Pustaka
Bahasa Indonesia
Bab
Pengaturan

Bab 9 Tidak Sengaja Bertemu Dengan Pangeran Yan

Bab 9 Tidak Sengaja Bertemu Dengan Pangeran Yan

Dan lagi Mingyue pertama kalinya datang kemari dan dirinya tidak tahu apa-apa mengenai dunia ini, meskipun dikatakan membaca puluhan ribu buku itu tidak bisa dibandingkan dengan melakukan perjalanan ribuan mil, tapi buku adalah harta yang tak ternilai yang memungkinkan orang memahami informasi secepat mungkin, jadi sebelum melakukan perjalanan ribuan mil, Mingyue mengambil keputusan untuk membaca buku lebih dulu, memahami lebih dulu lingkungan tempatnya berada sekarang.

Su Wanrong berpikir bahwa bekerja di ruang akademi itu tidak melelahkan, wajar saja jika Mingyue mengajukan keinginan seperti itu. Dan lagi Istana JingAn berada di seberang ruang Akademi, jadi mudah baginya jika ingin meminta Mingyue untuk mengantarkan makanan ke Istana JingAn. Melakukan dua hal dengan satu tindakan, Su Wanrong kemudian segera mengatur Mingyue untuk ditempatkan di ruang akademi.

Ruang Akademi yang besar berhadapan langsung dengan Istana JingAn, tidak ada banyak orang lalu lalang di hari biasa, tugas harian Mingyue adalah menyapu ruangan, membersihkan rak buku untuk mencegah jangan sampai serangga menggerogoti buku dan lukisan. Kemudian ketika tiba waktunya mengantarkan makan, Mingyue akan menggantikan Su Wanrong untuk mengantarkan makanan ke Istana JingAn. Ini jauh lebih mudah dibandingkan pekerjaan berat memotong kayu, menimba air, membersihkan toilet dan pekerjaan kotor lainnya.

Dalam sekejap perubahan musim sudah memasuki hari ketiga, memasuki sore hari yang amat panas.

Zhao Mingyue berdiri di halaman ruang akademi sambil memegang sapu, menatap pohon pir tua di Istana JingAn melalui tembok tinggi. Angin malam berhembus meniup dedaunan dan menunjukkan buah pir yang berwarna kuning, buah-buahan yang sudah matang itu mengeluarkan aroma yang menggoda...

Bagi orang yang hidup di zaman modern di mana keberadaan buah itu begitu minim, pir besar itu benar-benar sangat menggoda hati Mingyue siang dan malam.

Kebetulan Su Wanrong berkata bahwa Pangeran Yan memasuki Istana dua hari terakhir ini, baru akan pulang besok.

Majikannya tidak ada, pasuka patroli juga baru saja lewat, tidak akan ada orang yang datang sebelum waktunya untuk makan malam.

Zhao Mingyue sangat paham akan pengaturan yang ada di tempat ini, melemparkan sapu itu ke ruang akademi lalu Mingyue memasuki Istana JingAn melewati ruang Akademi.

Zhao Mingyue berdiri di bawah pohon dan mendongak, matahari terbenam melewati cabang dan dedaunan, menyinari buah pir yang berwarna kekuningan itu, cahaya keemasannya begitu bersinar, dikatakan bahwa buah dari pohon pir yang tua sangat manis!

Meong……

Zhao Mingyue yang sedari tadi hanya fokus melihat pir, baru menyadari bahwa pada saat ini ada seekor anak kucing yang terjebak di cabang pohon di antara aula kediaman utama dan sisi sayap bagian barat. Ukuran kucing itu seukuran 2 kepalan tinju, begitu putih seperti bola salju, hidungnya kemerahan dan mengeong dengan mulut kecilnya itu, mata keemasannya itu penuh dengan sorot mata tak berdaya.

Tunggu, setelah aku memetik buah, aku akan menyelamatkanmu.

Jika diketahui oleh orang lain maka bilang saja datang untuk menyelamatkan kucing, itu bisa dikatakan sebuah alasan.

Batang pohon pir ini sangat tebal, tapi tidak terlalu tinggi, pohon ini melewati dinding jadi bisa melihat ke sekeliling.

Zhao Mingyue kemudian memanjat ke atas, memanjat ke arah di mana cabang-cabang pohon tumbuh dengan subur, rasanya begitu luar biasa ketika kepalanya bertabrakan dengan buah pir. Mingyue kemudian dengan asal memetik sebuah pir besar, menyekanya ke pakaiannya lalu langsung menggigitnya! Begitu manis!

Mingyue memakan buah pir sambil bertemu pandang dengan mata kucing itu, "Tunggu aku selesai makan, kamu tunggulah dengan tenang."

Meong ~

Setelah Zhao Mingyue memakan pir besar di tangannya, Mingyue kemudian melempar sisa inti buah itu ke atas atap, kemudian kembali memetik 2 buah pir lagi dan menjejalkannya ke dalam pakaiannya bagian dada, bajunya ini sangat lebar, jadi menjejalkan buah itu ke dada yang datar seketika membuat tubuhnya ini begitu berisi.

"Kamu menunggu dengan sangat baik, aku akan menyelamatkanmu sebagai balasannya."

Dulu ketika mengantarkan makanan, Mingyue berpikir bahwa pintu aula itu langsung terhubung ke taman ChangChun, tapi ternyata tidak. Ketika dirinya berdiri di atas pohon Mingyue baru melihat bahwa masih ada satu kediaman kecil sana.

Di halaman ada air yang mengalir keluar dari mata air batu yang berasal dari dinding di sekitarnya, mata air itu mengalir dengan lancar melalui batu-batu besar yang halus dan jatuh ke bawah menjadikan bagian bawah sebuah kolam kecil, air di kolam jika sudah penuh baru akan mengalir ke arah Danau Changchun yang berada di Taman Changchun.

Di dinding kediaman kecil itu ditanami dengan pohon bambu giok emas, daun hijau di pohon bambu itu begitu rimbun.

Pohon pir tua ini juga menambah keramaian, meregangkan cabang pohonnya ini hingga memasuki kediaman kecil itu.

Dan cabang tempat di mana kucing putih kecil itu terletak tepat berada di atas kolam mata air itu.

Ada kursi rotan di dekat aula bagian dalam kediaman utama di sebelah mata air, ada sebuah buku yang terbuka yang diletakkan di atas meja di samping kursi rotan itu, sepertinya seseorang baru saja pergi setelah membaca di kursi rotan ini.

Dan ada sepoci teh yang diletakkan di samping buku itu.

Gawat, ada teh!

Di dalam kediaman kecil itu sepertinya ... ada orang? Mingyue bisa menebak pergerakan para pelayan dan juga pengawal, tapi dirinya tidak menebak bahwa di dalam kediaman ini ada orang.

Dirinya harus membawa kucing itu dan bergegas pergi.

Tapi pada saat ini tiba-tiba terdengar suara batuk yang pelan, Zhao Mingyue hanya keburu untuk memeluk kucing itu ke pelukannya, kemudian 1 sosok berpakaian putih keluar dari pintu aula bagian dalam.

Zhao Mingyue segera mengangkat tatapannya untuk melihat cabang pohon, jangan sampai goyang, jangan sampai goyang...

Hanya ada suara gemerisik angin malam yang berhembus melalui pepohonan di halaman, Mingyue menggendong anak kucing itu dan menunggu pria itu pergi. Orang itu seharusnya adalah Chu Ziyan, meskipun Mingyue belum pernah bertemu dengannya tapi Mingyue bisa mengenalinya dari suara batuknya itu.

Tapi Mingyue sebenarnya memang benar-benar penasaran seperti apa tampangnya itu.

Unduh sekarang dan klaim hadiahnya
Scan kode QR dan unduh aplikasi Hinovel