Pustaka
Bahasa Indonesia
Bab
Pengaturan

Bab 12 Yang Berkuasa

Bab 12 Yang Berkuasa

Sudah seminggu sejak Riezka menyetujui kontrak yang diberikan Lukas dan sejak itu pula dirinya menjauh dari tempat hiburan Darrel. Kehidupannya hanya di isi dengan kegiatan yang sangat tidak menarik. Sementara untuk membayar hutangnya terhadap Darrel dan Nick, Riezka sudah mendapatkan uang yang sangat besar atas bayarannya sebagai wanita simpanan Drake Holland.

Suara dering telepon di meja sudut membuat Riezka ragu-ragu dan berusaha tidak terpengaruh dengan bunyi telepon yang tidak berhenti berbunyi. Apakah ia harus menjawabnya? Siapa yang menelepon, apakah tidak tahu kalau Darel sudah pergi ke tempat hiburan miliknya. Hingga ia tidak tahan lagi untuk mengangkat gagang telepon untuk mengetahui siapa yang berulang kali melakukan panggilan.

“Halo selamat malam, ini siapa?” tanya Riezka setelah menutup horn gagang telepon dengan sehelai tisyu.

“Kau keluar sekarang!”

Tidak ada informasi tentang si penelpon membuat Riezka ragu. Ia tidak bisa keluar mengikuti permintaan dari orang yang tidak mengenalkan dirinya, Riezka justru berjalan untuk memeriksa apakah pintu rumahnya terkunci atau tidak.

Suara dering telepon kembali terdengar membuat wajah Riezka berubah, apakah suara yang tadi atau ada yang lainnya.

Riezka mengangkat telepon tetapi ia tidak bersuara membuat suara di seberang sana terdengar tidak sabar. “Aku tahu kau ada Riezka. Sekarang kau keluar! Aku menunggumu.”

“Siapa kau?” tanya Riezka pelan.

“Drake.”

Hanya menyebutkan satu nama lalu sambungan telepon terputus. Riezka masih menatap gagang telepon dengan wajah bingung. Drake menghubunginya dan mengatakan berada di luar. Apa yang akan dilakukannya dan mengapa tidak ada informasi yang diberikan Darrel maupun Lukas tentang kedatangannya. Apakah media semua sudah terkunci dengan seorang Drake Holland.

Riezka memperhatikan penampilannya, masih cukup rapi. Ia khawatir kalau mengganti pakaian lebih dulu akan membuat Drake tidak sabar.

Dengan langkah yang tidak tergesa-gesa ia berjalan keluar setelah melepaskan kunci rumah. Ia tidak melihat siapa pun di halaman rumah Darrel, hanya sebuah mobil mewah yang terparkir tidak jauh dari pintu gerbang rumah. Apakah Drake ada di dalam mobil tersebut? Riezka harus memastikannya terlebih dahulu.

“Damm…bagaimana aku tahu dia ada dimana,” katanya menggerutu.

Matanya mencari-cari kehadiran Drake, sampai ia melihat seseorang keluar dari dalam mobil yang berada di sebelah kanannya ketika ia sedang mengamati beberapa kendaraan yang berhenti di sepanjang jalan di depan rumah Darrel.

“Nona Tizara?” tanya pria yang memiliki perawakan tinggi besar dan terkesan kaku yang memakai jas berwarna hitam.

“Anda siapa?” tanya Tizara tanpa mengiyakan pertanyaan yang ditujukan padanya.

“Saya pengawal Tuan Holland. Tuan sudah mengunggu Nona sejak tadi. Mari ikut saya!”

Pria kaku itu tidak menunggu jawaban dari Riezka karena dia langsung berjalan di belakang Tizara untuk memastikan bahwa gadis itu mengikuti perintahnya.

Riezka menoleh ke rumahnya. Ia belum mengunci pintu dan tidak membawa apa pun juga.

Riezka sudah berada di samping mobil mewah yang berada di belakang mobil tempat pria kaku sebelumnya keluar. Riezka tidak mengira kalau Drake berada di dalam mobil yang saat ini ia menunggu pintu tersebut terbuka. Merepotkan, untuk bertemu saja harus menunggu lama. Apakah seperti ini protocol yang harus ia lewati untuk bertemu.

Pintu mobil sudah dibuka dan Riezka di persilahkan masuk ke dalam mobil yang sangat mewah dan belum pernah dilihatnya secara nyata kecuali di iklan automotif.

Mata Riezka tidak berkedip melihat interior yang terdapat di dalam mobil tersebut. Sangat mewah hingga ia tidak bisa mendeskripsikan apa yang ia lihat.

“Kenapa tidak langsung datang begitu aku suruh keluar?” pertanyaan tersebut terdengar di telinga Riezka saat perhatiannya masih tertuju pada kemewahan yang ada di dalam mobil.

Riezka mengerjapkan matanya, ia tidak percaya Drake yang duduk di depannya berbicara dengan nada dingin.

“Aku…aku minta maaf. Tapi bukan kesalahanku juga.”

“Bukan kesalahanmu? Sudah jelas aku memintamu keluar,” gerutu Drake membuat Riezka tersenyum.

“Kau tidak menyebutkan siapa dirimu dengan jelas. Jadi mana mungkin aku mengikuti perintah dari orang yang tidak aku kenal,” jawab Riezka mencibir.

Ia tidak mengerti mengapa ia bisa berbicara dengan pria yang memiliki kedudukan yang begitu tinggi tanpa ada batasan. Di dalam hati Riezka berpikir apakah ia akan mendapat hukuman karena berlaku tidak sopan? Semoga saja tidak, karena ia sudah pernah menerima hukuman yang bukan kesalahannya.

“Kau sudah menandatangani penawaran yang aku berikan, berarti kau sudah setuju untuk mengikuti semua permintaan dan perintahku. Kau tidak berhak untuk membantahnya. Jelas!”

Suara Drake yang dingin kembali terdengar membuat Riezka sadar dengan kedudukannya. Pria itu tidak lupa kalau dirinya adalah majikan yang segala perintahnya tidak boleh dibantah.

“Aku tahu.”

Drake memajukan tubuhnya mendekati tempat duduk Riezka kemudian tangannya menyentuh lutut Riezka yang terbuka.

“Kau tahu aku sudah sangat merindukanmu. Apakah kau hanya menganggap diriku sebagai patung?”

Riezka terkesiap. Bukan karena ucapan Drake yang merayu tetapi karena remasan tangan Drake yang terasa menyakitkan.

“A…aku tidak tahu. Aku belum pernah mengalaminya,” jawab Riezka tidak berani menatap wajah Drake. Tidak seperti sebelumnya dimana ia begitu berani berbicara.

Ada tanda tanya di mata Drake ketika ia mendengar suara Riezka yang lirih. Ia tidak mengerti mengapa di suara tersebut ada ketakutan yang ia yakini gadis itu tidak sadar ketika berbicara.

“Tizara, tatap mataku! Aku tidak akan menghukummu. Apakah di rumahmu ada orang selain dirimu?” tanya Drake dengan memegang dagu Riezka hingga gadis itu mengangkat wajahnya.

“Tidak ada. Sejak aku kontrak itu berlaku aku selalu berada di rumah. Aku tidak diperkenankan untuk pergi kemana pun tanpa ada yang mendampingiku,” kata Riezka menjelaskan.

“Bagus. Aku menyukai dirimu yang patuh pada aturan. Sekarang kembali ke rumah dan ambil tas mu. Kita akan pergi. Aku tunggu 5 menit!”

“Pergi? Bukankah aku harus berganti pakaian terlebih dahulu?”

“Tidak perlu. Nanti ada pelayan yang akan memberikan pakaian.”

Tidak mengerti, tetapi ia tetap melakukan yang diperintahkan oleh Drake membuat dirinya menggelengkan kepala. Apakah begitu dalam pengertian sebuah kontrak yang sangat mengikat bahwa dirinya tidak boleh membantah dan hanya mengikuti semua perintah yang diberikan oleh Drake Holland?

Di dalam rumah sebelumnya Riezka hanya menyempatkan untuk mengambil tas dan beberapa alat kosmetik serta menyelipkan pakaian dalam. Tetapi ketika melihat waktu 5 menit masih tersisa, ia segera mengganti celana pendeknya dengan celana panjang sutra serta blazer yang menutupi kausnya yang tidak bisa dikatakan tebal sambil berbicara dengan Darrel untuk mengabarkan bahwa ia akan pergi bersama Drake

Lima menit kurang beberapa detik, Riezka sudah berada kembali di samping mobil yang ditumpangi oleh Drake Holland. Ia mengatur napasnya sebelum pintu itu terbuka dan melihat wajah Drake yang dingin tanpa senyum.

“Kau dengar aku tadi mengatakan apa padamu?” tanya Drake setelah Riezka duduk di depannya.

“Aku mendengar bahwa kau memberikan waktu 5 menit,” jawab Riezka dengan menarik napas dalam.

“Lima menit tanpa mengganti pakaian. Kau sudah membantahnya jadi sebagai hukuman kau harus melepaskannya sekarang juga,” perintah Drake.

“Apa? Aku harus melepaskannya, tapi mengapa? Aku hanya berusaha untuk pantas saja,” jawab Riezka bingung.

“Kau harus melepaskan karena aku ingin kau mengenakan pakaian yang tadi kau pakai. Jelas!”

Suara Drake yang tajam membuat Riezka hanya mampu menundukkan kepala, tidak berani bersuara. Ia tidak mengira kalau usahanya untuk lebih pantas justru menjadi bumerang bagi dirinya sendiri.

“Tizara…lepaskan pakaian yang kau kenakan sekarang karena aku mau kau memakai baju yang tadi.”

“Tapi, mobil ini sudah berjalan jadi bagaimana aku bisa,” Riezka menghentikan ucapannya karena mata Drake yang mengancam.

“Tizara, aku menunggu!”

Suara Drake tidak lagi terdengar tajam melainkan ada nada menggoda dan juga hasrat untuk menyentuh tubuh Riezka. Ia ingin melihat kepolosan tubuh wanita yang berprofesi sebagai wanita penghibur. Dan ia sudah memilikinya secara ekslusive. Ia tidak akan membagi tubuh wanita yang memberikan darah perawan yang suci hanya padanya.

Unduh sekarang dan klaim hadiahnya
Scan kode QR dan unduh aplikasi Hinovel