Pustaka
Bahasa Indonesia
Bab
Pengaturan

Bab 2 Akhir Penderitaan

Bab 2 Akhir Penderitaan

Suara tawa Renold membuat tubuh Riezka gemetar. Sekarang dia benar-benar ketakutan.

“Kalau kau tidak terima…kenapa tidak memberikan hiburan dan melayani kami? Kami tidak akan berbuat kasar selama kau menuruti semua permintaan kami.”

“Brengsek kamu Renold. Kau pikir dirimu siapa? Aku tidak akan tinggal diam membiarkan kalian mengancamku!”

“Mengancam? Kami tidak perlu mengancam Riezka. Kami akan segera membuktikan kalau kami tidak sekedar bicara,” ejek yang lainnya.

“Davin…selama ini kau selalu bersikap baik padaku. Aku mohon lepaskan aku. Biarkan aku pergi seperti yang lainnya,” bujuk Riezka putus asa.

Pemuda yang dipanggil Davin tertawa keras membuat Riezka sadar bahwa mereka semuanya sama. Bermaksud menghancurkan dirinya. Tanpa membuang waktu lagi dia segera berlari meninggalkan mereka semua.

Tetapi Riezka tidak bisa pergi meninggalkan rumah tersebut. Semua pintu tidak ada yang bisa dia buka. Semuanya sudah terkunci rapat sehingga dia terkurung di tengah orang-orang yang pernah dia anggap sebagai teman.

“Aku mohon lepaskan aku…kalian adalah temanku. Kalian yang selama ini menjaga dan membantuku. Aku mohon lepaskan aku.”

Tidak ada yang mendengar suara ketakutan dan nada memohon yang keluar dari mulut Riezka. Mereka tergelak seperti melihat mainan yang bergerak dan bersuara membuat mata mereka gelap dipenuhi oleh nafsu binatang.

Suara tawa memecah kesunyian malam diselingi suara teriakan wanita yang dihancurkan harga diri dan kehormatannya hingga berada di titik terendah. Riezka tidak tahu apakah dirinya masih dianggap sebagai manusia oleh mereka yang sudah bertindak melebihi hewan.

Tubuhnya bukan miliknya lagi. Kesadaran bahkan tidak pernah mampir menyapanya sampai sinar matahari membuat matanya silau.

Perlahan-lahan Riezka membuka matanya dan suaranya tidak mampu keluar ketika menyadari keadaan dirinya. Tubuhnya bergetar tidak dapat membayangkan apa yang sudah menimpa dirinya. Tidak jauh darinya mereka yang sudah menghancurkan hidupnya masih tertidur. Sementara botol minuman keras berserakan. Riezka menduga mereka semua dalam keadaan mabuk.

Dengan menahan sakit di tubuhnya Riezka mencari pakaiannya yang sudah tidak karuan bentuknya. Emosi bukan lagi miliknya ketika dia mengenakan sepatu salah seorang dari mereka yang memiliki sol sepatu yang tebal dan tajam. Riezka masih merasakan sakitnya sol sepatu tersebut ketika menekan lengannya yang telanjang.

“Kalian akan merasakan pembalasanku. Aku tidak akan membiarkan kalian hidup nyaman tanpa merasakan penderitaan yang sudah aku alami,” katanya dengan suara mendesis.

Riezka. Wanita yang selama ini berada di dalam perlindungan Mammi Darel dan tidak pernah berpikir dirinya mengalami kejadian yang menghancurkan hidupnya mulai berjalan. Matanya kosong ketika dia melangkah dan menginjak dan menghancurkan bukti kalau mereka adalah lelaki.

Suara lolongan yang lebih mirip seperti hewan disembelih keluar dari mulut Renold dan Davin. Dua orang lelaki yang selama ini menjadi teman dekatnya tapi yang terbukti sangat kejam.

Riezka baru saja menginjak yang lainnya ketika tubuhnya di tarik dan dibanting dengan keras ke lantai yang berbatu. Tiga orang yang belum merasakan pembalasan darinya bertindak membabi buta. Riezka bukan lagi manusia dimata mereka sampai beberapa warga sekitar rumah tersebut berdatangan.

Mata mereka menatap tidak percaya dengan yang ada dihadapan mereka semua. Kengerian yang tidak pernah mereka bayangkan terlihat jelas di depan mata mereka. Suara seorang lelaki tua segera memberi perintah agar membawa ketiga pemuda yang terluka kerumah sakit. Sementara Riezka dibawa ke kantor polisi karena laporan dari pemuda yang menyiksanya.

Riezka tidak tahu apa yang terjadi. Sejak dirinya dibawa ke rumah sakit oleh polisi dia sudah kehilangan kesadaran. Entah berapa lama dia mendapat perawatan dengan di jaga oleh pria berpakaian seragam.

Perlahan-lahan kesadaran mulai datang pada diri Riezka. Orang yang pertama dia lihat adalah wajah Mammi Darel. Wanita yang selama ini mengasuh dan menjaganya.

“Mammi….”bisiknya lirih.

“Riezka….akhirnya kamu sadar sayang.” Pelukan mammi adalah perhatian terbesar yang pernah dirasakan oleh Riezka.

“Riezka pasti bisa melaluinya sayang….” Hibur mammi menguatkan hati.

Riezka belum lagi menjawab untuk bertanya apa maksud dari ucapan mammi ketika pintu terbuka dengan kasar. Beberapa petugas berjalan masuk dan mereka melepaskan jarum infuse dengan kasar menyebabkan Riezka dan mammi berteriak.

“Hentikan! Apa yang kalian lakukan semua. Anakku dalam keadaan sakit dan dia baru sadar!” teriakan mammi tidak mampu mencegah petugas yang bertubuh kekar yang membawa Riezka pergi.

“Saat ini dia adalah tahanan polisi. Tidak pantas seorang wanita keji seperti dirinya mendapat pengobatan yang mewah. Kalau kau ingin menemuinya, temui di penjara. Berdoalah semoga dia masih hidup.”

Suara itu membuat mammi tidak mampu bergerak. Anak yang dia asuh selama ini akan berakhir hidupnya di tangan orang-orang yang memberlakukan hukum dengan sewenang-wenang.

“Riezka bertahanlah sayang. Mammi akan mencari cara untuk mengeluarkanmu,” katanya disela-sela tangisannya.

Seminggu berada di penjara dengan perawatan yang tidak layak membuat tubuh Riezka mati rasa. Penyiksaan yang dilakukan mereka semua meninggalkan luka yang membuat dirinya cacat. Matanya yang indah lebih mirip dengan mata monster yang sering dilihat di film-film. Sementara luka ditubuhnya sama sekali tidak layak untuk di lihat.

Semua aparat hukum di kota Zigon sudah dibeli oleh keluarga Renold dan Davin. Mereka membuat pengadilan memutuskan tanpa melihat keadaan korban yang menjadi tertuduh yang masih tidak sadarkan diri.

Mammi yang datang bersama warga yang membawa Riezka ke rumah sakit tidak mampu menolongnya hingga Riezka harus mendekam di penjara selama 15 tahun atau hukuman seumur hidup.

Dinding penjara begitu gelap. Tidak ada cahaya yang masuk dan juga orang yang menengoknya. Dia hanya berada sendirian di ruangan yang untuk tidur dan berdiri saja begitu sulit. Hanya sebuah keyakinan bahwa dia akan keluar dan akan membalas dendam yang membuat Riezka bertahan.

Setahun sudah Riezka berada di ruang gelap. Matanya sudah terbiasa dengan keadaan gelap tanpa cahaya dan lampu. Kenyataan bahwa dirinya masih hidup membuat petugas penjara terkejut. Keadaan Riezka tidak layak di sebut manusia dan membuat mereka yang menjalani hukuman takut dan ngeri. Hanya orang yang memiliki mental baja yang bisa keluar hidup-hidup dari lubang kematian.

Suara sipir penjara membuat Riezka mengangkat kepala.Sipir penjara itu adalah petugas yang baru. Riezka tidak tahu apa yang terjadi dengan petugas yang lama. Wanita itu memandangi Riezka dengan iba suaranya begitu lembut membuat Riezka tertawa. Tawa yang membuat orang ngeri mendengarnya.

“Kau masih muda. Kejahatan apa yang sudah kau lakukan?”

“Aku menghancurkan masa depan dua orang bajingan yang sudah memperkosa dan menyiksa aku.”

Suara Riezka yang parau kembali membuat dua orang yang berada 1 sel dengannya merinding. Mereka tidak pernah tahu kejahatan apa yang telah diperbuatnya hingga mendapat hukuman seberat itu.

“Aku tidak mengerti. Aku sedikit mengerti hukum. Yang kau lakukan adalah untuk membela diri. Tapi kenapa….”

“Tidak perlu bertanya kenapa. Aku akan memastikan semua yang sudah membuatku menderita seperti ini akan mendapatkan balasan yang setimpal,”

Dendam Riezka sudah terpupuk dengan subur dan tidak akan membiarkan semua orang bebas tanpa mendapatkan hukuman yang setimpal.

“Aku tidak tahu apakah matamu dapat menerima cahaya terang. Tapi saat ini kau mendapat kunjungan dari wanita yang mengenalkan dirinya sebagai Mammi Darel.”

“Terima kasih. Bisakah aku meminjam kaca mata hitam. Untuk melindungi mataku.”

“Tentu saja. Aku akan memberikannya padamu.”

Sipir penjara itu sangat bersimpati pada keadaan Riezka. Dia tahu kalau wanita muda itu tidak mau orang yang mengunjunginya terkejut melihat keadaannya.

Langkah kakinya begitu perlahan dan penuh kehati-hatian. Matanya menatap satu-persatu pengunjung dari dalam kaca berwarna gelap. Riezka tidak tahu bahwa yang dilihat Mammi diluar hanyalah berbentuk bayangan hingga suara mammi yang memprotes petugas di dengar jelas oleh Riezka.

Kelegaan terlihat di wajah Riezka yang pucat. Dia bersyukur dengan tindakan petugas yang menghalangi mammi melihat dirinya.

“Sayang bagaimana keadaanmu. Hari ini adalah pertama kali kamu mendapatkan kesempatan dikunjungi. Kau tahu sayang. Mammi akan segera membebaskanmu. Selama ini mammi sudah gagal mengeluarkanmu. Tapi kau tidak perlu takut. Mammi dan Jack akan segera mengeluarkan dan membawamu pergi.”

Suara mammi bagaikan air surge yang tidak pernah di reguk manisnya. “Terima kasih Mammi.”

Suara Riezka membuat mammi terkejut dan tanpa sadar dia mendekatkan wajahnya untuk melihat keadaan Riezka.

“Sayang…kenapa suaramu berbeda. Apa yang terjadi padamu. Mammi akan membalasnya. Kau tidak usah khawatir. Mammi sudah memiliki bukti yang akan membawa mereka semua ke penjara.”

“Terima kasih Mammi. Aku akan menunggu saat keadilan datang padaku. Tapi aku sudah berjanji bahwa aku akan memberi mereka hadiah yang tidak akan pernah terlupakan.”

Suara Riezka begitu dingin membuat mammi terkesiap dan berharap yang baru saja bicara bukanlah Riezka.

Unduh sekarang dan klaim hadiahnya
Scan kode QR dan unduh aplikasi Hinovel