Pustaka
Bahasa Indonesia
Bab
Pengaturan

Bab 3

Setelah berjalan beberapa saat, Farrel sampai ke sebuah toko.

Ini adalah sebuah toko yang tua, sepi, tidak memiliki nama, sehari-hari toko ini bertahan dengan menjual sedikit anggur dan makanan kecil, pemilik tokonya adalah seorang pria tua yang buruk, Farrel memanggilnya Pak Dilan, pria tua ini selalu bermabuk-mabukan, termasuk hari ini, Farrel sudah sampai di depan tokonya, tapi dia masih tertidur sambil memeluk kendi anggur.

Meja dan kursi sudah tua dan terlihat usang, debu bertebaran di mana-mana, bahkan ada beberapa ekor tikus yang berlarian di ujung tembok. Tapi Farrel menyukai tempat ini, karena tempat ini sangat tenang, tidak ada orang yang menertawakan dan mengejeknya.

"Pak Dilan, berikan aku sedikit anggur."

Farrel mengetuk-ngetuk meja, Dilan baru membuka kedua matanya yang masih terlihat mengantuk.

Dia mengulurkan tangannya ke arah Farrel, Farrel melempar koin tembaga ke atas meja.

Dilan menyimpan koin tembaga, lalu memberikan kendi anggur di pelukannya pada Farrel, dengan suara yang serak dia berkata, "Masih ada setengah, kamu sedang beruntung. Kalau tidak habis, kembalikan padaku lagi."

Sambil tertawa-tawa Dilan meletakkan sebuah mangkuk yang sudah cacat di atas meja.

Farrel mengambil kendi anggur dan mangkuk itu, duduk di atas kursi, menuang semangkuk anggur, lalu meminumnya banyak-banyak.

Anggur yang kuat mengalir dari tenggorokan ke dalam perutnya, tidak lama kemudian Farrel merasa tubuhnya memanas, seakan-akan ada api yang sedang membara-bara di dalam tubuhnya.

"Enak." Puji Farrel, alasan kedua dia menyukai toko ini adalah karena anggur di sini cukup kuat, berbeda dengan toko-toko lainnya.

Sambil tersenyum Dilan berkata, "Tentu saja, kamu lihat dulu itu anggur siapa. Farrel, kamu dihina lagi?"

Farrel tersenyum pahit, "Apakah ada hari di mana aku tidak dihina?"

Dilan berkata, "Jangan berkata seperti itu, kamu tidak merasa kamu bisa hidup sampai sekarang adalah sebuah keajaiban? Aku masih ingat, ketika pertama kali kamu masuk ke tokoku, kamu sangat kurus seperti anak monyet, seakan-akan kamu akan segera mati, tapi kamu lihat sekarang, kamu masih baik-baik saja."

Farrel tertawa-tawa, yang dikatakan Dilan ini memang benar, saat masih kecil, tabib pernah memvonisnya tidak akan bisa hidup lebih dari 12 tahun, tapi sekarang dia sudah berumur 17 tahun dan kondisinya masih baik-baik saja, memang bisa dibilang ini adalah sebuah keajaiban.

Farrel berkata, "Mungkin karena anggurmu sangat bagus."

Kedua mata Dilan bersinar-sinar, sambil tertawa-tawa dia berkata, "Tentu saja, anggurku adalah yang terbaik."

Farrel menghela napasnya, "Wanitaku meninggalkanku karena aku adalah orang yang tidak berguna."

Kening Dilan mengerut, "Nanti dia pasti akan menyesal."

Farrel tersenyum-senyum, "Pak Dilan, terima kasih kamu bisa menghiburku."

Dilan tertawa-tawa, "Percaya aku, aku berkata seperti itu bukan untuk menghiburmu."

Farrel lagi-lagi meminum semangkuk anggur, "Sayangnya, mungkin aku tidak bisa datang ke sini untuk meminum anggurmu lagi."

Senyuman di wajah Dilan menghilang, dia berjalan menghampiri Farrel, "Kenapa? Kamu mau pergi?"

Farrel mengangguk, "Ya, aku mau pergi. Aku lagi-lagi gagal di ujian Akademi Seni Bela Diri tahun ini. Aku sudah 17 tahun, tahun depan adalah kesempatanku yang terakhir, tapi keluargaku tidak akan membiarkanku mempermalukan nama keluarga lagi. Seharusnya setelah Perayaan Tahun Baru, mereka akan melepaskanku, aku juga tidak tahu akan diletakkan di mana, tapi aku pasti tidak akan bisa kembali lagi."

Dilan duduk di seberang Farrel, "Separah itu?"

Farrel mengangguk, "Ya, separah itu. Pak Dilan, ketika aku pergi, aku pasti akan membeli beberapa kendi anggur darimu untuk diminum di perjalanan."

Dilan berkata, "Tidak masalah, aku pasti akan menyiapkan beberapa kendi anggur untukmu. Tapi kurasa kamu tidak perlu pergi, lebih baik kamu mencobanya lagi tahun depan, mungkin kamu bisa lulus?"

Unduh sekarang dan klaim hadiahnya
Scan kode QR dan unduh aplikasi Hinovel