Bab. 9 Persidangan
"Kenapa kau dihukum seperti itu? Aku lihat kau selalu cambuk setiap satu jam sekali. Memangnya apa yang telah kau lakukan?" tanya tanahan lainnya.
"Aku dituduh membakar kamar istri patriarch."
"Kau benar-benar melakukannya?" tanya tanahanan itu.
"Tentu saja. Dia menyebalkan karena telah mengirim pembunuh Bayaran untuk membunuhku. Sebagai orang baik, aku harus membalas kebaikannya. Aku tidak punya uang yang cukup untuk menyewa pembunuh Bayaran seperti yang dia lakukan karena itu aku mengirimkan api dan beberapa kayu kepadanya sebagai balasan," jelas Lu Fei.
Tanahan itu menelan ludah. Yang dilakukan oleh Lu Fei sangat gila. Itu seperti bunuh diri. Tidak sembarangan orang yang berani melakukan itu kecuali dia gila karena kalau sampai ketahuan, maka hukuman yang paling ringan adalah hukuman mati. Tahanan itu terdiam, dia merinding saat menatap ke arah Lu Fei.
"Apa kau tidak takut kalau aku akan membongkar pengakuan tadi?" tanya tahanan itu.
"Kalau kau melakukan itu, maka kau akan mati sebelum melakukannya."
Tahanan itu tersenyum kecil. Dia kira kalau Lu Fei hanya mengancam saja. Padahal dia benar dengan apa yang dia katakan. Tidak lama kemudian seseorang datang ke penjara bawah tanah itu. Tenahan itu bangun dan ingin memberi tahukan apa yang dia dengar. Orang yang datang itu menghampiri.
"Dia tadi mengaku kalau dia adalah pelaku nya. Dia yang membakar kamar nona Cao," ucap tahanan itu. Dia sangat berharap kalau informasi yang dia berikan itu bisa membuat dirinya bisa dibebaskan sebagai hadiah informasi tadi. Harapan dia seperti itu, tetapi kenyataannya tidak seperti yang dia harapkan.
Orang itu pun membuka kunci penjara itu. Tahanan itu tersenyum karena mengira kalau dia akan dibebaskan. Hanya saja yang terjadi tidak sesuai.
Slassshh!
Salah satu tangan tahanan itu ditebasan. Tahanan itu langsung menjerit kesakitan. Wajah penuh harap tadi berubah menjadi pucat. Tidak sampai di sana, orang datang itu pun menusuk mulut tahanan itu dengan pedang. Tahanan itu ketakutan. Dia merasa dirinya akan tewas di sana, tetapi orang itu menarik kembali Pedang nya setelah diminta oleh Lu Fei.
"Jangan lakukan itu!" pinta Lu Fei.
Orang itu pun menutup kembali pintu penjara itu. Setelah itu dia berjalan ke arah Lu Fei. Dia menatap serius ke arah Lu Fei.
"Aku datang untuk melepaskanmu," ucap orang itu.
"Tidak perlu! Aku punya rencana lain. Bukankah aku sudah mengatakan ini kepada ketua kalian?"
"Dia belum mengatakan apapun."
"Ah, dia selalu saja lelet. Aku akan menghukumnya setelah ini," ucap Lu Fei. "Pulanglah! Tunggu saja sampai aku mengeluarkan perintah. Kalian baru boleh muncul saat aku benar-benar berada dalam masalah besar. Kalau nyawaku terancam, baru kalian selamatkan aku!" tambah Lu Fei.
"Ah, begitu. Kalau begitu aku pamit," ucap orang itu.
Setelah itu, orang itu benar-benar pamit dan pergi dari sana. Lu Fei masih tergantung dengan tangan terikat di atas. Dia terlihat sangat santai. Tidak ada ketakutan sama sekali di wajah Lu Fei. Tahanan yang baru saja disiksa tadi, dia heran kenapa Lu Fei punya bawahan yang sangat kuat seperti tadi. Bisa masuk ke penjara bawah tanah, itu sangat tidak masuk akal. Hanya orang yang sangat kuat, yang bisa melakukan ini.
"Siapa sebenarnya anak ini?" batin tahanan itu.
***
Hari pengadilan pun tiba. Lu Fei pun dibawa ke ruang pengadilan. Di sana sudah ada patriarch sekte Bintang Berpijar yaitu Lu Zhang dan 7 tetua sekte Bintang berpijar. Selain mereka ada juga beberapa orang lainnya seperti Lu Bao dan Lu Fei serta beberapa anggota lainnya (Penjaga).
Lu Fei berdiri dengan tangan dirantai di belakang. Dia berada di tengah-tengah ruangan itu. Wajahnya terlihat begitu santai seolah-olah dia tidak melakukan apapun. Dia terlihat seperti tidak bersalah sama sekali. Itu membuat ketujuh tetua sekte Bintang Berpijar saling menatap satu sama lain.
"Kenapa tuan mudah Fei terlihat seperti biasa saja? Apa dia tidak bersalah?"
"Entahlah. Bisa saja dia hanya difitnah. Kita lihat saja apa yang akan dijelaskan oleh mereka."
"Perasaanku saja atau tuan mudah Fei terasa seperti orang yang berbeda. Anak penakut seperti tuan muda Fei, tidak mungkin setenang ini."
Kedua tetua tadi langsung sadar. Apa yang dikatakan tadi sangat benar. Seharunya Lu Fei akan ketakutan. Meski, dia benar dan tidak bersalah sekalipun. Seharusnya Lu Fei tidak akan setenang ini. Sangat tidak masuk akal Lu Fei bisa setenang ini.
"Apa ini karena dia kejadian itu?"
"Kejadian apa?"
"Aku tidak tahu ini benar atau tidak, tetapi katanya tuan muda Fei pernah hampir mati. Katanya begitu, tetapi kejadian lebih lengkapnya aku tidak tahu. Ada pepatah mengatakan 'Kematian bisa mengubah sifat seseorang.' Mungkin itu alasan kenapa dia bisa berubah seperti ini," jelas tetua itu.
"Entahlah, aku tidak terlalu paham."
"Kita lihat saja."
Mereka pun fokus untuk menyaksikan penjelasan bukti dan pembelaan kedua belah pihak. Siapa yang benar dan siapa yang salah, itu tergantung dari keputusan para tetua dan patariach. Karena itulah ke 7 tetua dan patriarch sekte Bintang Berpijar hadir di sana. Sebenarnya mereka semua tidak perlu hadir, tetapi karena yang akan diadili adalah anak patriach, tentu saja mereka penasaran dan akhirnya datang ke persidangan itu.
***
Persidangan pun dimulai. Lu Bao pun menyampaikan apa yang menjadi tuduhannya kepada Lu Fei. Setelah itu para saksi pun memberikan penjelasan. Total ada 10 saksi. Tiga yang melihat langsung Lu Fei melakukan pembakaran, 2 melihat Lu Fei membawa kayu dari luar sekte dan lima lainnya bersaksi kalau mereka pernah ditawari Lu Fei membawa kayu. Selain itu, ada 10 orang yang ditangkap dan dituduh sebagai rekan Lu Fei melakukan kejahatannya.
Semua penjelasan itu sangat menyudutkan Lu Fei. Terasa kalau Lu Fei tidak akan bisa melakukan pembelaan sama sekali. Semua saksi sudah sangat kuat. Hanya saja Lu Fei terlihat tidak khawatir. Dia tersenyum lebar. Semua orang bingung kenapa Lu Fei bisa tetap tersenyum padahal semua tuduhan sudah sangat kuat dan bukti sudah sangat banyak.
"Apa kau ada pembelaan?" tanya Xia Ding.
"Apa kalian percaya dengan kesaksian mereka?" Lu Fei bertanya balik.
"Penjelasan mereka sangat kuat. Apalagi yang menjadi saksi ada banyak orang. Apa lagi yang harus diragukan?"
"Kalau begitu kalian bodoh."
Semua tetua terlihat kaget. Mereka terlihat kesal.
"Kalau hanya kata-kata, aku juga bisa melakukannya. Aku punya saksi yang lebih banyak," ucap Lu Fei.
Dia pun bersiul. Tidak lama kemudian ada lebih dari 100 orang berjalan masuk ke dalam ruang persidangan. Semua orang dibuat kaget.
"Ini adalah saksiku," ucap Lu Fei.