Bab 7
Yang Mi bergegas menuju kamar adik bungsunya usai menerima kabar jika Yang Zi telah sadarkan diri. Ratu kerjaan Yang itu tak sampai hati jika melihat adik-adiknya menderita.
"Bagaimana perasaanmu, Zi zi? Masih sakit?"
"Jie, aku bermimpi pria jahat itu melamarku." Mengingat kejadian di dalam mimpinya Yang Zi bergidik ngeri
"Kau tidak bermimpi, Zi er. Dia memintamu menjadi mempelainya."
Sontak saja, Yang Zi menggerakkan badannya dan bangkit hingga duduk di ranjang miliknya. "Tidak mungkin, Yang Mulia pasti salah. Lagipula adikmu ini baru berusia 150tahun. Aku masih sangat muda dan lucu Jie."
"Meskipun 150 tahun, ataupun satu milenium pun kau akan menjadi mempelainya, Zi er."
Sebelumnya, Yang Mi telah mendesak perihal keinginan Long Ye Tian pada adik bungsunya. Namun, penjelasan dan hasil pertandingan memanglah sudah sepantasnya Ye Tian mendapatkan apa yang dia inginkan.
"Aku menginginkan dia, kirimkan dia besok ke istanaku!" Yang Mi mengingat kata-kata Long Ye Tian sebelum raja roh itu beranjak meninggalkan istana burung.
Yang Zi berusaha keras membujuk kakak pertamanya agar Yang Mi menolak kemauan Ye Tian. Baginya, menikah bukan hal yang bisa dengan mudah diputuskan seperti ini. Terlebih lagi, pasangan yang akan Yang Zi nikahi...
Tidak hanya Yang Zi, song De juga sempat memohon kepada Yang Mi agar tidak menerima lamaran Long Ye Tian. Selain itu, Song De juga sempat mengkonfrontir Long Ye Tian ketika pria itu keluar dari istana burung.
"Sebaiknya kau tidak berbuat ulah, kau pikir kau siapa bisa dengan mudah mengambil putri ketiga?"
Tidak tampak berdebat, Long Ye Tian sendiri hanya diam saja tanpa mengiyakan ataupun melawan ucapan Song De.
"Aku menginginkan dia, sebaiknya kubur saja perasaanmu padanya." ucap Ye Tian sebelum berlalu begitu saja melewati Song De.
Cuiiih. "Lihat aja, apa yang akan kulakukan padamu!"
Namun, lagi-lagi Long Ye Tian bergeming dalam kediamannya. Menghadapi orang yang tidak sebanding dengannya hanya akan membuang waktu. Seperti itulah isi kepala keras Long Ye Tian.
Dia akan membiarkan Song De begitu saja, karena Ye Tian tidak memiliki mood untuk membu nuh karena keinginannya telah terpenuhi oleh janji Yang Mi padanya.
**
Tepat seperti janji Yang Mi kepada raja alam roh, Ratu Kerajaan Yang itu akan mengirim adik bungsunya ke istana roh tempat tinggal Long Ye Tian.
Sedangkan bagaimana nasib Yang Xi yang gagal menerima lamaran?
Nasib Yang Xi begitu baik. Usai dinyatakan kalah dalam memperebutkan posisi menantu kerajaan. Liu Bai memberanikan diri menawarkan sebuah lamaran kepada Ratu Yang Mi.
Dengan hati yang teguh dan cinta yang penuh, Liu Bai berniat menikahi Putri Yang Xi. Dia berkata jujur jika sudah tertarik kepada Yang Xi pada pandangan pertama mereka berdua.
Lamaran itu disambut antusias, Yang Xi sangat antusias. Akhirnya hatinya akan berlabuh kepada pangeran keempat istana Langit.
"Kenapa kalian pilih kasih? Aku lebih baik melajang seumur hidupku daripada harus menikah dengan Long Ye Tian." Yang Zi terus merengek sebelum kakak pertama mengantarnya naik kereta kuda menuju istana Long Ye Tian.
Selain Song De, Yang Mi juga sebenarnya sangat keberatan dengan keinginan Long Ye Tian. Sejujurnya, Yang Mi mengkhawatirkan keadaan adik bungsunya pada masa mendatang.
"Jie ... Aku tidak mau." Yang Zi menangis sejadi-jadinya. Dia benar-benar tidak ingin menjadi Permaisuri Long Ye Tian.
Terlebih hubungan keduanya sangat lah buruk, bahkan Yang Zi bisa menebak jika Long Ye Tian memilih dirinya hanya karena ingin membalas dendam tentang apa yang telah dia lakukan pada babak final kemarin.
"Berhenti menangis, Zi zi. Aku semakin tidak sanggup lagi. Tangismu bisa membunuhku." Yang Mi berusaha keras menahan gejolak di hatinya.
Bahkan untuk melindungi Yang Zi, Yang Mi juga mengirim Li Fei untuk turut serta. Li Fei akan menemani dan membantu Yang Zi dengan kesetiaannya.
"Aku titip dia, Dayang Li. Mohon bantuannya."
"Tentu saja, Yang Mulia. Hamba akan selalu menjaga tuan putri."
Begitu kendaraan itu berjalan, Song De dari jauh memejamkan kedua matanya. Hatinya teriris hingga tak sanggup lagi mengantar kepergian wanita yang dia cintai.
Hanya saja, Song De akan terus menemani Yang Zi bagaimanapun caranya. Hati dan jiwanya akan terus bersama dengan putri ketiga.
**
Kendaraan berhenti, sambutan untuk calon Permaisuri sungguh meriah. Selain pejabat, rakyat dunia roh juga menunggu kedatangan pendamping raja mereka.
Begitu kedatangannya diumumkan, Yang Zi dengan baju merah dan riasan mulai turun dengan ditemani oleh Xiao Fei
Calon mempelai keluar dan langkah demi langkahnya tak sekalipun terlewatkan oleh penghuni istana roh Long Ye Tian.
Yang Zi sendiri tampak menguatkan dirinya sendiri. Apalagi ketika Yang Mi mengatakan jika dia tidak mengikuti kemauan Long Ye Tian, pria itu tidak segan untuk menghancurkan keberadaan istana burung.
Baju pengantin dengan perpaduan warna emas dan merah itu tampak sangat pas di badan putri ketiga. Terlebih sebagai calon Permaisuri, sudah sepantasnya Yang Zi mendapatkan semua kemewahan ini.
Prosesi pernikahan pun dimulai karena Long Ye Tian telah menunggu kedatangan mempelainya. Rangkaian kegiatan pernikahan yang disaksikan dan disahkan oleh pejabat dan juga penasihat Raja itu pun berakhir setelah kedua mempelai saling memberi hormat.
Usai dinyatakan sebagai suami istri, beberapa dayang mengajak Yang Zi dan juga Li Fei ke paviliun untuk Permaisuri.
Putri Yang Zi yang kini berkedudukan sebagai pendamping raja telah mendapatkan gelar dan juga mahkota dari kerjaan.
Hari yang seharusnya bahagia bagi setiap wanita yang baru saja menikah tidak dirasakan oleh wanita periang itu. Kini, dia harus memutar otak agar bisa secepatnya keluar dari istana ini dengan mudah tanpa harus mengusahakan Yang Mi.
Menjelang larut malam, dayang penanggung jawab paviliun Permaisuri mengumumkan kedatangan Raja mereka.
Bagi mempelai, malam seperti ini wajar dilakukan dengan manis. Mungkinkah Long Ye Tian akan bersikap lembut hingga membuat Yang Zi luluh?
Begitu masuk ke paviliun Yang Zi, hawa dingin dari aura yang terpancar di tubuh Raja semakin kuat. Yang Zi bersikap waspada hingga tanpa sadar dia memundurkan langkahnya ke belakang.
Tanpa ada kata sepatah pun, keduanya hanyut dalam pikiran masing-masing.
"Aku melumpuhkan temanmu, dia mencoba menghalangi rencana."
"Kau gila!" umpat Yang Zi seketika.
Long Ye Tian tidak bisa menahan marahnya, bagaimana tidak usai melumpuhkan Song De. Kini dia harus berurusan dengan anak bau kencur seperti Yang Zi.
"Kau menyakiti orang lain yang membelaku!"
"Diam! Ini tempatku... Kau tidak bisa seenaknya berbuat sesukamu, putri Yang Zi." Long Ye Tian maju dan mencengkeram leher gadis yang baru saja dia nikahi.
Cengkeraman itu semakin kuat sehingga Yang Zi kesulitan bernafas. Terlebih lagi, dia sama sekali tidak menyangka jika suaminya akan melakukan hal kejam seperti ini padanya.
"Kau boleh dendam denganku, tetapi jangan sakiti orangku." batin Yang Zi. Semua otot ditubuhnya menegang. Bahkan lututnya terasa kosong sehingga tubuh Yang Zi melemas.
"Kau harus tunduk padaku. Jika tidak, aku bisa mem bunuhmu."