanya"
Bella hanya mengangguk tersenyum kecut..
Lebih dari itu ana..
Lebih dari itu...
Ana melangkahkan kakinya keluar dari toko roti, ia menabrak tubuh tegap tinggi yang mengenakan setelan jas kerja. Ana mendongak dan betapa terkejutnya ia..
"K-kau?"
Ana mundur kebelakang sambil menunjuk kearah pria tersebut, pria yang tidak ana inginkan kehadiran nya...
"Anastasia..."
Ana menyipitkan matanya, melihat dalam-dalam manik pria tersebut.
Ana maju beberapa langkah mendongak kearah pria itu sambil memicingkan matanya..
"kau bukan alex..." ana berlalu pergi meninggalkan pria tersebut
"gadis pintar"
Kalvian....
*****
Ivanovic's mansion
Moscow
"Siapkan jet pribadiku andrew, kita akan mengunjungi saudaraku."
Andrew menggangguk patuh dan berlalu pergi
"jadi kau orang nya adik kembar" alex mengetatkan rahang nya sambil menegak tandas segelas bir ditangannya.