Pustaka
Bahasa Indonesia
Bab
Pengaturan

Bab 3 : Pekerja yang Luar Biasa

"Jangan takut, Nona Yue. Tuan Muda ini pastinya akan berhati-hati dengan pelayan Nona Yue. Lagipula Qibo ini hanya akan melakukan satu gerakan." Qibo meyakinkan, dengan dagu terangkat ia berdiri agak jauh di depan Aaron.

Nona Yue menghela napas, sangat di sayangkan jika terjadi sesuatu dengan anak itu. Ia cukup cekatan dan bertenaga, akan sangat berguna di perjalanan.

Namun berbeda dengan Yue, kakaknya Xia terlihat sangat antusias. Ia memang menyukai pertunjukkan semacam itu.

Melihat upaya nona Yue gagal, Aaron menarik napas berat, sepertinya ia tidak bisa menghindari hal ini.

Sementara Yue meliriknya dengan raut wajah kasihan. Ia menyesalkan saudari perempuannya yang memprovokasi Qibo untuk menunjukkan jurus klannya, hanya karena Qibo mengatakan ia telah mempelajari teknik terbaik klannya itu di usianya yang masih muda.

"Apa kamu siap?" tanya Qibo kepada Aaron, namun ia mengambil sikap menyerang bahkan sebelum Aaron menjawab.

Aaron hanya berdiri diam, mata jernihnya tajam memperhatikan gerakan tangan Qibo. Ia merasakan luapan Qi yang keluar dari tubuh Qibo dan berkumpul di kedua telapak tangannya.

Matanya menyipit, Qi berwarna kuning di tangan Qibo perlahan mulai berubah bentuk menjadi tiga buah tombak Qi di depannya. Terdengar suara menderu saat tombak itu berputar.

"Bahkan ia telah mampu mengubah Qi energinya menjadi bentuk senjata," ujar Luche memberikan sanjungan.

"Bakat tuan Qibo memang dianugerahi langsung oleh surga."

"Saat ini, saya baru bisa mengaktiflan tiga buah tombak. Tetapi di antara pemuda seusia saya, kebetulan hanya Qibo ini yang bisa melakukannya," ujar Qibo dengan bangga. Pada puncak seni keterampilan ini, seorang kultivator ranah Mortal Langit akan dapat menampilkan seribu tombak sekaligus. Itu adalah tekhnik klan Arsena yang legendaris. Ranah Mortal langit berada beberapa tingkat di atas mortal jiwa.

Tetapi nona Yue sama sekali tidak tertarik, ia lebih mencemaskan anak itu sekarang. Jika tombak-tombak itu mengenainya, bisa dipastikan seseorang dengan ranah di bawah Mortal Jiwa akan mendapatkan cedera serius, hal terburuk anak laki-laki itu bisa mati seketika.

Berbeda dengan nona Xia dan yang lainnya, mata mereka berbinar membayangkan apa yang akan terjadi.

Suara menderu terdengar semakin kuat, tombak itu berputar cepat dan dalam satu hentakkan tangannya, Qibo mendorong ke depan.

Wuusshhh!

Secepat kilat ketiga tombak tersebut meluncur deras, terarah langsung menuju dada Aaron. Kecepatan tombak itu membuat debu-debu berterbangan seperti angin puyuh.

Semua orang bergidik, tidak seperti yang Qibo katakan sebelumnya bahwa ia akan menahan diri dan menekan kekuatannya, serangan itu sendiri bahkan terlihat dilakukan dengan kekuatan penuh dan gerakan menghancurkan.

Baammm!!!

Terdengar suara ledakan keras, seketika tempat hantaman itu terjadi diselimuti debu. Semua orang menanti dengan antisipasi, Yue terlihat cemas. Sementara yang lainnya menunggu awan debu menghilang untuk mengetahui apa yang terjadi pada anak itu.

Qibo sendiri telah memperkirakan bahwa anak laki-laki itu akan terbaring berlumuran darah di tanah.

Sama seperti semua orang menunggu awan debu itu menghilang, perlahan terlihat bayangan seseorang di dalam kabut masih berdiri tegak.

Yue dan yang lainnya terperangah. Alih-alih melihat tubuh terbaring berlumuran darah, sepasang mata jernih dan tajam terlihat memandang mereka dengan tubuh masih berdiri kokoh. Tidak terlihat sedikit pun cedera padanya, bahkan pakaiannya pun seperti tidak tersentuh.

Hanya satu jawaban untuk menjelaskan ini, jika tubuh anak itu tidak sangat kuat berarti ranah kultivasinya harus sama dengan Qibo sendiri.

Qibo tertegun, wajahnya menjadi gelap. Ia sama sekali tidak menyangka anak tersebut mampu memblokir serangannya, meskipun itu tidak dengan seluruh kekuatannya, tetapi itu adalah teknik terkuatnya.

"Oh, ternyata kamu memiliki sedikit kemampuan." Suara Qibo terdengar gusar, ia merasa sangat tidak puas.

Sangat memalukan bahwa pertunjukkannya di depan nona Yue telah digagalkan oleh bocah ini.

Aaron segera maju dengan langkah santai ke depan. Menangkupkan kedua tangan ia berkata, "Serangan Tuan Qibo benar-benar kuat. Hanyalah keberuntungan saya tidak terluka dalam hal ini." Setelah mengatakan itu Aaron langsung membalikkan tubuhnya.

Mengabaikan keping perak di tanah dan hendak berjalan menjauh, ia tidak ingin terlibat masalah lebih lanjut.

"Tunggu, saya katakan ini selesai kalau sudah berakhir!" sergah Qibo sambil mengangkat satu tangannya mengisyaratkan ia belum selesai.

Aaron tidak menghiraukannya dan terus berjalan.

Melihat tuan mudanya diabaikan, Luche berteriak marah lalu bergegas mengejar. "Sampah! Apa kau tidak mendengar Tuan Qibo memanggilmu!" Dengan berteriak ia memburu ke depan.

Aaron berhenti, dipanggil sampah matanya berkilat marah, namun ia meredam amarahnya. "Bukankah tuanmu mengatakan hanya satu serangan?" tanya Aaron tanpa menoleh.

"Berdiri di sini dan jangan banyak tanya!" bentak Luche.

"Omong-kosong." Aaron menggelengkan kepalanya dan akan pergi.

Namun saat itu juga ia merasakan angin serangan datang dari belakang. Luche melancarkan pukulan ganas dengan kultivasi mortal raganya tingkat delapan.

Merasakan itu, Aaron memutar tubuhnya, tinju itu lewat di samping kepalanya. Sangat malu serangannya gagal, Luche melayangkan satu lagi pukulan tepat ke arah kepala Aaron. Aaron menunduk dan lagi-lagi serangan itu hanya mengenai kekosongan.

Terlalu banyak kesempatan bagi Aaron membalas, tetapi untuk menghindari masalah ia hanya mengelak dan menahan diri.

Justru hal itu yang membuat Luche menjadi semakin kalap. Merasa kehilangan muka di depan tuan mudanya, ia menyerang dengan membabi buta. Tapi jangankan mengenai tubuh Aaron, menyentuh pakaiannya saja tidak dapat ia lakukan.

Yue dan yang lainnya terperangah melihat kelincahan anak laki-laki tersebut. Bagaimana mungkin seseorang dengan status rendah memiliki keterampilan seperti itu?

Untuk berkultivasi memerlukan sumber daya yang banyak dan mahal, hanya pemuda-pemuda berbakat dari klan yang kaya-raya yang bisa mengakomodasi sumber-sumber daya tersebut untuk mencapai ranah lanjut dalam usia yang sangat muda.

Terengah-engah Luche berteriak, "Bajingan! cepat berlutut kepada Tuan Qibo, atau kau akan merasakan akibatnya!" Putus asa ia mengisyaratkan di dalam kata-katanya untuk Qibo turun tangan membelanya.

Mendengar itu, Qibo segera mendekat, diikuti gadis-gadis yang juga menonton.

"Ternyata anak ini tidaklah biasa saja." Terdengar suara seorang gadis tertawa sambil menutup mulutnya.

Tubuh idealnya yang mempesona terbalut gaun merah muda dengan lekukan yang dalam di beberapa bagian. Gadis itu adalah nona Maye, sepupu dari Qibo yang juga akan mengikuti ujian akademi.

Telinga Qibo terasa panas. Ia diejek oleh sepupunya sendiri, namun tidak mengatakan apa-apa untuk membalasnya. Gadis itu memiliki status yang lebih tinggi dari dirinya sendiri di klan.

"Hanya satu serangan lagi, maka ini kuanggap selesai," ujar Qibo setelah berdiri tidak jauh di depan Aaron.

Nona Yue yang merasa ini sudah agak melampaui batas, bergegas maju dan berdiri di depan Aaron. "Cukup, Tuan Qibo. Yue ini sudah melihat kehebatan teknik Murka Tombak klan Arsena, jadi tidak perlu untuk di lanjutkan lagi."

Melihat gadis pujaannya berdiri untuk seorang pelayan rendahan, mendadak rasa cemburu meledak dari dalam hatinya. Dengan susah-payah ia berusaha menekan amarahnya.

"Apakah Nona Yue bermaksud membela pelayan rendahan ini?" tanya Qibo dengan gusar.

"Tidak sama sekali, hanya saja kami perlu bantuan tenaganya untuk melanjutkan perjalanan," jawab Yue memberi alasan.

"Hahaha ... Qibo ini akan memberi dua pelayan untuk Nona Yue sebagai gantinya. Apa yang Nona katakan?" tawar Qibo yang merasa belum puas untuk mengakhiri ini.

...

Unduh sekarang dan klaim hadiahnya
Scan kode QR dan unduh aplikasi Hinovel