Pustaka
Bahasa Indonesia
Bab
Pengaturan

6

"Zanda akan membawamu ke dokter kandungan setelah ini, aku tidak ingin terjadi kesalahan diantara kau dan aku." Reeve mengenakan kembali pakaiannya.

“Kau dengar aku, kan, Lova?” Reeve membalik tubuhnya menghadap ke Lova yang juga mengenakan pakaiannya.

“Bagaimana dengan Kyven dan Regina?”

Reeve memandang Lova beberapa saat. “Membalas dendam dengan terburu-buru itu bukan gayaku, kau ingin mereka menderita, kan? Maka siapkan rencana yang matang.”

Lova hanya terlalu naif, ia menginginkan pembalasan dengan cepat.

“Sekarang keluarlah, Zanda sudah menunggumu.” Seru Reeve lagi.

Lova sudah selesai memakai pakaiannya, ia segera keluar dari ruang kerja Reeve.

Membuat sebuah pembalasan yang manis tapi menyakitkan adalah hal yang sangat disukai oleh Reeve, entah kenapa ia merasa sangat suka menyakiti orang-orang yang menurutnya tidak pantas hidup.

Zanda membawa Lova ke dokter kandungan seperti perintah Reeve padanya tadi. Setelah memastikan Lova masuk ke ruang kerja dokter, Zanda menunggu di luar ruangan.

Ring,, ring,, ponsel Zanda berdering. “Ah, pria kekanakan ini kenapa menelpon padahal belum setengah jam aku pergi.” Zanda mengomel saat ia melihat layar ponselnya yang menunjukan nama si penelpon. Zanda menuliskan kontak Reeve dengan nama ‘Pria kekanakan’ tulisan tersebut memang pantas untuk Reeve yang memang kekanakan.

“Ya, Bos. Ada apa?” Zanda mengangkat panggilan itu.

“Hey, beginikah caramu bicara dengan bosmu?” Reeve mengomentari suara jengan Zanda.

“Bos, aku baru pergi beberapa menit kenapa ditelepon lagi? Apa aku tidak bisa damai tanpa telepon.” Zanda merengek kesal.

“Kau merengek lagi, astaga. Sudahlah, setelah Lova selesai segera bawa dia menemuiku. Dimana keberadaanku kau cari tahu sendiri.” Klik, Reeve memutuskan sambungan telepon itu.

“Hya, astaga.” Zanda frustasi. “Kenapa aku harus repot mencari keberadaannya saat dia bisa memberitahuku. Wah, Reeve ini benar-benar sesuatu.” Zanda menghela nafas panjang.

Lova sudah selesai, ia segera pergi lagi bersama Zanda.

“Mau kemana kita?” Lova bertanya karena ia tidak tahu Zanda mau membawanya kemana, ini bukan jalan menuju rumahnya dan ini juga bukan jalan menuju ke Maxleon.

“Menemui, Bos.” Zanda hanya mengatakan itu, ia kembali fokus menyetir.

♥♥♥

Beberapa menit yang lalu Lova masih berstatus lajang tapi sekarang ia sudah jadi istri Reeve. Pria tidak bisa ditebak seperti Reeve menyiapkan sebuah pernikahan dengan cepat, pernikahannya memang tidak megah tapi ada beberapa orang yang hadir, termasuk botak dan temannya.

Reeve menikah dengan Lova karena ia pikir ia memang harus menikahi wanita yang sudah ia tidur, tapi alasan ini tidak masuk akal karena Reeve sering bermain-main dengan beberapa wanita dan tak ada yang ia nikahi, entahlah terlalu rumit memikirkan tentang Reeve.

“Jangan mengaturku ini dan itu, kau memang istriku tapi aku tidak suka diatur.” Reeve memperingati Lova dengan nada dingin.

“Aku tidak berniat melakukan itu.” Lova menjawab apa adanya, memangnya ia akan mengatur Reeve seperti apa? Hidupnya terlalu sederhana untuk mengatur orang lain.

“Bagus, itu baru wanita pintar.” Reeve membenarkan letak cincin pernikahannya. “Ah, rahasiakan pernikahan ini dari semua orang.” Lanjut Reeve.

“Aku tidak ada niat untuk membicarakan tentang pernikahan.” Jawaban Lova masih sama. “Tapi, kau harus melepas cincin itu jika tak ingin ada yang tahu kita menikah, dan orang-orang tadi, mereka mengetahuinya, bukan?”

“Mereka orang-orangku dan dapat dipercaya, tentang cincin ini aku bisa mengaturnya.” Reeve melirik Lova dengan angkuh.

Lova diam, ia tidak berniat berbicara lagi.

“Kau akan pindah rumah, kau juga tidak bisa tinggal di Maxleon. Kau akan tinggal di rumah ini, aku sudah membuat rumah ini jadi atas namamu.” Reeve sudah memikirkan segalanya, ia juga tidak bisa membiarkan istrinya tinggal di tempat kumuh yang ia pikir tidak layak untuk ditinggali istrinya.

“Barang-barangku?”

“Tidak ada yang berharga dari barang-barang di rumahmu tapi tak perlu takut orang-orangku memindahkannya ke rumah ini, barang-barang itu ada di kamarmu, aku pikir barang itu mungkin berarti untukmu.” Reeve bukan orang tanpa perasaan yang akan membuang barang yang dimatanya tak berharga karena ia tahu mungkin dimatanya tak berharga namun berharga untuk Lova.

“Tentang pembasalan dendam, aku sudah memikirkannya.” Reeve berpikir dengan sangat cepat, ia bahkan sudah memiliki rencana.

“Kau dekati pria bernama Denzell, dia kakakku yang juga bos dari Kyven. Dengan mendekatinya kau bisa menyakiti Kyven dari dekat, ah, ada alasan lain kenapa aku menyuruhmu mendekati Denzell, itu karena Denzell akan dijodohkan dengan wanita yang bernama Quanica, wanita itu tidak baik untuk Denzell jadi berusahalah untuk membatalkan pertunangan mereka. Dan masalah Regina, Zanda yang akan mengurusnya.” Reeve melakukan dua hal sekaligus, menyelamatkan kakaknya dari wanita licik bernama Quanica dan juga membiarkan Lova melihat sendiri penderitaan Kyven.

“Bagaimana bisa Kyven menderita dengan aku mendekati Denzell?” Lova tidak mengerti.

“Kyven sangat mencintai posisinya, buat Denzell melakukan apapun yang kau mau dengan begitu Kyven bisa kau buat menderita dengan tanganmu sendiri. Jika aku mau aku bisa membuatnya kehilangan segalanya saat ini juga tapi menurutku akan lebih menyenangkan jika kau melakukannya sendiri dengan tanganmu. Aku akan memberikan kau fasilitas yang bisa menunjang penampilanmu. Denzell adalah pria yang suka bermain wanita tapi hanya untuk satu malam dan aku ingin kau membuatnya tak bisa melupakanmu setelah satu malam.”

Hal ini tentu tidak sulit bagi Lova, Denzell sudah menawarkan diri padanya maka dengan mudah ia bisa menggapai Denzell.

“Aku mengerti.” Lova menganggukan kepalanya paham, sudah ia katakan ia akan melakukan apapun agar bisa membuat Kyven menderita.

♥♥♥

Jordan tidak percaya dengan apa yang ia dengar, ia tahu Kyven jahat tapi ia tidak tahu kalau Kyven melakukan hal yang lebih dari sekedar jahat. Lova menceritakan semuanya pada Kyven, awalnya ia hanya ingin mengatakan kalau ia berhenti bekerja namun akhirnya ia mengatakan alasannya, tentang pembalasan dendam yang saat ini ia jalani.

“Aku akan membunuh Kyven. Pria itu tidak pantas hidup sama sekali!” Jordan mengepalkan tangannya.

“Kau tidak harus melakukan apapun, Jordan. Hindari saja Kyven, dia berbahaya, jika dia bisa melakukan hal seperti itu padaku bukan tidak mungkin dia bisa melakukan hal lebih buruk padamu. Kau memiliki keluarga yang harus kau hidupi, jangan bahayakan mereka karena aku.” Lova tidak ingin Jordan tertarik ke lubang penderitaan bersamanya, cukup dirinya saja yang merasakan kehilangan jangan Jordan pula.

“Tapi apa yang akan kau lakukan, Lova? Kau butuh orang yang kuat untuk membantumu.”

Lova menatap lurus kedepan, ia tidak bisa mengatakan apapun tentang Reeve pada Jordan. “Tak perlu kau khawatirkan tentang itu, aku sudah memikirkan semuanya dengan baik.”

“Jangan membahayakan dirimu lebih jauh, Lova.”

“Aku telah kehilangan segalanya karena dia, Jordan. Apa yang harus aku takutkan lagi?”

Jordan menatap Lova dengan tatapan iba, ia tak tahu seberapa sakit hati Lova karena kenyataan tentang Kyven. Ia sangat tahu bahwa Lova telah merasakan banyak kehilangan.

“Lakukan apapun yang membuatmu puas, Lova. Balas mereka dengan cara apapun yang kau mau, tapi jaga dirimu baik-baik, mereka akan semakin merasa menang jika kau menderita.”

“Aku bukan lagi Lova yang dulu, Jordan. Satu kali membuatku sakit maka akan aku berikan rasa sakit yang lebih lagi. Aku tidak akan memaafkan mereka hingga aku menyaksikan sendiri penderitaan mereka.” Yang mengerikan adalah ketika cinta berubah jadi benci, tak akan ada yang bisa menilai seberapa kejam orang yang tadinya mencinta jadi membenci sama seperti Lova, sebuah pembalasan dendam yang manis dan menyakitkan, mungkin itulah yang akan ia lakukan pada Kyven dan Regina.

Lova dan Jordan sama-sama diam, otak mereka sama-sama memikirkan hal masing-masing.

“Aku sudah selesai, aku harus pergi sekarang.”

“Kau akan pergi kemana?”

“Tak perlu cemaskan aku, aku akan mengabarimu nanti.” Lova segera melangkah pergi, saat ini penampilan Lova masih seperti Lova yang dulu. Ia masih belum menggunakan apapun yang diberikan oleh Reeve.

“Lova.” Suara itu adalah suara yang cukup Lova kenal, ini adalah waktu yang pas.

Lova mengangkat wajahnya yang tak tersentuh make up, “Pak Denzell.” Lova memberikan senyuman kecil untuk Denzell.

Mendapatkan senyuman dari Lova membuat Denzell seperti menang tender jutaan Dollar. “Kau mau kemana?” Tanyanya.

“Pulang ke rumah.” Lova menjawab dengan baik.

“Biar aku antar.” Denzell baru saja sampai ke restoran tapi ia bersedia mengantarkan Lova.

Lova melihat Kyven mendekat padanya dan juga Denzell. “Baiklah, ayo.” Lova menerima tawaran itu. Ia tidak akan membuang waktu, semakin cepat ia melihat penderitaan Kyven maka akan semakin baik.

“Pak, anda mau kemana?” Kyven bertanya pada Denzell yang baru melangkah bersama Lova.

“Kau urus pekerjaan disini, aku akan mengantar Lova pulang.” Denzell dan Lova kembali melangkah bersama.

Lova tak merasa terintimidasi sedikitpun dengan tatapan marah Kyven, ia memang harus berani mulai dari sekarang.

Unduh sekarang dan klaim hadiahnya
Scan kode QR dan unduh aplikasi Hinovel