Bab 9
Aku tidak bisa mengubah dunia, tapi aku bisa mengubah dirinya dan dengan begitu aku sudah mengubah dunia nya.
-Eldy Rolando Wirawan
"Makasih ya ka Eldy," Zahra tersenyum tulus, manis sekali. Eldy yang melihat itu ingin berteriak lompat-lompat kegirangan sekarang, namun ia mengurungkan niatnya karena Zahra masih ada didepan nya. Jaim.
"Santai aja Ra, lain kali lo jangan jalan sendirian kaya tadi. Mending ajak temen-temen lo, atau mungkin ehm.. gue."
Raut wajah Zahra berubah menjadi bingung sekarang, sedetik kemudian ia memikirkan rencana jahil untuk mengerjai Eldy. Main-main dikit gapapa kali, batin Zahra.
Zahra melirik arloji yang melingkar manis ditangan kirinya, 21.35 . Ia sudah mendapatkan ide untuk mengerjai Eldy.
"25menit lagi," gumam Zahra sambil melirik arlojinya. Eldy yang penasaran lalu bertanya. "Kenapa?"
"Bentar lagi jam sepuluh malem, gue mau ke club udah 10hari ga kesana. Kangen cowo disana, pengen minum juga," ucap Zahra datar tanpa ekapresi. Percayalah ia sedang berusaha menahan tawa sekarang.
"Hah?! Lo suka pergi ke club? Suka minum juga?" Tandas Eldy melongo tak percaya, Zahra yang terlihat sangat polos ini ternyata??
Daritadi Zahra menahan diri agar tidak tertawa akhirnya kelepasan, ia tertawa terpingkal. Sambil memegangi perutnya dan menyeka air matanya yang keluar karna tertawa tiada hentinya.
"Kok ketawa?" Eldy nampak bingung dengan sikap Zahra ini, ia sempat berfikiran Zahra setres karna ditinggal Mati oleh Kelvin.
"Muka kakak itu loh, kaget gitu. Biasa aja dong, kaya ngga pernah denger orang ke club aja." Zahra masih terkekeh. "Lagian gue cuman bercanda lah kak, mana mungkin gue berani masuk club apa lagi sampe minum,"
Omongan Zahra membuat Eldy lega, tapi tunggu? Baru saja, itu baru saja Zahra bercanda dengannya? Apa kah ini pertanda? Bahwa ia memiliki kesempatan untuk memasuki hati Zahra? Semoga.
●●●
Saat ini keluarga Zahra sedang sarapan bersama dimeja makan, kegiatan seperti ini memang hampir setiap hari mereka lakukan. Liliana dan Derano merasa,walaupun mereka sibuk setidaknya mereka bisa menyempatkan sedikit waktu untuk berkumpul bersama keluarga kecil walau hanya sekedar sarapan dan terkadang makan malam bersama ketiga buah hatinya.
"Abang, tadi mama ditelfon wali kelas abang. Katanya abang suka bolos bimbel ya?"ucap Liliana membuka percakapan.
Zafran langsung dihadiahi pelototan oleh Derano-ayahnya- dan adik adiknya yang malah cekikikan.
"Engga sering kok ma, cuman anu emph itu," Zafran nampak memikirkan jawaban yang sekiranya pas untuk membuat mamanya tidak bertanya lebih jauh.
"Kata abang, abang diusir ma." Ucap Zaskya dengan polos sambil mengunyah roti selai coklatnya dengan lahap. "Iya kan bang? Waktu itu kata abang setiap abang pulang cepet berarti abang diusir."
Seandainya Zaskya bukan adik kandung Zafran, mungkin sekarang ia akan menyeret Kya dan mengurungnya digudang.
Derano yang mendengar ucapan Kya langsung geleng-geleng kepala."Mau jadi apa kamu kalo sekolah nggak bener kaya gitu bang?."
Jleb
Zafran memutar otak jahilnya agar ia bisa mengalihkan pembicaraan orang tuanya, untuk menghindari omelan mereka pastinya.
"Zahra punya pacar loh pa!" celetuk Zafran. Zahra langsung tersedak dan segera meminum air yang ada didepannya.
"Fitnah!" Elak Zahra.
"Enggak!"
"Abang bohong!"
"Enggak!"
"Bohong!"
"Enggak!"
"DIAM!" Zahra dan Zafran bungkam, saat ada yang berteriak menyuruh mereka diam, bukan Derano atau Liliana. Kya yang berteriak.
"Abang sama kakak tuh persis Tom & Jerry! Akur bentar, berantem lagi. Udah SMA juga , ngga malu sama Kya yang masih kelas 2SMP tapi blom pernah berantem sama kalian?!"
Zaskya ini jika sudah mengomel, ia akan lebih cerewet dari Mama. Lebih baik mereka diam.
"Zaskya pinter deh, jangan kaya abang sama kakak ya sayang. Berantem mulu." ucap Mamanya sambil mengusap puncak kepala Zaskya dengan sayang.
●●●
Hari ini Zahra berangkat mengendarai mobilnya sendiri kesekolah, bukan tanpa alasan. Ini karna dirinya masih ngambek dengan Zafran, sehabis sarapan Zahra mengambil kunci mobil jazz nya dan segera meluncur kesekolah.
Dan disinilah ia sekarang,dikelasnya bersama dengan ketiga sahabatnya. Sepertinya teman-temannya sudah mulai kepo karena.
Pertama: Zahra sekolah membawa mobilnya sendiri padahal Zahra sangat malas menyetir.
Kedua: raut wajah Zahra sedari pagi tidak bisa dikatakan baik.
Ketiga: tanpa permisi Zahra langsung meminum susu vanilla yang baru saja Lea beli sampai habis hingga tetes terakhir.
Jangan coba-coba mendekati Zahra sekarang, bahkan untuk sekedar menanyakan 'kenapa' saja teman-temannya tidak berani. Zahra bisa tambah dongkol pikir mereka.
Zahra yang merasa gerah berada dikelas memutuskan untuk bangkit dari tempat duduknya dan pergi melenggang keluar kelas, bel masuk masih 30menit lagi. Ia berjalan menuju kantin dan disepanjang jalan ia tambah dongkol mendengarkan gosip-gosip tentang dirinya.
Eh katanya ka Zahra sma ka Eldy jadian ya
Ih kemaren ka Eldy upload fotonya ka Zahra
Bukannya ka Zahra itu anti cowok ya?
Beruntung ya jadi Zahra udah punya abang ganteng kaya Zafran terus pacarnya juga ganteng banget kaya ka Eldy
Zahra sombong banget ya
Zahra mukanya ketus banget deh
Belagu amat mentang mentang yang punya sekolah.
Langkahnya terhenti, dihadapan Zahra kini ada Dinda yang sedang menahan jalannya. Dinda bosan hidup sepertinya.
"Minggir," ucap Zahra dingin, matanya tajam menatap cewek didepannya ini. Ia sedang dongkol sekarang, jangan macam-macam. Senggol bacok.
Dinda tersenyum miring, ia sedang menantang Zahrana. "Kalo gue gamau, gimana?" berhasil membuat Zahra tersulut emosi.
●●●
Diandra,Lea dan Tania berlari menuju ke kelas XII IPA untuk mendatangi Zafran dan kawan-kawan.
"Bang Zafran!!" Tania berteriak dan berhasil mendapatkan perhatian Zafran dan kawan kawan."Zahra, berantem."
Mata Zafran dan Eldy membulat sempurna, salahkah pendengaran mereka? Zahra bertengkar? Dengan siapa? Astaga, apa yang terjadi dengan gadis itu.
"Mampus!" Zafran menepuk jidatnya frustasi.
Mereka semua menatap Zafran bingung, akhirnya Tania membuka suaranya. "Yang mampus siapa bang?"
"Musuhnya Zahra lah! Lo ga lupa 'kan Zahra atlet karate." Ucap Zafran panik. "Sabuk hitam pula." Tambahnya.
Tania,Lea dan Diandra menepuk jidat mereka bersamaan, rupanya mereka baru ingat Zahra adalah atlet karate. Berdoa saja supaya musuh Zahra baik-baik saja, terakhir kali Zahra meluapkan emosinya kepada preman yang ingin menjambret tasnya. Dan hasilnya, preman itu menerima 15luka jahitan di wajah, retak di rahangnya dan patah di tulang keringnya.
Tanpa berfikir panjang mereka langsung bergegas berlari lagi menghampiri Zahra dan Dinda yang tengah bersiteru. Terlambat sedikit saja, mungkin akan fatal.
Aku tidak bisa mengubah dunia, tapi aku bisa mengubah dirinya dan dengan begitu aku sudah mengubah dunia nya.
-Eldy Rolando Wirawan
"Makasih ya ka Eldy," Zahra tersenyum tulus, manis sekali. Eldy yang melihat itu ingin berteriak lompat-lompat kegirangan sekarang, namun ia mengurungkan niatnya karena Zahra masih ada didepan nya. Jaim.
"Santai aja Ra, lain kali lo jangan jalan sendirian kaya tadi. Mending ajak temen-temen lo, atau mungkin ehm.. gue."
Raut wajah Zahra berubah menjadi bingung sekarang, sedetik kemudian ia memikirkan rencana jahil untuk mengerjai Eldy. Main-main dikit gapapa kali, batin Zahra.
Zahra melirik arloji yang melingkar manis ditangan kirinya, 21.35 . Ia sudah mendapatkan ide untuk mengerjai Eldy.
"25menit lagi," gumam Zahra sambil melirik arlojinya. Eldy yang penasaran lalu bertanya. "Kenapa?"
"Bentar lagi jam sepuluh malem, gue mau ke club udah 10hari ga kesana. Kangen cowo disana, pengen minum juga," ucap Zahra datar tanpa ekapresi. Percayalah ia sedang berusaha menahan tawa sekarang.
"Hah?! Lo suka pergi ke club? Suka minum juga?" Tandas Eldy melongo tak percaya, Zahra yang terlihat sangat polos ini ternyata??
Daritadi Zahra menahan diri agar tidak tertawa akhirnya kelepasan, ia tertawa terpingkal. Sambil memegangi perutnya dan menyeka air matanya yang keluar karna tertawa tiada hentinya.
"Kok ketawa?" Eldy nampak bingung dengan sikap Zahra ini, ia sempat berfikiran Zahra setres karna ditinggal Mati oleh Kelvin.
"Muka kakak itu loh, kaget gitu. Biasa aja dong, kaya ngga pernah denger orang ke club aja." Zahra masih terkekeh. "Lagian gue cuman bercanda lah kak, mana mungkin gue berani masuk club apa lagi sampe minum,"
Omongan Zahra membuat Eldy lega, tapi tunggu? Baru saja, itu baru saja Zahra bercanda dengannya? Apa kah ini pertanda? Bahwa ia memiliki kesempatan untuk memasuki hati Zahra? Semoga.
●●●
Saat ini keluarga Zahra sedang sarapan bersama dimeja makan, kegiatan seperti ini memang hampir setiap hari mereka lakukan. Liliana dan Derano merasa,walaupun mereka sibuk setidaknya mereka bisa menyempatkan sedikit waktu untuk berkumpul bersama keluarga kecil walau hanya sekedar sarapan dan terkadang makan malam bersama ketiga buah hatinya.
"Abang, tadi mama ditelfon wali kelas abang. Katanya abang suka bolos bimbel ya?"ucap Liliana membuka percakapan.
Zafran langsung dihadiahi pelototan oleh Derano-ayahnya- dan adik adiknya yang malah cekikikan.
"Engga sering kok ma, cuman anu emph itu," Zafran nampak memikirkan jawaban yang sekiranya pas untuk membuat mamanya tidak bertanya lebih jauh.
"Kata abang, abang diusir ma." Ucap Zaskya dengan polos sambil mengunyah roti selai coklatnya dengan lahap. "Iya kan bang? Waktu itu kata abang setiap abang pulang cepet berarti abang diusir."
Seandainya Zaskya bukan adik kandung Zafran, mungkin sekarang ia akan menyeret Kya dan mengurungnya digudang.
Derano yang mendengar ucapan Kya langsung geleng-geleng kepala."Mau jadi apa kamu kalo sekolah nggak bener kaya gitu bang?."
Jleb
Zafran memutar otak jahilnya agar ia bisa mengalihkan pembicaraan orang tuanya, untuk menghindari omelan mereka pastinya.
"Zahra punya pacar loh pa!" celetuk Zafran. Zahra langsung tersedak dan segera meminum air yang ada didepannya.
"Fitnah!" Elak Zahra.
"Enggak!"
"Abang bohong!"
"Enggak!"
"Bohong!"
"Enggak!"
"DIAM!" Zahra dan Zafran bungkam, saat ada yang berteriak menyuruh mereka diam, bukan Derano atau Liliana. Kya yang berteriak.
"Abang sama kakak tuh persis Tom & Jerry! Akur bentar, berantem lagi. Udah SMA juga , ngga malu sama Kya yang masih kelas 2SMP tapi blom pernah berantem sama kalian?!"
Zaskya ini jika sudah mengomel, ia akan lebih cerewet dari Mama. Lebih baik mereka diam.
"Zaskya pinter deh, jangan kaya abang sama kakak ya sayang. Berantem mulu." ucap Mamanya sambil mengusap puncak kepala Zaskya dengan sayang.
●●●
Hari ini Zahra berangkat mengendarai mobilnya sendiri kesekolah, bukan tanpa alasan. Ini karna dirinya masih ngambek dengan Zafran, sehabis sarapan Zahra mengambil kunci mobil jazz nya dan segera meluncur kesekolah.
Dan disinilah ia sekarang,dikelasnya bersama dengan ketiga sahabatnya. Sepertinya teman-temannya sudah mulai kepo karena.
Pertama: Zahra sekolah membawa mobilnya sendiri padahal Zahra sangat malas menyetir.
Kedua: raut wajah Zahra sedari pagi tidak bisa dikatakan baik.
Ketiga: tanpa permisi Zahra langsung meminum susu vanilla yang baru saja Lea beli sampai habis hingga tetes terakhir.
Jangan coba-coba mendekati Zahra sekarang, bahkan untuk sekedar menanyakan 'kenapa' saja teman-temannya tidak berani. Zahra bisa tambah dongkol pikir mereka.
Zahra yang merasa gerah berada dikelas memutuskan untuk bangkit dari tempat duduknya dan pergi melenggang keluar kelas, bel masuk masih 30menit lagi. Ia berjalan menuju kantin dan disepanjang jalan ia tambah dongkol mendengarkan gosip-gosip tentang dirinya.
Eh katanya ka Zahra sma ka Eldy jadian ya
Ih kemaren ka Eldy upload fotonya ka Zahra
Bukannya ka Zahra itu anti cowok ya?
Beruntung ya jadi Zahra udah punya abang ganteng kaya Zafran terus pacarnya juga ganteng banget kaya ka Eldy
Zahra sombong banget ya
Zahra mukanya ketus banget deh
Belagu amat mentang mentang yang punya sekolah.
Langkahnya terhenti, dihadapan Zahra kini ada Dinda yang sedang menahan jalannya. Dinda bosan hidup sepertinya.
"Minggir," ucap Zahra dingin, matanya tajam menatap cewek didepannya ini. Ia sedang dongkol sekarang, jangan macam-macam. Senggol bacok.
Dinda tersenyum miring, ia sedang menantang Zahrana. "Kalo gue gamau, gimana?" berhasil membuat Zahra tersulut emosi.
●●●
Diandra,Lea dan Tania berlari menuju ke kelas XII IPA untuk mendatangi Zafran dan kawan-kawan.
"Bang Zafran!!" Tania berteriak dan berhasil mendapatkan perhatian Zafran dan kawan kawan."Zahra, berantem."
Mata Zafran dan Eldy membulat sempurna, salahkah pendengaran mereka? Zahra bertengkar? Dengan siapa? Astaga, apa yang terjadi dengan gadis itu.
"Mampus!" Zafran menepuk jidatnya frustasi.
Mereka semua menatap Zafran bingung, akhirnya Tania membuka suaranya. "Yang mampus siapa bang?"
"Musuhnya Zahra lah! Lo ga lupa 'kan Zahra atlet karate." Ucap Zafran panik. "Sabuk hitam pula." Tambahnya.
Tania,Lea dan Diandra menepuk jidat mereka bersamaan, rupanya mereka baru ingat Zahra adalah atlet karate. Berdoa saja supaya musuh Zahra baik-baik saja, terakhir kali Zahra meluapkan emosinya kepada preman yang ingin menjambret tasnya. Dan hasilnya, preman itu menerima 15luka jahitan di wajah, retak di rahangnya dan patah di tulang keringnya.
Tanpa berfikir panjang mereka langsung bergegas berlari lagi menghampiri Zahra dan Dinda yang tengah bersiteru. Terlambat sedikit saja, mungkin akan fatal.