Pustaka
Bahasa Indonesia
Bab
Pengaturan

Bab. 8 Lu Fei Dituduh

Lu Bao dan beberapa orang bawahannya datang ke tempat Lu Fei tinggal. Mereka berjumlah sekitar 50 orang. Mereka membawa senjata lengkap, Lu Fei yang melihat itu, dia menyipitkan matanya. Dia dan temannya berdiri menghadap rombongan yang datang itu.

"Ada keperluan apa?" tanya Lu Fei.

"Kau ditangkap!" tegas Lu Bao.

"Memangnya apa yang aku lakukan sampai aku harus ditangkap?" tanya Lu Fei.

"Kau telah membuat ibuku terluka. Kau membakar kamar ibuku dengan sengaja. Itu adalah kejahatan yang tidak bisa dimaafkan. Kau akan dihukum karena telah melakukan itu!" jelas Lu Bao.

Lu Fei terlihat kebingungan seolah-olah dia tidak tahu apa yang terjadi. Beberapa orang yang ada di belakang Lu Bao sampai saling menatap satu sama lain saking termakannya dengan wajah tipu daya Lu Fei yang manipulatif.

"Memangnya ada yang terjadi? Aku bahkan tidak tahu itu. Bagaimana bisa kau menuduhku? Padahal aku tinggal sangat jauh kediaman utama berada. Kalau memang aku melakukan itu, harusnya ada bukti, bukan? Kalau begitu jelaskan bukti yang memberatkanku!" pinta Lu Fei.

Lu Bao tersenyum. Dia sudah menyiapkan semuanya. Dia pun mengangkat tangannya dan seseorang pun berjalan maju. Ada dua orang dan mereka pun menjelaskan kalau mereka melihat Lu Fei berjalan ke dekat kamar Cao Li dan membakar kamar Cao Li. Dua saksi itu pun mempunyai cerita dan kesaksian yang sama.

Lu Fei langsung terbahak. "Tipuan yang sangat bagus. Kalau memang itu yang terjadi, tangkap saja aku! Kita lihat, aku bersalah atau tidak," tantang Lu Fei.

Dia mengulurkan tangannya. Lu Bao tersenyum karena berhasil. Dia pun memerintahkan beberapa orang untuk memegang tangan Lu Fei dan membawa Lu Fei ke kediaman utama untuk dimasukkan ke penjara bawah tanah. Sebelum diserat, Lu Fei menatap ke arah temannya lebih dulu.

"Jaga rumahku! Aku akan kembali dalam beberapa hari," ucap Lu Fei.

"Baiklah."

Lu Fei pun dibawa pergi dari sana. Dia diserat oleh para cultivator dan diteriaki sebagai penjahat. Lu Fei bahkan dilempar batu oleh beberapa orang. Wajahnya sampai berdarah, tetapi dia tidak terlihat panik sama sekali. Lu Fei sangat tenang.

"Kita lihat seberapa lama kau bisa setenang ini. Kau telah melukai istri seorang patriarch. Karena itulah kau akan mendapatkan hukuman yang sangat berat," ucap Lu Bao. Dia berusa menakuti Lu Fei. Sayangnya itu tidak akan berhasil.

"Aku tidak akan dihukum karena bukan aku yang melakukannya!" tegas Lu Fei.

"Kau terlalu naif."

Lu Fei tersenyum kecil. "Kau yang naif," balas Lu Fei, tetapi di dalam hati. Dia tidak mengatakannya secara frontal.

***

Lu Fei pun dimasukkan ke dalam penjara bawah tanah. Dia bahkan sampai disiksa. Lu Fei terlihat biasa saja. Orang yang berusaha menyiksa itu sampai kebingungan. Dia heran, apa Lu Fei tidak merasakan sakit atau apa? Sangat aneh melihat Lu Fei yang tidak menjerit kesakitan saat dicambuk berulang kali.

"Kau ini manusia atau bukan? Apa kau tidak merasa sakit sama sekali?" tanya penjaga yang menyiksa Lu Fei.

Lu Fei tersenyum kecil. "Aku bukan tidak merasakan sakit, tetapi aku hanya terbiasa merasakan sakit. Ini bukan sesuatu yang menyakitkan untukku. Aku pernah merasakan rasa sakit yang lebih dari ini. Kalau kau ingin melihatku menjerit, maka berikan hukuman yang lebih kuat lagi," jelas Lu Fei.

Penjaga itu tidak berani melakukan itu karena Lu Fei adalah anak seorang Patriarch. Meski, sudah menjadi rahasia umum kalau Lu Fei dibenci oleh ayahnya sendiri. Cuma tetap saja Lu Fei adalah anak partarich sekte Bintang Berpijar. Kalau tiba-tiba hati patriarch berubah dan mulai menerima Lu Fei lagi dan tahu anaknya disiksa berlebihan. Penjaga yang menyiksa Lu Fei akan dihukum mati. Itu yang tidak ingin penjaga itu dapatkan. Lebih baik dia melakukan sesuai apa yang diperintahkan saja.

"Kalau boleh tahu, kenapa kau membakar kamar nona Cao Li? Bukankah dia adalah ibumu juga tuan mudah?" tanya penjaga itu.

"Aku tidak melakukannya," jawab Lu Fei.

***

"Ibu, apa yang terjadi padamu? " Teriak Lu Bao.

Dia kaget melihat kuku Cao Li tercabut dan darah menetes dari bekas kuku itu. Bukan hanya itu, tetapi mulut Cao Li juga berdarah. Lidah Cao Li disayat bagian ujungnya. Cao Li pingsan dan dia tidak akan bisa bicara dengan lantang lagi. Bahkan saat dia sembuh sekalipun, dia akan tetap cacat. Kemungkinan dia akan buta dan bisu.

"Penjaga! Panggilkan para alchemist!" teriak Lu Bao memberikan perintah.

Para penjaga masuk dan pergi setelah diberikan perintah itu. Tidak lama kemudian beberapa alchemist pun datang ke sana. Mereka terlihat sangat kaget melihat keadaan Cao Li yang semakin buruk. Bukan hanya lidah dan kukunya saja, tetapi kulit Cao Li juga ada yang terkelupas. Itu sangat perih dan sakit. Para alchemist itu bahkan mengerenyitkan wajah saking ngilunya saat membayangkan apa yang terjadi.

"Apa yang terjadi?" tanya salah satu alchemist.

"Aku tidak tahu. Saat aku datang, ibu sudah begini."

"Ada orang yang masuk dan menyiksanya. Tidak mungkin dia melakukan ini sendiri. Tubuh nona Cao sangat lemah, tidak mungkin dia bisa melukai dirinya sendiri seperti ini. Sudah jelas kalau dia dicelakai oleh seseorang dengan sengaja," jelas alchemist itu.

Wajah Lu Bao terlihat memerah, dia sangat marah. Dia pun menarik pedangnya dan berjalan ke arah pintu keluar. Saat dia keluar, dia langsung mengarahkan pedangnya ke arah dua orang penjaga di depan sana. Dia langsung bertanya siapa yang telah menyiksa ibunya, tentu saja dua penjaga itu tidak mengaku. Mereka tidak tahu menahu. Mereka hanya menjaga tanpa masuk ke dalam kamar. Dijelaskan bagaimana pun, tetap saja Lu Bao marah.

"Hukuman kegagalan kalian adalah kematian," ucap Lu Bao.

Dia pun menebas kedua penjaga itu. Keduanya berusaha menghindar, tetapi telat dan kepala mereka berdua terpotong oleh Lu Bao. Jasad kedua penjaga itu ditarik dan akan dibuang. Lu Bao berdecak kesal. Satu orang yang terpikirkan olehnya yaitu Lu Fei. Hanya saja terasa mustahil karena saat dia datang ke tempat Lu Fei, dia ada di sana. Tidak mungkin Lu Fei ada di dua tempat sekaligus. Lu Bao tidak memperdulikan logika masuk akal itu.

"Pokoknya ini salah dia," ucap Lu Bao.

Dia pun masuk ke dalam kamar lagi. Lu Bao sudah membuatkan tekadnya untuk menuduh Lu Fei atas seluruh yang terjadi pada ibunya. Lu Bao duduk menemani ibunya di sana. Dia menjadi anak yang baik untuk hari ini. Lu Bao mengabaikan tugasnya dulu untuk hari ini. Dia ingin menemani ibunya itu.

"Aku akan menjaga ibu," ucap Lu Bao.

Unduh sekarang dan klaim hadiahnya
Scan kode QR dan unduh aplikasi Hinovel