Pustaka
Bahasa Indonesia
Bab
Pengaturan

7

Denzell mengantar Lova ke kediaman baru Lova. Lova menjelaskan pada Denzell bahwa rumah yang ia tempati saat ini adalah rumah dari pemilik rumah mode tempat bekerjanya yang baru, seperti yang telah Lova dengar dari Reeve, pekerjaannya saat ini adalah sebagai seorang designer dari sebuah rumah mode. Rumah mode tersebut milik ibu Zanda.

“Ehm, Denzell, kau mau mampir atau tidak?” Lova bertanya, gaya bicaranya kini sudah tidak formal lagi karena saat ini Lova sudah bukan karyawan Denzell lagi.

“Aku sebenarnya sangat ingin mampir tapi aku memiliki urusan lain. Lova, bisakah aku memiliki nomor ponselmu?”

Lova menyebutkan nomor ponselnya, ia mengeluarkan ponsel dari sakunya, ia baru mendapatkan ponsel itu dari Zanda beberapa jam yang lalu.

“Sudah,” Lova menunjukan layar ponselnya yang memperlihatkan sebuah panggilan yang tak lain dari Denzell.

“Baiklah, aku akan menghubungimu. Aku pergi sekarang.”

“Terimakasih untuk tumpangannya,” Lova menjadi sangat ramah.

Denzell tersenyum menawan. “Tidak perlu berterimakasih, aku yang menawarkan diri untuk mengantarmu.” Katanya dengan mata menatap ke mata indah milik Lova. “Sampai jumpa lagi.” Denzell membuka pintu mobilnya lalu masuk ke dalam sana. Ia tersenyum pada Lova lalu segera melajukan mobilnya.

“Sebentar lagi dia akan jadi milikku, wanita itu pasti tak akan sanggup menolak pria sepertiku.” Denzell berkata dengan percaya diri, ia bahkan tidak curiga sama sekali dengan perubahan sikap Lova yang terlalu cepat.

Seperginya Denzell, Lova kini berhadapan dengan Kyven. Pria itu mengikuti kemana arah perginya Lova dan Denzell.

“Kau tidak mendengarkan peringatanku, Lova?”

“Aku sudah mengatakan padamu, Kyven. Aku akan melakukan apapun untuk membuatmu menderita, dan aku sudah menemukan caranya. Denzell, pria itu bisa aku manfaatkan. Bersiaplah karena ini baru saja dimulai.” Lova berkata dengan dingin.

Kyven mencengkram tangan Lova. “Perempuan sepertimu hanya akan dipakainya satu malam lalu akan dibuang setelah ia mencicipimu!”

“Kalau kau berpikiran begitu kenapa kau harus cemas?” Lova meremehkan Kyven. “Nikmatilah hari-hari sebelum kehancuranmu, Kyven. Aku akan merenggut apa yang kau sukai satu persatu.” Lova melepaskan cengkraman tangan Kyven dari tangannya.

“Aku tidak akan hancur hanya karena wanita murahan seperti kau!”

Lova tersenyum tipis karena kata-kata Kyven. “Wanita murahan ini pernah bersamamu selama 6 tahun, untuk sebuah permainan kau bertahan cukup lama Kyven.”

“Berhenti disini atau kau akan kehilangan lebih jauh!”

“Aku tidak akan mundur.” Lova berkata tegas setelahnya ia segera masuk ke dalam rumahnya meninggalkan Kyven yang mengepalkan kedua tangannya marah.

♥♥♥

Lova membuka matanya, ia tertidur sangat nyenyak malam ini.

“Ah, kaget aku.” Lova terkejut saat yang pertama ia lihat adalah wajah Reeve yang hanya berjarak dua centimeter dari wajahnya.

Reeve memiringkan wajahnya, ia mengecup sekilas bibir Lova. “Kenapa terkejut? Kau tidak sedang memikirkan bahwa aku adalah seorang pemerkosa,kan?” Reeve masih tidak menjauhkan wajahnya dari Lova. Hal ini membuat Lova merasa canggung.

“Kau tidak amnesia, kan? Kita sudah menikah.”

“Tidak.” Lova menjawab cepat.

Reeve menatap bola mata Lova hingga membuat Lova makin merasa aneh, pria di depannya membuatnya tak berkutik.

“Bangunlah.” Reeve segera menjauh dari Lova, ia tak tega melihat wajah terkejut Lova. “Bersihkan tubuhmu, kau harus bekerja mulai dari hari ini.” Reeve menyiapkan sebuah pekerjaan bukan cuma untuk sandiwara belaka tapi agar Lova tidak jenuh berada di rumah. Dari apa yang Reeve lihat dari barang-barang Lova terdapat banyak goresan pensil yang merupakan rancangan busana, jadi Reeve pikir kalau Lova pasti menyukai hal-hal tentang busana.

“Hm.” Lova bangkit dari ranjangnya.

“Ah, sepertinya kau bergerak lebih cepat dari yang aku pikirkan.”

Lova melirik Reeve yang masih terbaring di ranjang, pria itu sudah berada di ranjang Lova sejak 2 jam lalu, ia baru kembali dari transaksinya.

“Aku hanya ingin segera melihat Kyven menderita.” Kata Lova setelah melirik ke Reeve.

Reeve menyanggah kepalanya dengan tangannya, ia menatap Lova yang sudah melangkah menuju ke kamar mandi, ia hanya melirik tanpa mengatakan apapun.

“Aku juga belum mandi, sebaiknya mandi bersama saja.” Reeve dengan otaknya yang mulai mesum segera menyusul Lova. “Aku pikir kita bisa mandi bersama.” Kata Reeve yang sudah masuk ke kamar mandi.

Lova tak berkomentar apapun, tak ada yang salah untuk mandi bersama, mereka juga sudah menikah dan Lova juga tidak lupa kalau hidupnya sekarang bukan lagi miliknya tapi milik Reeve, iblis yang terperangkap di wajah menawan.

Mandi bersama sudah selesai, Reeve dan Lova sudah mengenakan pakaian masing-masing, mereka kini sudah di meja makan.

“Ada apa dengan wajah kain lapmu itu, Zanda?” Reeve bertanya pada Zanda, ia duduk di tempat duduknya begitu juga dengan Lova.

“Orang-orang Snake Evil membuat masalah, mereka mencoba merusak kerjasama kita dengan Mr. Lee.” Zanda memberi laporan yang baru saja ia terima dari anak buahnya.

“Apa yang membuatmu risau? Habisi mereka, bakar markas mereka dan masalah selesai.” Reeve tidak pernah berpikir dengan sulit. Melenyapkan nyawa orang dengan mudah adalah cara dia menyelesaikan permasalahan organisasinya.

Lova melirik Zanda dan Reeve bergantian, dua orang ini lebih menyeramkan dari Kyven, mereka membunuh tanpa rasa berdosa sedikitpun.

“Aku tidak risau, hanya malas meladeni mereka. Akan aku adakan pesta kembang api di markas mereka.”

Mendengar ucapan Zanda, Reeve mengangguk-anggukan kepalanya. “Aku suka kembang api.”

Disini Lova tidak mengerti arti dari kembang api yang dimaksudkan Reeve dan Zanda. Ia hanya bertanya di dalam hatinya, untuk apa menyalakan kembang api di markas orang yang membuat rusuh. Hanya itu saja.

“Kenapa kau diam? Cepat sarapan!” Reeve memerintah Lova yang tengah berpikir.

“Hm.”

“Ayolah, Lova. Aku seperti bicara dengan robot, mulai sekarang jika kau berdeham aku akan menghukummu.” Kesal Reeve.

“Maaf.”

Dan sekarang Reeve seperti pria jahat karena Lova meminta maaf, kenapa Reeve jadi serba salah begini?

“Sudahlah, cepat makan!” Reeve frustasi sendiri.

♥♥♥

“Aku hanya mengantarmu untuk hari ini, selebihnya kau akan membawa mobil sendiri.” Zanda berkata pada Lova setelah mereka keluar dari salah satu mobil Reeeve.

“Aku tidak bisa membawa mobil, aku akan menggunakan bus saja.” Lahir dari keluarga yang tidak mampu mana mungkin bisa membuat Lova menyetir mobil, ia memang sempat berpacaran dengan Kyven yang memiliki mobil tapi ia tidak pernah belajar mengendarai mobil sekalipun.

“Ah, itu. Aku akan membicarakannya dengan Boss nanti. Sekarang masuklah.”

Lova menganggukan kepalanya, ia segera masuk ke dalam sebuah rumah mode yang cukup terkenal di benua Amerika.

“Nona Lova, selamat datang.” Jessy, ibu Zanda menyambut kedatangan Lova. Ibu Zanda mengetahui bahwa Lova adalah istri Reeve karena wanita ini datang saat pernikahan Lova dan Reeve.

Lova tersenyum, “Selamat pagi, Bu Jessy.”

“Jangan panggil, Bu Jessy, panggil saja Mama. Reeve memanggilku seperti itu.”

“Baiklah, Mama.”

Jessy menggapai tangan Lova. “Ayo, Mama antar ke ruanganmu. Semoga kamu betah bekerja disini.” Jessy bersikap sangat baik. “Rumah mode ini ada karena Reeve, dia yang membiayai rumah mode ini hingga sampai seperti ini.”

Lova tidak heran jika seorang Reeve memiliki kebaikan seperti ini karena beberapa kali Reeve juga membantunya, tapi tetap saja sisi jahat Reeve lebih dominan.

“Nah, ini ruanganmu.” Jessy membuka pintu ruangan di depannya. Sebuah ruangan bernuansa putih, isi dari ruangan itu juga berwarna putih, warna yang Lova sukai sampai detik ini. Peralatan untuk pekerjaan Lova juga tersedia dengan lengkap. “Disini kau sama sepertiku, kau hanya perlu mengurusi design saja, tidak usah mengerjakan apapun lagi dan kau akan memiliki beberapa orang-orang. Aku akan memperkenalkanmu pada para karyawan di rumah mode ini.” Jessy berbicara lagi.

Reeve sudah berlebihan tentang ini, Lova bahkan belum pernah bekerja di tempat seperti ini sebelumnya tapi Lova tidak akan mengeluh pada Reeve. Ia hanya perlu mengikuti jalan yang Reeve berikan padanya.

“Terimakasih banyak, Ma.” Lova berterimakasih. Sekarang ia memiliki seseorang yang bisa ia panggil Mama, sejak usianya 2 bulan Lova tidak pernah memanggil wanita manapun dengan sebutan Ibu, Mama atau yang lainnya. Lova tahu siapa Ibunya tapi ia tidak pernah berniat untuk mencari keberadaan Ibunya, hidup Lova sangat sederhana, jika ia tidak dicintai kenapa ia harus mencintai, jika ia dibuang kenapa ia harus mencari. Ya, hanya seperti itu.

Unduh sekarang dan klaim hadiahnya
Scan kode QR dan unduh aplikasi Hinovel