Pustaka
Bahasa Indonesia
Bab
Pengaturan

Bab 6 : Menyentuh Kelembutan

Dua sosok saling kejar-kejaran di dalam hutan. Satu laki-laki basah kuyup, satunya gadis dengan tubuh menawan mengejar di belakang.

"Nona, tunggu ... dengarkan penjelasanku!" teriak Aaron. Ia membalikkan tubuhnya.

Tetapi gadis itu tidak memberi Aaron kesempatan, ia memanfaatkan momen itu untuk meluncurkan tusukan pedangnya ke arah Aaron.

"Hanya kematianmu yang bisa menjelaskan, bocah cabul!" teriak gadis itu dengan wajah penuh amarah. Dengan ngeri Aaron membalikkan tubuhnya dan berlari kembali.

Sungguh wanita yang ganas, pikirnya. Ia mencari cara untuk meloloskan diri, namun pinggir sungai ini terlalu terbuka dan tidak ada tempat untuk bersembunyi.

Mengarahkan pelariannya ke arah hutan, Aaron meliuk dengan gesit di antara pepohonan. Namun gadis di belakangnya sedikit pun tidak melonggarkan pengejarannya. Barangkali jika ia mendapatkan Aaron saat ini, mungkin saja Aaron akan menjadi daging cincang dan terpotong-potong.

Semakin lama mereka semakin jauh masuk ke dalam hutan. Bagi Aaron untuk berlari di dalam hutan bukanlah hal yang sulit sama sekali. Lokasi tempat dusunnya berada dikelilingi oleh hutan lebat dan itu menjadi tempatnya bermain.

Menyadari gadis itu telah tertinggal agak jauh, Aaron bersembunyi di balik sebuah pohon dan memanjatnya perlahan.

Ia memperhatikan ke bawah, tidak lama kemudian gadis itu nampak berlari sambil menghunus pedangnya. Napasnya tersengal tetapi wajahnya tidak menunjukkan tanda-tanda akan menyerah.

Membiarkannya lewat di bawah, Aaron agak merasa lega. Ia berencana akan dengan diam-diam pergi ke arahnya datang dan meninggalkan gadis itu yang terus mengejarnya ke dalam hutan.

Namun saat turun dari pohon, terdengar geraman seekor binatang dari arah tempat gadis itu berlari.

Ggrrrrrrhhh!

Aaron terkesiap, itu suara Serigala Taring Panjang! Ia sangat mengenali suara binatang buas itu karena mereka suka mendekati area dusunnya dan mencuri ternak warga.

Dengan cepat Aaron bergerak maju dari pohon ke pohon, apa yang dilihatnya membuat hatinya berdegup.

Gadis itu memegang pedangnya dengan kedua tangan, lalu dengan cemas perlahan mundur ke belakang. Dua ekor serigala dengan taring mencuat panjang dari mulutnya mengawasi dengan mata tajam mengerikan.

Wajah ganas gadis itu telah berubah menjadi ketakutan, ia hendak berteriak tetapi khawatir akan memprovokasi serigala-serigala tersebut dan langsung menerkamnya.

Tubuh Aaron menegang. Meskipun gadis itu hendak memukulinya, namun ia juga tidak tega jika serigala melukai dan memakannya.

Gadis muda itu terus beringsut mundur dan semakin dekat dengan pohon tempat Aaron bersembunyi. Tampaknya serigala itu tidak lagi begitu sabar untuk mencicipi daging segar dihadapan mereka. Menggeram dengan berat, kedua serigala itu langsung meloncat menerkam gadis tersebut.

Gadis itu pucat pasi, tubuhnya terasa kaku dan tidak bisa digerakkan saat dua binatang buas itu datang menerkam ke arahnya. Namun di saat ia merasa telah tidak ada harapan, lengannya ditarik dengan kuat oleh seseorang dan ia terlempar ke balik sebatang pohon. Pedangnya terlepas dari tangannya.

Belum sempat ia menyadari apa yang terjadi, tangan itu kembali meraihnya dan mengangkat tubuhnya dengan cepat. Seseorang memeluk kedua pahanya dari belakang dan mengangkatnya.

"Cabul! Apa yang kau lakukan?!" teriaknya panik.

"Naik ke pohon itu! Pegang dahannya!" Sebuah suara meneriakinya dengan keras. Gadis itu sangat gugup, ia melihat ke bawah dan menyadari orang yang mengangkatnya adalah laki-laki yang di kejarnya.

Saat amarahnya tiba-tiba muncul, geraman serigala terdengar lagi. Gadis itu kembali pucat dan melihat ke atas. Ada dahan pohon yang menjulur dalam jangkauannya, dengan cepat ia meraihnya. Aaron mendorong bagian bawah tubuh gadis itu dengan paksa. Menahan rasa malu dan marah karena buah bokongnya dipegang oleh anak laki-laki itu, ia menggertakkan giginya. Bagaimanapun ia mengerti ini keadaan darurat.

Setelah gadis itu naik ke atas pohon, Aaron mengambil pedang yang terjatuh. Saat itu juga kedua serigala telah berada di hadapannya.

"Tetap di atas pohon, jangan ke mana-mana!" Aaron memberikan instruksi kepada gadis itu tanpa menoleh. Matanya waspada mengawasi gerak gerik kedua binatang buas di depannya. Serigala itu sangatlah besar, dalam posisi berdiri kedua tubuh berbulu itu hampir sama tingginya dengan Aaron.

Gadis itu mengangguk, meski Aaron tidak akan melihat anggukannya, hanya saja ia merasa harus melakukan itu. Wajahnya pucat memandang ke bawah. Bagaimanapun marahnya ia kepada pemuda itu, namun tindakan anak laki-laki tersebut untuk menyelamatkan hidupnya tidak bisa ia abaikan. Jika anak muda itu tidak selamat, ini seperti pemuda itu telah menukar hidupnya sendiri untuk menyelamatkan dirinya.

Maye menggigit bibir, tiba-tiba rasa bersalah merasuki hatinya. Seharusnya ia mendengarkan penjelasan anak laki-laki itu terlebih dahulu. Tetapi mengingat ini adalah pertama kalinya seseorang melihat tubuhnya, wajah Maye kembali menjadi merah padam.

"Aku akan memancing binatang ini pergi, jangan turun sebelum keadaan aman!" teriak Aaron dari bawah.

"Iya ..." Maye hanya menjawab lirih.

Aaron segera beringsut ke belakang, kedua tangannya memegang pedang gadis itu dan menghunusnya ke depan. Kedua serigala itu mengawasinya dengan buas.

Setelah merasa jaraknya cukup, Aaron segera berbalik dan berlari sekuat tenaga. Menyadari mangsanya kabur, kedua serigala itu dengan ganas menerjang ke depan mengejar.

Beruntung banyak pephonan sehingga menghalangi laju serigala-serigala itu. Aaron dengan gesit berlari ke balik pepohonan. Bersembunyi dari serigala itu adalah hal yang mustahil, karena penciuman mereka sangat tajam. Satu-satunya cara hanya dengan menghabisinya.

Namun untuk menghabisi dua sekaligus, Aaron tidak yakin mampu melakukannya tanpa terluka. Sambil berlari ia terus memutar otaknya untuk mencari jalan keluar.

Namun tiba-tiba hatinya mencelos, persis tidak jauh di depannya adalah sebuah tebing. Pelariannya adalah jalan buntu dan ia akan segera terpojok di tebing itu.

Wajah Aaron menjadi gelap, menyadari jalan keluarnya hanya dengan bertarung, ia berbalik.

Melihat mangsanya berhenti dan berbalik, kedua serigala itu langsung menerkam dengan kejam. Cakar-cakar mereka terarah ke tubuh Aaron.

Aaron hanya menargetkan satu serigala, dan menghindari serigala satunya. Ia tidak bisa menunggu mereka sampai kepadanya terlebih dahulu. Jadi saat kedua serigala itu menerkam di udara, Aaron juga melompat maju dan menghunus pedangnya ke salah satu mereka. Serigala lainnya kehilangan target.

Tusukan pedang langsung menembus leher serigala tersebut. Dengan geraman teredam serigala itu menggelepar di udara lalu menabrak tubuh Aaron didepannya.

Bummmm!!!

Aaron merasa dihantam benda berat, tubuhnya terasa remuk. Tubuh serigala itu hampir dua kali ukuran badan Aaron. Di saat ia menstabilkan posisinya, serigala satunya meraung dengan ganas melihat kawannya mati. Serigala itu langsung menyerang lagi.

Sekuat tenaga Aaron mengangkat tubuh serigala yang telah mati dan menjadikannya tameng untuk melindungi tubuhnya.

Benturan keras terjadi, Aaron kembali ditimpa mayat serigala itu. Sementara serigala penyerangnya terlempar ke samping.

Sekuat tenaga Aaron mendorong mayat itu dan berjongkok dengan satu lutut di tanah. Mengaktifkan Qi dari dalam dantian di bawah pusarnya, Aaron mengalirkan energi itu ke telapak tangan melalui jalur meridiannya.

Pusaran perak terbentuk di telapak tangannya dan segera menjadi bola bersinar.

Dengan satu lompatan ia memburu ke arah serigala itu yang juga menerjang untuk menerkamnya.

Meteorit Punch! pekik Aaron dalam hati. Itu adalah salah satu teknik terkuatnya.

Duaaakkkkkk!!!

Sinar perak di tangan Aaron langsung menghantam kepala serigala tersebut dan menimbulkan bunyi teredam. Serigala itu bahkan tidak sempat mengeluarkan suara apa pun saat kepalanya retak dan mati seketika. Sepersekian detik kemudian tubuh besar itu jatuh berdebum di tanah.

Sama seperti serigala itu jatuh, tubuh Aaron juga sempoyongan dan tumbang. Ia telah menggunakan terlalu banyak kekuatan untuk menggunakan salah satu teknik terkuatnya dan mengalahkan kedua serigala itu, napasnya terengah-engah.

...

Unduh sekarang dan klaim hadiahnya
Scan kode QR dan unduh aplikasi Hinovel