Bab 4 : Xia yang Kejam
Nona Yue berada di posisi yang berat, menolak Qibo akan dianggap tidak memberikan wajah kepadanya. Meskipun ia tidak takut, namun ia juga tidak bisa tidak memberikan muka kepada Qibo atas nama klannya. Klannya dan klan Qibo adalah dua dari empat klan besar yang menguasai wilayah tempat mereka berasal.
Dalam kebuntuan itu, tiba-tiba dua sosok mendekati, satu orang gemuk dan satu lagi tinggi tegap dengan jubah abu-abu.
"Yue, Xia. Beri hormat sesepuh klan Arsena." Paman Hong memberi perintah kepada kedua gadis keponakannya.
"Salam, Tuan Mutsa." Serempak kedua gadis itu menyatukan kedua telapak tangan di depan dada dan memberi hormat. Tuan Mutsa tertawa sambil mengusap janggutnya.
"Sungguh anak-anak yang sopan," ujarnya.
"Kalian bertiga juga beri hormat kepada Tuan Hong," suruh tuan Mutsa kepada Qibo dan kedua yang lainnya. Suaranya berat dan berwibawa. Tuan Mutsa adalah penatua yang memimpin rombongan untuk menjaga tiga orang tersebut diperjalanan.
Paman Hong menyambut salam mereka dengan tersenyum, melirik sekilas ia melihat Aaron berada di sana. "Aaron, bantu Lei menyiapkan makan malam, bergegaslah!" perintahnya kepada Aaron.
Memberi hormat, Aaron segera mundur dan berjalan pergi. Yue menghela napas lega, paman Hong pasti sekilas bisa mengerti situasinya. Perintahnya adalah penyelamat bagi Yue, dengan demikian ia terlepas dari kesulitan yang didapatkannya dari Qibo.
Namun berbeda dengan Yue, Qibo dan Luche menunjukkan ekspresi tidak senang, mata mereka berkilat memandangi punggung Aaron yang berjalan menjauh.
...
Aaron dengan bakat dan kecerdasannya yang luar biasa, meskipun tidak didukung oleh kekayaan dan sumber daya yang mumpuni dari klannya, ia adalah seorang anak muda yang bekerja dengan gigih dan pantang menyerah.
Ayahnya telah mengajarkan bagaimana menghadapi kehidupan yang keras dengan tidak bergantung kepada orang lain. Hari-hari pelatihan kultivasinya dilakukan dengan tekun.
Sumber daya ia dapatkan dengan cara mencarinya di dalam hutan bersama ayahnya, rumput roh, ramuan penguat tubuh dan inti monster bagi keperluan kultivasinya sendiri.
Namun ia agak takjub dengan ibunya, meskipun klan mereka kecil, tetapi ibunya memiliki banyak keterampilan dan teknik yang bagus. Entah dari mana ibunya mendapatkan, Aaron hanya bisa mensyukuri. Di dalam kekurangan ia masih memiliki kelebihan pada hal lainnya.
Paman Lei melemparkan sebuah bungkusan kepadanya, Aaron membuka dan menemukan selembar roti dan sepotong daging kering di dalamnya.
"Jangan terlalu dekat dengan orang-orang itu, mereka suka menindas dan tidak menghargai orang," ujar Paman Lei kepadanya. Ia melihat seluruh kejadian antara Aaron dan Qibo.
"Bukan niatku, Paman, tetapi mereka memaksa menjadikanku sansak latihannya," jawab Aaron. Ia memasukkan potongan daging ke dalam mulutnya.
Paman Lei terdiam, ia tahu Aaron benar.
Beberapa saat kemudian nona Yue dan Xia datang menghampiri. Paman Lei telah menyiapkan meja kecil untuk mereka berikut beberapa makanan di atasnya.
Yue dan Xia memandangi Aaron yang terlihat rakus melahap makanannya.
"Sudah berapa hari kamu tidak makan?" Suara Xia terdengar ketus mengejutkan Aaron. Ia menoleh, setelah memastikan nona Xia berbicara kepadanya, Aaron jadi tersipu.
"Maaf, Nona, saya kelaparan," balasnya sambil tertawa.
Namun Xia hanya memandang dengan dingin. Merasakan Xia bukan bermaksud beramah-tamah, Aaron meluruskan duduknya. Ia mengubah cara makannya dengan lebih pelan.
"Makanlah perlahan, nanti kamu bisa tersedak kalau buru-buru." Suara manis dan menyenangkan terdengar mengingatkannya. Aaron melirik pemilik suara tersebut, Nona Yue memandangnya dengan ramah.
"Terima kasih, Nona," balas Aaron singkat.
"Ini masih ada makanan kalau kamu belum kenyang." Yue menunjuk sepiring daging kering di atas mejanya.
Sejujurnya sepotong daging dan roti yang diberikan paman Lei belum mengenyangkannya, tetapi mengingat ekpsresi dingin nona Xia, ia merasa sungkan untuk menerima tawaran Yue.
"Tidak, ini sudah cukup, Nona Yue," tolak Aaron.
"Siapa namamu?" tanya Yue.
"Aaron," jawabnya dengan mulut penuh makanan.
"Apa tujuanmu pergi ke kota?" tanya Yue lagi.
Menelan sekaligus Aaron menjawab, "Aku mendengar akademi akan menerima siswa baru, jadi saya ke kota untuk mendaftar."
Xia mengernyitkan kening. "Apa kultivasimu?" ia bertanya dengan suara yang terdengar agak ketus.
"Aku baru naik ke tingkat Mortal Jiwa sehari sebelum berangkat ke kota, Nona," jawab Aaron sambil mengelap mulutnya, ia agak malu dengan cara makannya yang kasar.
"Tingkat pertama?" tanya Xia lagi.
Aaron mengangguk.
Xia dan Yue takjub, mereka telah mengira kalau Aaron berada di ranah Mortal Jiwa, namun tidak menyangka hanya tingkat pertama. Untuk menghadapi serangan Qibo seharusnya ia haruslah di peringkat yang sama untuk memblokir Qibo.
"Aku hanya beruntung tuan muda Qibo tidak menggunakan kekuatan penuhnya," jawab Aaron merendah ketika Xia bertanya bagaimana ia bisa memblokir serangan Qibo yang berada pada tahap kedua ranah Mortal Jiwa.
Xia percaya, meskipun ia agak takjub dengan kejadian itu, namun ia tidak terlalu memikirkannya. Dengan ketekunan dan kecerdasan seseorang untuk mencapai hal baik pada permulaan, hasil akhirnya tetaplah pada dukungan sumber daya klan. Tanpa sumber daya untuk berkultivasi tentu saja ujung-ujungnya sang genius hanya akan menjadi biasa-biasa saja. Melihat penampilan Aaron, ia telah memutuskan bahwa anak itu hanya akan mentok dan sulit untuk maju.
"Apakah kamu sudah menyiapkan persyaratan untuk ikut ujian?" tanya Xia.
Aaron tercengang. "Persyaratan apa?" Ia sama sekali tidak tahu bahwa harus menyiapkan persyaratan.
"Tiga rumput roh fajar, sepuluh kristal kultivasi tingkat rendah dan inti monster tingkat satu," jawab Xia.
Wajah Aaron berubah jelek. "Aku tidak tahu kalau harus membawa segala persyaratan seperti itu," ujarnya.
Persis seperti dugaan Xia, bahkan anak itu tidak menyiapkan persyaratan untuk ikut ujian akademi.
Aaron tercenung, tiga rumput roh dan inti monster masih bisa diusahakannya. Untuk kristal kultivasi? Ia tidak tahu bagaimana mencarinya, Aaron sakit kepala sekarang.
Kristal kultivasi adalah sebuah batu kristal sebesar jempol orang dewasa yang berisi energi untuk diserap kultivator. Cara itu akan lebih efektif daripada menyerap Qi dari alam, karena di dalam kristal tersebut tersimpan Qi instant. Kristal ini pun di bagi tiga tingkatan, kelas rendah, menengah dan tinggi. Jumlah energi Qi yang terdapat di dalamnya mengikut tingkatannya. Kristal akan langsung menjadi abu begitu Qi di dalamnya habis terserap.
Namun, tentu saja tidak mudah untuk mendapatkan kristal tersebut. Jika satu koin emas adalah sepuluh koin perak, maka satu butir kristal kultivasi sama dengan sepuluh koin emas, dan itu masih kristal tingkat rendah. Harga sebanyak itu tidak terjangkau bagi Aaron.
Nona Yue memperhatikan semua percakapan itu, hatinya merasa kasihan.
"Jadi kamu berjalan kaki sejauh itu hanya untuk ke akademi?" tanya Yue mengalihkan topik, seharusnya ia sudah tahu jawabannya.
Aaron mengangguk lemah, bagaimanapun ia memikirkan kristal itu sekarang, raut wajahnya terlihat kebingungan.
Aaron merogoh kantong jubahnya dan mengeluarkan selembar kertas lusuh, ada bagian yang telah robek.
Yue tertegun, ia tahu itu adalah selebaran akademi yang ditempel di dinding kota. "Kamu mendapatkan informasi dari selebaran itu?" tanya Yue.
"Benar, Nona," jawab Aaron.
"Tetapi seharusnya di situ tertulis persyaratannya. Coba kulihat," pinta Yue.
Aaron berdiri dan berjalan ke depan, memberikan kertas itu ia duduk kembali ke tempatnya semula.
Yue mengamati kertas di tangannya, sangat lusuh dan bagian bawah yang seharusnya tertulis persyaratan itu telah hilang.
"Di mana kamu mendapatkan ini?" tanya Yue.
Mengingat kejadian di mana ia mendapatkan kertas tersebut, raut muka Aaron jadi agak malu. "Itu tergeletak di jalan dan aku mengambilnya," jawab Aaron jujur.
Yue terhenyak, ia seperti kehilangan kata-kata.
"Daripada memikirkan apa yang tidak bisa dijangkau, kenapa kamu tidak mengikuti paman Hong saja?" Tiba-tiba Xia menyela dan memberi saran. Ia berpikir bocah laki-laki itu terlalu sembrono dan ceroboh.
...