Bab 11 Diskusi yang Menarik
Bab 11 Diskusi yang Menarik
Darrel dan Nick berjalan masuk ke dalam kantor Lukas. Kantor yang mencerminkan karakter pria yang bekerja di dalamnya.
“Silahkan duduk!”
“Apakah gadis kalian tidak ikut? Aku menginginkan kehadirannya karena ini berkaitan dengan masa depannya,” ujar Lukas setelah mereka duduk.
“Tizara sudah menyerahkan semua keputusan kepadaku. Aku yang bertanggung jawab untuk masa depannya,” jawab Darrel tajam.
“Dengan kata lain, bila suatu saat gadismu melawan dan menolak yang sudah di sepakati…kalian yang akan menanggung semua resikonya,” kata Lukas tajam dan dingin.
Kemudian Lukas mengeluarkan berkas dari laci mejanya dan menyerahkan pada Darrel. “Aku ingin kalian membacanya sebelum memberikan persetujuan pada berkas tersebut,” katanya seraya menunjuk berkas yang kini sudah di pegang oleh Darrel.
Darrek terkesiap. Lukas seperti bukan yang biasa ia kenal. Sikap dan perkataannya tidak ada yang sama seperti yang ia kenal. Lukas menampilkan sosok sejati seorang penusaha yang mengedepankan perjanjian yang terikat secara hukum.
“Sebelumnya aku tidak melihat kepentingan Tizara untuk hadir di sini. Tidak terpikirkan olehku bahwa Anda menginginkan lebih. Aku adalah penanggung jawab masa depan Tizara, tetapi melihat cara yang harus ia lalui…dengan terpaksa kami menolaknya,” jawab Darrel.
“Kenapa? Kalian belum membacanya bukan apa yang kami tawarkan?” tanya Lukas. Ia cukup terkejut karena Darrel mampu membalikkan kata-katanya.
“Aku memang belum melihatnya dan maaf kalau aku harus mengatakan kalau dalam pekerjaan yang kami lakukan, kami tidak memerlukan perjanjian.”
“Walaupun kami memberikan penawaran ekslusive? Penawaran yang belum pernah kami berikan pada siapa pun. Tapi kalau kau memang tidak menginginkannya, aku tidak bisa memaksa, bukan?” ujar Lukas.
“Tentu. Kalau begitu kami sebaiknya….”
Lukas menyela ucapan Darrel dengan seringai pemangsa layaknya binatang buas yang melihat mangsanya menggeliat untuk meloloskan diri.
“Sepertinya aku harus mengatakan kalau…kalau kau menolak tawaran yang kami berikan, aku tidak menjamin klub mu tetap ramai dan dikunjungi oleh tamu-tamu yang antusias. Jadi pilihan ada padamu,” ancam Lukas hingga Darrel dan Nick menatapnya tajam.
“Kau mengancamku?”
Suara tawa Lukas menjawab pertanyaan Darrel tetapi tidak membuat mereka duduk kembali.
“Aku lihat kau berhasil bangkit kembali setelah tutup karena kejadian tersebut.”
“Terima kasih. Setiap usaha dan kerja keras yang dilakukan dengan sepenuh hati pasti akan berhasil.”
“Bagaimana kalau kau akan jatuh kembali dan kemungkinan tidak akan bisa bangkit kembali. Apakah kau masih bisa bersikap sombong dan menolak tawaran yang kami berikan?” tanya Lukas sambil menyandarkan punggungnya. Matanya mengawasi Darrel yang seperti hendak meledak.
Ia tidak percaya seorang wanita dengan profesi yang di jalaninya memiliki sikap posesif pada salah satu anak asuhnya. Lukas sebelumnya pernah mengajukan kontrak pada Darrel dan wanita itu menerimanya dengan wajah berbinar, tetapi mengapa saat temannya meminta bantuan, Darrel justru menolaknya.
“Apakah kami boleh mempelajari lebih dulu penawaran yang Anda berikan?” tanya Nick setelah mengamati sikap posesif Darrel dan juga sikap arogan Lukas.
“Aku senang kau dapat berpikir cepat Nick. Aku akan menyerahkan penawaran tersebut untuk kau pelajari. Tapi aku ingin saat kembali pada akhir pekan, berkas tersebut sudah di tanda tangani oleh kalian. Bagaimana?” kata Lukas meletakkan kembali berkas yang sebelumnya di tolak oleh Darrel.
“Baik kami akan memberikannya pada Anda kembali setelah Tizara menandatangani berkasnya.”
“Aku tunggu. Semoga selanjutnya kita tetap bisa bekerja sama dengan baik.” Jawab Lukas seraya bangun dari duduknya.
Tidak mudah bagi Darrel untuk keluar dari ruangan Lukas dan menerima tawaran serta ancaman dari pria itu sekaligus.
Sepanjang perjalanan pulang, Darrel lebih banyak diam. Memikirkan masa depan Tizara. Apa yang akan terjadi padanya bila ia terus berada dilingkungan tersebut dan bekerja di tempat yang salah.
Tanpa sadar Darrel mengeluh. Tidak seharusnya ia melibatkan Tizara menggeluti pekerjaan yang mengakibatkan dirinya terbuang dan di tinggalkan oleh wanita yang menjadi ibunya.
“Darrel…boleh aku bertanya?” tanya Nick setelah cukup lama ia mendiamkan wanita di sampingnya larut dalam pikirannya.
“Terus terang aku tidak pernah melihatmu melindungi gadismu seperti ini. Bukankah kau sadar bahwa Riezka menjalani pekerjaan ini dengan sadar. Apakah kau akan mengorbankan semuanya demi Riezka. Kau sudah pernah berkorban untuknya, apakah dia tidak akan berkorban untukmu?”
Kata-kata yang diucapkan oleh Nick semakin membuat Darrel sulit untuk mengambil keputusan. Riezka adalah anak yang ia urus sejak anak itu masih berupa bayi merah. Kasih sayang dan perhatian yang ia berikan pada Riezka seperti perhatian seorang ibu pada putrinya meskipun ia tidak pernah mempunyai seorang anak pun di dalam kehidupannya.
“Aku tahu. Aku akan berbicara padanya.” Jawab Darrel pada akhirnya.
Suara pintu yang terbuka di susul dengan suara Darrel memanggil nama Riezka membuat gadis itu yang sedang berada di kamarnya keluar untuk menemui Darrel.
“Aku tidak mengira kalian pulang begitu cepat,” sapa Riezka pada Darrel yang terlihat sendu.
“Ada apa Mammi. Kenapa wajah mammi terlihat kacau?” tanya Riezka memperhatikan Dar
“Ada yang perlu Mammi sampaikan padamu. Duduklah!”
Penasaran dengan sikap Darrel, Riezka mengambil tempat dengan duduk di kursi yang berada di seberang kursi Darrel. Wajahnya menunggu Darrel bicara.
“Bagaimana pria yang kau layani kemarin?” tanya Darrel langsung. Ia merasa tidak perlu berbicara memutar hanya untuk mendapat jawaban dari Riezka.
“Dia baik dan permainannya pun tidak kasar. Ada apa. Kenapa sikap kalian seperti itu?”
Seelah menarik napas dan mengeluarkannya. Darrel memulai penjelasan mengenai tawaran yang diberikan Lukas untuk teman yang Riezka layani sebelumnya.
Suara tawa Riezka membuat wajah murung Darrel heran. Ia sama sekali tidak mengerti mengapa setelah mendengar penjelasan darinya Riezka justru tertawa lepas.
“Mammi…aku tahu Mammi menyayangi dan sangat melindungiku. Namun, apakah Mammi tidak melihat keuntungan dari tawaran ini? Aku tidak harus melayani tamu yang datang ke Aloha hanya untuk mendapatkan uang yang aku perlukan untuk membayar hutang,” Jawab Riezka membuat Darrel bingung sementara Nick sudah dapat menangkap maksud dari ucapan gadis yang berada di depannya.
“Aku setuju dengan ucapan Riezka. Dengan tawaran dari Lukas, kita justru melindunginya. Riezka hanya mempunyai satu tanggung jawab pada Drake Holland dan dia pun tidak selalu datang untuk menemuinya. Riezka dapat melakukan hal yang lain selama menunggu kedatangan Drake,” kata Nick menjelaskan.
“Maksudmu…yang dilakukan oleh Riezka seperti wanita simpanan?”
“Benar. Dia hanya melayani satu orang saja. Dia dilindungi dengan pengamanan yang diberikan oleh Lukas layaknya seorang istri pangeran. Sementara untuk keuangannya, kita sudah melihat nilai yang diberikan Drake untuk Riezka dan juga untukmu sangat besar. Tidak ada tawaran yang lebih baik dari ini yang bisa kalian dapatkan.”
Darrel memandang Riezka mengharap kepastian dan juga keseriusan gadis itu. Saat Riezka tersenyum dan mengangguk, maka semua keputusan tersebut sudah menjadi sah dan Riezka bersama Darrel akan bertanggung jawab terhadap semua keputusan yang sudah mereka ambil dan putuskan bersama.
“Jadi…begitu kau tanda tangani dan kami sudah mengembalikan berkas ini, kau hanya menjadi milik Drake. Setiap keinginannya harus kau penuhi. Kau mengerti Riezka?”
“Aku mengerti dan akan menerimanya dengan penuh tanggung jawab. Semoga dengan keputusan ini semuanya menjadi lebih baik. Buatku dan juga buat Mammi,” jawab Riezka dengan senyum yang menenangkan.
“Terima kasih sayang. Sebenarnya Mammi sudah bersedia menerima resiko yang akan terjadi kalau kau memang tidak setuju dengan penawaran yang ada.”
Riezka menatap wajah Darrek dengan penuh tanya, “Apa maksud Mammi?”
Darrel memandang Nick mengharap dukungannya, “Sebelumnya kami berpikir hal tersebut akan mengikatmu. Jadi, Mammi menolaknya. Tidak kami sangka tanggapan Lukas begitu luar biasa. Bila kami menolaknya, dia tidak akan ragu-ragu untuk menjatuhkan Aloha. Pilihan yang berat untuknya.”
“Aku tidak mengira ia akan bersikap seperti itu. Begitu jauh berbeda dengan Lukas yang selama ini aku kenal. Kau sudah bertemu dengannya bukan? Sangat berbeda Riezka,” jawab Darrel menghela napas.
“Aku lega Mammi tidak langsung memutuskannya dan justru membawanya pulang,” kata Riezka tertawa.
“Semua ini atas saran Nick. Aku sudah tidak bisa mengendalikan diri dan hanya mengandalkan emosi semata,” jawab Darrel.