Pustaka
Bahasa Indonesia
Bab
Pengaturan

Hanya

Perlahan Santi mengusap payudaranya agar putingnya bangun dan menegang. Sebab ada sensasi kenikmatan sendiri pas dia mengusapnya. Ketika putingnya udah menegang Santi menurunkan tali linggerienya dan meremas sambil merem melek menikmatinya remasannya.

Riki masuk perlahan saat masuk dia sudah melihat bakakak paha Santi yang terbentang dan Santi sedang meremas payudaranya. Tiba-tiba Santi merasakan ada jari yang bermain di klitosnya. Santi membuka matanya, "Umm... Udah tidur Rina, Rik?" Santi mengangkat kepala dan melihat Riki yang diujung tempat tidurnya. Yang Santi memang sudah memasang selangkangannya terbuka dengan lebar untuk di obok-obok, dijilat dan dihisap oleh Riki.

"Umm, iya, tadi agak lama. Dia minta nambah. Lo ga mau coba batang gue, San? Gue jamin lo bakal ketagihan dan ini lebih nikmat ketimbang gue jilat dan hisap memek lo ini?" Riki berkata tak menghentikan permainan tangannya dan batang dia langsung berdiri dan mengeras saat melihat memek pink dan bersih milik Santi yang berbeda dari milik Rina, yang ada sedikit bulu-bulunya.

Meski tergiur tetap saja Santi mempertahankan. Dia nggak mau pertahanannya di bobol dengan orang yang dia cintai. Santi melakukan ini demi penyaluran hasratnya.

"Ahh... Ssshhh... Nggak usah Rik. Bantu aja keluarin. Aku nanti hisap punya kamu... Sshhh... Ahhh!" Santi merancu menikmati semua sentuhan Riki.

Riki sedikit kecewa karena dia belum berhasil membujuknya. Tapi terlanjur batangnya sudah menegang jadi mau tak mau dia harus membuatnya tidur.

"Ah ah ah... Ssshhh... Yaa... Ahh.. Ummp... Aku mau keluar Rikk... " Santi mulai melengking dan ga beberapa saat cairan putih kental milik Santi keluar.

Lalu Santi segera merubah posisi, dia ga boleh berlama-lama karena takut Rina keburu bangun. Sesaat Santi tertegun melihat batang Riki yang benar-benar menantang, besar dan kuat.

"Kenapa? Nyesel kan? Kalo lo berubah pikiran, kita masih bisa kok!?"

Tapi Santi yang penasaran dan mengaguminya sesaat lalu segera menjilati perlahan ujung batang milik Riki membuat Riki deg deg serr. Meski itu sering dilakukan olehnya dan Rina, tetap saja Riki merasakan sensasi berbeda kala Santi yang mulai menjilat, mengisap dan perlahan memasukan kedalam mulutnya.

"Ummp... Ahhh... Yess... Enak banget San... Lo ternyata mahir jugaa... " Riki yang tak menyangka Santi akan lincah memainkan batangnya dengan buas benar-benar pandangan yang berbeda saat Rina yang melakukan dengan lembut dan pelan-pelan.

Tentu saja Santi buas dibandingkan dengan batang mas mas di toko tadi pagi yang kecil, letoy dan cepat banget crottnya. Punya Riki lebih menantang.

"Ahh.. Terus sann... Ahh... Enak.. Benget!" Riki yang dibuat melayang terbang keawang -awang oleh permainan hisap kulum jilat ala Santi benar-benar membuat Riki memegang dan meledak-ledak.

"Yyaa... Ahh. Ahh... Sann... Sshhh... Gue mau keluar... Lo mau gue muntahin di mulut lo ga?" Santi menggeleng dan segera menarik Kepala saat merasakan sesuatu yang asin menetas sedikit di mulutnya.

Lalu untuk mengeluarkannya Riki, Riki menarik tubuh Santi dan dia melumat bibir Santi dengan ganas sambil tangannya mengocok batangnya dan ga lama crott crott crott cairan putih kental milik Riki berjatuhan dilantai. Riki benar-benar lelah dan mereka berbaring di ranjang Santi.

"Lo ternyata diem-diem jago juga San. Kapan lo ngelakuin ini? Jangan-jangan lo udah sering ya?" Riki yang merasakan curiga.

"Gada, gue belajar dari kamu dan Rina kemarin malam. Aku kan sempat ngeliat Rina pas lagi ngisap punya kamu. Aku ya ini otodidak ngebayangin aja pas Rina ngulum kamu!" Santi berkata jujur. Dia memang belajar dari melihat mereka.

"Pinter banget sih, cuma ngeliat sekali, praktik udah dapat nilai 10. Kenapa lo ga coba praktek yang batang gue masuk ke memek Rina, itu jauh lebih enak dari ini tahu!" Riki mencoba tetap membujuknya. Siapa tahu bujuk rayunya kali ini berhasil meluluhkan Santi.

"Um, ga Rik. Aku cuma mau ngelakuin itu sama calon suami aku aja. Yang itu cuma boleh buat dia, ya meskipun aku begini kan karena hanya ingin hasrat aku tersalurkan aja, Rik. Untuk yang itu hanya boleh untuk calon suamiku."

Tiba-tiba Riki memeluk dan mengecup kening Santi. Ada rasa hangat di hatinya karena Santi berbeda dengan Rina yang dia duluan minta begituan dengannya. Dulu awal mula mereka saat ingin bersetubuh karena Rina yang memintanya. Dia ingin merasakan semua, meski perawannya hilang pertama kali dieksekusi oleh Riki.

"Jangan cari cowok ya, lo kan udah ada gue. Gue janji ga akan bilang-bilang Rina. Gue nggak mau ada cowok lain yang ngeliat lo kayak tadi selain gue!" Tiba-tiba Riki overprorek dan ga mau sampai Santi mencari pacar kalo buat nyari pelampiasan doang.

"Kok gitu Rik. Ga boleh begitu, lo kan udah ada Rina. Lo ga boleh nyimpan perasaan apapun ama gue. Kasihan Rina, Rik. Lagian gue nggak mau dibilang sebagai perebut pacar orang!" Santi menolaknya dengan tegas. Dia ga ingin ada perang pertemanan hanya karena hasrat liarnya.

"Ga. Gue nggak mau tau. Pokoknya lo ga boleh punya pacar. Lo cuma boleh muasin semua hasrat lo sama gue. Ga boleh ama cowok lain, San. Jujur San, gue mulai suka sama lo!" Tiba-tiba lagi Santi menerima pernyataan cinta dari Riki. Santi ga ngira bakal jadi begini.

Santi buru buru bangun dari pelukannya dan duduk di pinggir ranjang. Dia menghela nafasnya. Ini pertama kali bagi Santi mendapatkan penyataan cinta. Jika bukan Riki sudah memiliki Rina, mungkin saja Santi akan menerima Riki. Secara dari fisik, tampang dan dari cerita Rina, Riki juga dari anak orang kaya jadi saat Rina meminta apapun pada Riki pasti diberikan dengan mudah. Riki ATM bejalan Rina. Dan tanpa disadari kriteria itu pun menjadi salah satu keinginan Santi.

"Mending kamu balik ke kamar Rina, Rik, nanti dia bangun!" Usir Santi secara halus.

"Pokoknya, gue nggak mau tahu. Lo nggak akan gue biarin sampe nyari pacar. Kalo lo tetep ngeyel. Gue akan bongkar ini semua sama Rina. Biar kalian berdua pisah rumah dan gue leluasa ngejar lo, karena gue bakal putusin Rina!" Ancam Riki.

Santi memalingkan wajahnya. Dia benar-benar tak mengira akan mendapatkan ancaman dari Riki karena tadi dia mengutarakan keinginannya memiliki pacar. Yang Riki ga Terima Santi mencari pacar untuk memenuhi hasrat liarnya.

"Kok gitu sih, Rik. Kita kan mulai ini hanya untuk happy fun aja. Karena lo butuh gue dan gue sangat butuh lo buat nyalurin hasrat aku. Itu aja Rik. Nggak usah sampai seserius ini. Aku ga mau jadi penghancur hubungan kalian berdua, Rik!" Santi mencegat langkah kaki Riki yang akan keluar kamarnya dengan emosi.

"Terlambat San, gue udah terlanjur suka dan cinta sama lo. Apalagi memek ama tetek lo itu benar-benar berbeda. Gue nggak mau itu sampe dimiliki oleh lain. Gue nggak akan bisa Terima itu!" Santi melihat sorot mata yang berbeda dari Riki.

Dia, Riki serius dengan ucapannya. Dan Riki secara tak sadar kalau dia benar-benar sudah jatuh cinta dengan Santi. Meskipun Santi tak tahu kalau sejak lama Riki sudah mengagumi dirinya jauh sebelum mereka melakukan pelepasan hasrat saja.

Riki menghempaskan tangan Santi dan keluar kamarnya. Santi yang kembali Kepalanya nyut nyut padahal beberapa saat lalu apa yang sedang dia pikirkan soal dirinya yang dipecat hilang. Kini timbul masalah, Riki yang menyatakan cinta pada dirinya.

Unduh sekarang dan klaim hadiahnya
Scan kode QR dan unduh aplikasi Hinovel