Bab. 7 Rencana Jahat 2
"Ayo! Jangan terlalu membuang waktu. Semakin banyak waktu yang terbuang, maka kemungkinan kita ketahuan akan semakin besar. Kau ingin ketahuan? Kalau sampai ketahuan, kita berdua akan mati," ucap Lu Fei memberikan peringatan.
"Tidak masalah. Kalau kita mati berdua, aku rasa itu bukan sesuatu yang perlu disesali," jawab pemuda itu.
"Masalahnya, aku yang tidak ingin mati."
***
Cao Li tidak tenang karena Lu Fei tidak berhasil dibunuh. Itu tandanya Lu Fei memiliki kesempatan dipilih menjadi calon penerus patriarch selanjutnya. Lu Fei adalah anak terakhir dari Patriarch sekte Bintang Berpijar yang sekarang. Dia anak terakhir, tetapi Lu Fei lahir dari rahim istri pertama patriarch yang searang. Istri yang sangat disayang oleh Patriarch sekarang. Sayangnya ibu Lu Fei yaitu Chi Rei meninggal saat Lu Fei dilahirkan. Itu juga alasan kenapa Lu Fei tidak disukai oleh ayahnya sendiri karena dianggap sebagai pembawa kesialan dan penyebab kematian Chi Rei.
"Bagaimana kalau dia berubah pikiran dan memilih anak wanita bodoh itu? Kalau begitu, anakku tidak akan menjadi patriarch. Aku tidak bisa membiarkan itu," ucap Cao Li.
Dia bangun dan ingin pergi ke markas pembunuh bayaran. Hanya saja saat dia ingin melakukan itu, dia merasa kamarnya menjadi panas. Dia pun berlari ke arah pintu keluar. Cao Li mendorong pintu, tetapi tidak bisa dibuka. Dia kaget dan mendorong pintu itu dengan lebih kuat, tetapi tidak bisa terbuka. Ada yang mengunci pintu kamarnya dari luar. Cao Li semakin panik. Dia berlari ke arah jendela, tetapi hasilnya tetap sama. Semuanya dikunci. Perlahan api mulai terlihat. Mata Cao Li membesar. Dia semakin panik.
"TOLONG! Tolong aku!" teriak Cao Li.
Sayangnya tidak ada yang mendengar teriakannya. Cao Li tidak punya pilihan lain selain dia harus berusaha dengan kekuatannya sendiri. Dia berusaha sekuat tenaga untuk keluar, tetapi sangat sulit. Cao Li terus berteriak dan api semakin membesar.
Bukkk!
Cao Li terkena reruntuhan kayu yang terbakar. Itu membuat punggungnya kesakitan dan ikut terbakar. Dia menjerit kesakitan. Cao Li masih berteriak. Cao Li mulai melemah karena tubuhnya terlihat cukup banyak.
"Apa aku akan mati di sini?" gumam Cao Li.
Tiba-tiba saja Cao Li mengingat wajah Lu Fei. Dia menjadi marah dan mulai menuduh Lu Fei melakukan ini.
"Ini pasti ulah dia," tuduh Cao Li.
***
Kamar Cao Li pun runtuh. Dia tertimpa oleh batang potong besar yang sudah Lu Fei siapkan. Kebarakan semakin besar. Itu membuat beberapa orang mulai sadar dan berdatangan ke sana. Saat melihat kalau itu adalah kamar Cao Li. Mereka langsung bergegas dan lebih dari 100 cultivator membantu memadamkan api.
Dengan banyaknya cultivator yang terlibat, api dipadamkan dengan sangat cepat. Hanya dalam 10 menit, api berhasil dipadamkan. Cao Li berhasil diselamatkan, tetapi keadaannya sangat buruk. Seluruh tubuhnya terbakar. Kulitnya memeras dan terkelupas. Dia sekarat.
Para alchemist langsung dipanggil dan diminta merawat Cao Li. Respons singkat itu, dia berhasil menyelamatkan Cao Li. Tentu dia masih butuh perawatan ekstra. Nyawanya memang tertolong, tetapi seluruh tubuhnya masih dalam keadaan buruk.
"Apa kalian menemukan petunjuk?" tanya Lu Bao.
Para cultivator itu menggeleng. Mereka tidak menemukan petunjuk siapa yang melakukan hal gila ini. Hanya saja mereka bisa menyimpulkan kalau kebakaran itu memang disengaja. Ada yang ingin Cao Li terbunuh. Hanya saja pelakukan tidak mereka temukan.
"Terus lakukan penyelidikan! Aku yakin pelakunya adalah orang yang ada di sekte ini juga. Mereka yang melakukan ini pasti mereka yang punya dendam kepada ibuku," ucap Lu Bao.
Lu Bao adalah anak pertama patriarch Bintang Berpijar dan merupakan kandidat terbesar yang mungkin akan menggantikan posisi ayahnya. Tentu saja dia harus bersaing dengan adiknya sendiri yaitu Lu Dong, tetapi kemungkinan Lu Dong menjadi partarich lebih kecil. Meski, begitu Lu Bao tidak akan lengah. Dia tidak akan membiarkan posisinya tergantikan.
"Lu ... Fei ... di ... A yang me ... laku ...kannya," ucap Cao Li dengan sangat pelan. Dia menahan rasa sakit yang luar biasa. Berbicara saja dia kesulitan. Mata Cao Li buta karena ikut terkena api. Dia tidak bisa melihat apapun yang ada di depannya. Itu bisa sembuh, tetapi butuh waktu. Hanya saja kemungkinan matanya pulih hanya 30% saja. Kalau gagal, berarti Cao Li harus hidup dengan mata yang buta.
"Apa maksud ibu? Lu Fei yang melakukannya?" tanya Lu Bao.
Cao Li mengangguk. Dia sangat yakin kalau yang melakukan itu adalah Lu Fei. Tentu saja itu hanya tuduhan saja karena Cao Li tidak melihat secara langsung siapa yang melakukannya. Cuma firasat Cao Li sangat kuat kalau pelakunya adalah Lu Fei.
Lu Bao yang mendengar itu. Dia mengangguk. "Baiklah, aku akan membawa bocah itu menghadap ayah. Dia harus dihukum dengan sangat berat karena telah melakukan ini. Meksi, dia adalah adikku, tetapi kalau dia melakukan kejahatan, tetap saja dia harus dihukum," tegas Lu Bao seolah-olah dia berpihak pada kebenaran. Padahal dia memang ada niat membunuh Lu Fei. Ini adalah saat yang tepat untuk membunuh Lu Fei secara legal.
"Kalau begitu, aku pergi dulu, Ibu."
Lu Bao membungkuk dan pergi dari sana. Cao Li tersenyum kecil, dia sangat senang karena pada akhirnya dia berhasil membuat Lu Fei terbunuh. Dia sangat yakin kalau kali ini Lu Fei akan terbunuh. Tidak akan bisa mengelak lagi.
"Rencanamu untuk membunuh ku sudah gagal. Ini saatnya kau menerima hukuman," batin Cao Li.
Tiba-tiba saja Cao Li merasa ada yang duduk di samping dirinya. Dia tidak yakin kalau itu adalah Lu Bao karena dia baru pergi beberapa saat yang lalu. Tidak mungkin Lu Dong juga karena Lu Dong tidak sedang di sekte. Dia sedang pergi. Tiba-tiba saja Cao Li punya firasat buruk.
"Sudah lama kita tidak mengobrol ibu. Apa kabarmu? Ah, kau sedang tidak dalam keadaan baik. Sangat disayangkan. Harusnya ini adalah pertemuan yang mengharukan bagi kita. Sangat disayangkan."
Cao Li sangat yakin kalau yang ada di sebelah dirinya adalah Lu Fei. Dia sangat yakin, itu terdengar dari suara Lu Fei yang sangat khas. Cao Li ingin mengatakan sesuatu, tetapi tidak bisa. Sesuatu menyumbat mulutnya.
"Ibu, aku tidak sedang ingin mendengar ocehanmu karena itu diamlah! Ah, iya. Aku ingat sekali saat kau menyiksaku. Dengan kebaikan hatiku, maka aku akan membalas budi," ucap Lu Fei.
"Aaaa .... emmmm."
Cao Li berusaha berteriak, tetapi tidak bisa. Dia berusaha bangun, tetapi tubuhnya sudah diikat oleh Lu Fei. Memang sengaja Lu Fei melakukan ini agar Cao Li tidak bisa pergi. Lu Fei pun tersenyum dan saat itu juga dia mulai melakukan pembalasan atas apa yang Cao Li lakukan kepada dirinya.
Cao Li berusaha menjerit, tetapi mulutnya disumbat. Pada akhirnya dia hanya bisa menahan rasa sakit itu sampai Lu Fei puas dengan apa yang dia lakukan. Setelah puas, Lu Fei baru pergi dari sana. Hanya saja itu bukan akhir.
"Aku akan datang lagi," ucap Lu Fei.