Ringkasan
"Semoga Langit tidak mempertemukan kita kembali." Suara terakhir putri ketiga yang terdengar parau dan diiringi isak tangis sebelum dia menjatuhkan dirinya sendiri ke lembah berbatu. Akhir hidup yang begitu tragis itu menyimak duka yang akan terus terbawa oleh embusan angin. Dan tak mungkin padam dengan siraman hujan berkat dari langit.
Bab 1
Burung Phoenix dalam mitologi kuno merupakan simbol dari Matahari. Matahari terbit, 'mati' dan terlahir kembali, begitu pun dengan Phoenix.
Sebuah legenda kuno mengisahkan sebuah burung ajaib yang bercahaya merah keemasan yang hidup selama beberapa ratus tahun sebelum mati terbakar. Kemudian burung tersebut terlahir kembali dari abu, untuk memulai kehidupan baru yang panjang.
Simbolisme yang kuat tersebut merupakan motif dan gambar yang masih digunakan secara umum hingga sekarang dalam budaya dan cerita rakyat populer.
Burung legendaris Phoenix memiliki ukuran yang besar. Berwarna kuning, merah, ungu hingga merah keemasan, karena dikaitkan dengan matahari terbit dan api. Terkadang, nimbus akan mengelilinginya. Matanya biru dan bersinar megah.
Phoenix dikisahkan membangun tumpukan kayu sebagai sarangnya sendiri, dan menyalakannya dengan satu tepukan sayapnya. Setelah kematiannya, ia bangkit dengan indah dari abu lalu terbang menjauh.
Phoenix melambangkan simbol pembaruan dan kebangkitan, dan mewakili banyak tema, seperti matahari, waktu, kekaisaran, metempsikosis, konsekrasi, kebangkitan, kehidupan di surga, hingga manusia luar biasa.
Klan Phoenix yang melegenda itu, menjadi salah satu pion mendamaikan tiga alam. Karena kemampuannya yang luar biasa itulah, keturunan suku Phoenix bersikukuh menyembunyikan indentitas mereka. Mereka hanya akan mengaku menjadi klan burung dan hidup damai bersama koloni mereka di alam roh.
Selain diburu oleh klan lain, mereka juga tidak perlu membuka jati diri. Karena kini, tiga alam telah damai dengan pemimpin masing-masing.
Atas keselarasan tiga alam itulah, semua makhluk hidup yang menghuni alam-alam itu bisa hidup dengan berdampingan. Semua itu tak lepas dari masing-masing pemimpin tiga alam yang bisa menyejahterakan makhluk di bawah aturannya.
**
Tersebutlah, dalam damainya tiga alam terdapat kerajaan klan burung yang dipimpin oleh Kaisar wanita pertama. Kaisar itu memimpikan dengan tegas, tanpa pandang bulu. Selain pandai memimpin, Kaisar wanita itu juga dikenal welas asih sehingga anggota klan burung dari ras roh hidup dengan baik.
Kaisar terdahulu wafat menyusul sang permaisuri dengan meninggalkan tiga orang putri. Sehingga, putri sulung Kaisar terdahulu diangkat sebagai Kaisar menggantikan ayahanda mereka.
Putri pertama yang telah naik tahta menggantikan posisi ayah mereka bernama Yang Mi. Selain dikenal memiliki welas asih, setiap ucapan dari Yang Mi adalah titah yang tak mungkin bisa ditolak oleh rakyatnya. Pandai berpolitik, sehingga banyak klan sekutu dari alam iblis yang tunduk di tangan Kaisar wanita satu ini.
Putri kedua klan burung bernama Yang Xi, selain memiliki paras yang sangat cantik, Tuan Putri satu ini juga memilik kemampuan lain yang tak dimiliki di alam iblis ini. Yang Xi memiliki sifat lemah lembut hingga setiap perkataannya seperti oase yang menyegarkan gurun yang gersang. Berjiwa seni yang tinggi, sehingga Yang Xi memiliki bakat lain selain menyair dan juga bermain harpa.
Terakhir, si bungsu yang menjadi sasaran empuk emosi kedua kakaknya. Putri Yang Zi memiliki perpaduan paras tegas Yang Mi dan paras lembut Yang Xi. Tak heran jika perangai putri bungsu yang cukup unik ini menjadikannya sebagai tuan putri manja yang selalu berlindung di bawah kekuasaan kakak-kakaknya. Namun, meski begitu, baik Yang Mi maupun Yang Xi tidak masalah jika harus memanjakan Yang Zi. Karena keduanya telah menjaga adik mereka sejak usia Yang Zi masih cukup kecil.
Yang Zi telah kehilangan sosok ibu yang begitu mencintainya. Sang permaisuri telah wafat setelah melahirkan Yang Zi. Sehingga, tugas menjaga dan merawat Yang Zi otomatis jatuh kepada Yang Mi dan Yang Xi.
Ketiga saudara itu telah berjanji akan selalu menyayangi dan melindungi satu sama lain. Meskipun menjadi biang onar yang menyebabkan kedua kakaknya mengerutkan alis, Yang Zi teramat sayang kepada Kakanda Kaisar dan juga kakak keduanya.
Sama seperti Yang Zi, Yang Xi juga tak jarang sering menyelamatkan Yang Zi dari hukuman kakanda Kaisar karena Yang Zi sering keluar istana yang membuat onar di alam lain.
Meskipun begitu, Yang Mi sebagai saudara tertua, akan selalu melindungi adik-adiknya. Semua itu terbukti ketika Yang Zi tersesat di alam manusia karena putri bungsu itu lari dari kejaran pendeta tao yang akan memburunya. Tali persaudaraan yang begitu sensitif itulah yang membuat Yang Mi turun tangan langsung hingga ke alam manusia dan menyeret pulang si bungsu.