Pustaka
Bahasa Indonesia
Bab
Pengaturan

Bab 15 Mengenali Orang

Bab 15 Mengenali Orang

Total ada 87 orang pelayan di kediaman Pangeran Yan ini, para penjaga tidak termasuk di dalamnya, semuanya berdiri di Istana Zhengda.

Yang berdiri di depan adalah kepala pengurus Liu yang bertanggung jawab mengurus segala sesuatu yang ada di istana, Su Wanrong, dan juga para Bibi yang bertugas atas semua prosedur kesopanan dan lainnya, dan juga ada pengawas dan pelayan veteran lainnya.

Zhao Mingyue dan Zhao Liu berdiri bersama di barisan terakhir yang memang merupakan para pelayan yang memiliki status kecil.

Hampir 100 orang itu berdiri bersama tapi tidak ada seorang pun di aula ini yang berani berusara, mereka begitu hening bahkan mungkin jika ada suara jarum yang terjatuh pun semua orang dapat mendengarnya.

Setelah beberapa saat, Kepala Pelayan Zhou, Zhou Quan, keluar dan berdiri di depan orang banyak itu.

"Hari ini semua orang berkumpul di Aula Zhengda ini karena ada yang ingin dikatakan oleh Pangeran Yan."

Pangeran Yan ingin mengatakan sesuatu pada semua orang?

Ini adalah pertama kalinya dalam beberapa tahun terakhir!

Ekspresi semua orang seketika menjadi tegang, ada yang merasa terkejut dan juga ada yang merasa takut. Lagipula, kutukan Pangeran Yan itu di permukaan tidak ada yang berani membicarakannya, tapi hal itu sudah lama tersebar secara pribadi.

Zhou Quan memandang ke arah semua orang kemudian dan menundukkan kepalanya dengan hormat, berbalik badan dan berkata: "Silakan, Yang Mulia."

Chu Ziyan keluar dari belakang aula utama, ruangan itu begitu sunyi hingga hanya bisa mendengar langkah kakinya.

Zhao Mingyue bertubuh kecil, dia mengangkat kepalanya diam-diam di antara kerumunan.

Chu Ziyan mengenakan pakaian panjang hari ini, leher pakaian itu dikancing dengan kancing berwarna ungu muda, saku dan manset dibordir dengan benang sutra ungu dan disulam dengan pola, jubahnya juga berwarna sama, pakaiannya itu begitu elegan dan mulia.

Rambut panjang hitamnya itu diikat dengan pita dan tergerai jatuh di belakangnya dengan rapi. Wajahnya itu seperti kelopak putih tenang dan rendah hati. Dia duduk di kursi utama di aula, kedua tangannya terlipat di atas kakinya, postur tubuhnya begitu tegap.

Zhou Quan memberi hormat: "Kami memberi hormat pada Pangeran Yan."

Kemudian sekelompok orang bersujud dan memberi hormat: "Kami memberi hormat pada Pangeran Yan!"

Tatapan mata Chu Ziyan begitu tenang: "Bangunlah."

"Terima kasih Pangeran Yan." Semua orang kemudian bangkit.

"Belakangan ini dikarenakan perawatan dari kalian semua, kondisi tubuhku ini menjadi lebih baik, hari ini aku memanggil kalian semua untuk lebih mengenali kalian."

Pria yang duduk di kursi utama itu bagai sebuah batu giok yang paling indah di dunia, raut wajahnya itu begitu lembut, senyum tipis terulas di bibirnya dan juga auranya itu sama sekali tidak sombong. Kelembutan seperti giok, keanggunan seperti lotus, kejernihan seperti teh, setiap kata itu tidak keterlaluan jika disematkan padanya.

Dulu ada utusan dari negara lain yang datang ke Negara Chu ini dan bertemu dengan Pangeran Yan, ada orang yang mengatakan pujian seperti ini: Di negara Chu ada orang yang sangat cantik, benar-benar tiada taranya , hanya sayangnya menderita penyakit yang mengerikan, tapi dirinya tetap terlihat begitu jernih bagai teratai.

Orang cantik yang sakit, kata itu sudah menjadi kata ganti untuk Pangeran Yan, sekarang jika melihatnya, kata itu benar-benar pantas untuknya.

Semua orang kagum, tapi hanya Zhao Mingyue yang diam-diam merasa khawatir. Chu Ziyan ingin mengenali bawahannya satu per satu seperti ini, sudah pasti karena ingin mencari tahu orang yang masuk ke Istana JingAn tadi malam bukan?

Mengintipnya mandi, mencekokinya dengan obat, membuka pakaiannya, menyentuh...area pribadinya, seberapa banyak kejahatan yang dilakukannya? Jika Chu Ziyan benar-benar ingin mengadilinya, apa Mingyue masih bisa mendekati orang ini?

Pada saat ini Chu Ziyan benar-benar membuat Mingyue merasa sedikit gelisah.

Para pelayan memperkenalkan diri mereka satu per satu secara bergantian.

"Aku bernama Ma Guoan, merupakan tukang kebun di kediaman ini, aku memberi hormat pada Pangeran Yan."

"Aku bernama Li Xiulian, merupakan penjahit di kediaman ini, aku memberi hormat pada Pangeran Yan."

"Aku Cao Zhong, merupakan pelayan yang bertugas membeli barang di kediaman ini, aku memberi hormat pada Pangeran Yan."

Dari awal hingga akhir, Chu Ziyan terus mempertahankan posisi duduknya yang tegap, mendengarkan para pelayan yang maju untuk memperkenalkan diri dengan sabar, raut wajahnya itu dari awal sampai akhir selalu begitu damai.

"Aku bernama Zhang Mei, aku adalah pengawas di dapur belakang, aku memberi hormat pada Pangeran Yan."

"Aku, aku bernama Zhao Liu, aku tukang bantu di dapur belakang, aku... aku memberi hormat pada Pangeran Yan!"

Ini pertama kalinya Liuzi bertemu dengan majikannya, dia begitu tergagap dan juga wajahnya begitu merah, Chu Ziyan mengangguk dan tersenyum sambil berkata: "Aku mengenalmu, Liuzi."

Liuzi merasa terkejut, menatap sang majikan yang begitu tampan untuk sekian lama dan akhirnya menyadari bahwa diriya melakukan pelanggaran, Liuzi bergegas membungkuk dan berkata: "Terima kasih karena Yang Mulia mengingatku!" Bagaimana bisa Yang Mulia mengenalinya? Dirinya saja belum pernah bertemu dengannya.

Chu Ziyan tersenyum dan berkata: "Baik, selanjutnya."

Setelah Zhao Liu adalah Zhao Mingyue.

Mingyue melangkah maju sambil membungkuk dan memberi hormat: "Aku bernama Zhao Mingyue, merupakan pelayan di kediaman ini, aku memberi hormat pada Pangeran Yan."

Bahu kurus, memakai sorban berwarna biru di sambil menundukkan kepalanya. Chu Ziyan menatapnya beberapa saat kemudian bertanya: "Di mana kamu bertugas?" Suara itu masih begitu lembut dan tenang tanpa ada fluktuasi.

"... Aku bertugas di ruang akademi."

"Ruang Akademi berdekatan dengan Istana JingAn, tapi aku belum pernah melihatmu."

"Aku... aku baru datang tidak lama, aku belum pernah bertemu dengan Yang Mulia."

"Kalau begitu angkat kepalamu sekarang untuk melihat."

Unduh sekarang dan klaim hadiahnya
Scan kode QR dan unduh aplikasi Hinovel