Pustaka
Bahasa Indonesia
Bab
Pengaturan

05. Tangan Nakal

Bab 05. Tangan Nakal

Saat Bu Erna keluar dari kamarnya Pak Heru, Bu Erna melangkah mengendap-endap bagaikan maling. Karena takut anaknya melihatnya.

Sesampainya di dalam kamar, Bu Erna langsung masuk ke kamar mandi untuk membersihkan tubuhnya, karena tubuhnya terasa lengket.

Sementara Pak Heru masih terkapar lemah diatas tempat tidurnya.

Dari tadi ponsel Pak Heru tak henti-hentinya berdering, karena hari ini Pak Heru ada rapat dengan rekan kerjanya.

Namun saat ini kondisi Pak Heru sudah sangat kelelahan, akhirnya Pak Heru terpaksa tidak pergi kekantor.

Setelah cukup lama beristirahat, Pak Heru bangkit dari tempat tidurnya, kemudian pergi kekamar mandi untuk membersihkan tubuhnya.

Setelah merasa bersih, Pak Heru langsung berpakaian, lalu pergi ke ruang tamu.

Semenjak kejadian tadi, Pak Heru terus memikirkan Bu Erna. Menurutnya, Bu Erna sangat menggairahkan, beda sekali saat Pak Heru melakukan dengan istrinya sendiri.

Sesampainya di ruang tamu, Pak Heru duduk disofa sambil melihat ke arah dapur.

Pak Heru lalu melihat ke arah jam dindingnya, ternyata sudah pukul 11:00 siang.

Kemudian Pak Heru pergi kedapur untuk mencari Bu Erna, karena Bu Erna sudah merusak pikirannya.

Sesampainya di dapur, Pak Heru tidak melihat Bu Erna. Pak Heru kemudian pergi ke depan rumahnya untuk mencari Bu Erna.

Sesampainya di depan rumah, Pak Heru melihat Bu Erna sedang membersihkan halaman rumah bersama anaknya.

“Bibi siap-siap gih, kita keluar sebentar.” Kata Pak Heru sembari melihat Bu Erna yang sedang membersihkan halaman rumahnya bersama anaknya.

“Kalau boleh tau mau kemana ya Pak?” Tanya Bu Erna penasaran.

Yanti yang ada disamping ibunya seketika merasa penasaran, apa yang akan Pak Heru lakukan dengan ibunya.

“Kita cari pakaian buat Bibi.” Jawab Pak Heru lalu duduk di kursi yang ada di depan rumahnya.

Mendengar itu Bu Erna langsung menoleh kearah Yanti, yang saat ini sedang berdiri di sebelahnya.

Bu Erna sangat takut, kalau anaknya akan curiga dengan sikapnya Pak Heru, karena sikapnya Pak Heru tidak biasanya seperti ini kepadanya.

Karena yang dia tahu, Pak Heru sangat cuek dengan mereka berdua.

Bu Erna kembali berkata.

“Maaf Pak saya masih banyak pekerjaan.” Kata Bu Erna mencoba mencari alasan, agar Pak Heru tidak bisa mengajaknya keluar, karena takut anaknya akan mencurigainya.

“Kamu tinggal dulu aja kerjaannya, setelah pulang berbelanja, kamu bisa lanjutkan lagi pekerjaannya.” Kata Pak Heru.

“Tapi Pak.” Belum selesai Bu Erna bicara, Pak Heru langsung memotong perkataannya.

“Nggak ada tapi-tapian, sekarang juga kamu siap-siap.” Kata Pak Heru yang tidak mau dibantah.

“Yanti kamu mau titip apa?” Tanya Pak Heru lalu melihat Yanti yang sedang berdiri disamping ibunya.

Mendengar itu Yanti pun sangat kaget, karena sikap Pak Heru tidak seperti biasanya. Karena yang Yanti tahu, Majikannya sangat cuek kepadanya.

“Yanti kok malah bengong.” Ujar Pak Heru membuyarkan lamunannya.

“Ma_maaf Pak saya nggak mau beli apa-apa.” Jawab Yanti sedikit gugup, karena tidak mau merepotkan Majikannya.

“Kamu nggak usah malu, katakan saja apa yang kamu inginkan.” Ujar Pak Heru.

“Beneran Pak saya nggk butuh apa-apa.” Lagi-lagi Yanti terus menolaknya, karena tidak mau merepotkan majikannya.

“Nggak usah malu Yanti, ya udah cepat katakan, karena waktu saya tidak banyak.” Kata Pak Heru.

Mendengar itu Yanti pun sangat bingung, karena dia tidak mau merepotkan Majikannya. Namun melihat Majikannya terus memaksanya, dengan terpaksa Yanti harus mengatakannya, karena takut membuat majikannya marah.

“Apa aja Pak.” Jawabnya dengan terpaksa.

Sebenarnya Yanti ingin sekali mengatakan kalau ia ingin membeli pakaian, namun Yanti sangat malu untuk mengatakannya.

Karena ekonominya serba kekurangan, Bu Erna tidak sanggup membelikan pakaian bagus untuk anaknya.

Yanti tidak punya banyak pakaian, pakaian yang dia pakai, semuanya pakaian murah, itupun hanya ada beberapa helai saja.

“Bibi kenapa masih disini, bibi cepat ganti pakaian, kita berangkat sekarang.” Kata Pak Heru sambil melihat Bu Erna yang masih berdiri disamping anaknya.

“Maaf Pak, saya tidak punya pakaian yang bagus, pakaian saya seperti ini semua.” Ujar Bu Erna penuh rasa malu.

“Ya sudah kalau begitu kita langsung berangkat sekarang.” Kata Pak Heru.

Pak Heru langsung pergi ke garasi untuk mengambil mobilnya, sementara Bu Erna sedang menunggu Pak Heru di dekat halaman bersama anaknya.

Beberapa saat kemudian mobil Pak Heru berhenti di depan Bu Erna.

“Ayo masuk.” Kata Pak Heru.

Pak Heru sengaja tidak mengajak Yanti, karena Pak Heru ingin berduaan dengan Bu Erna.

Bu Erna lalu menoleh ke arah Yanti yang ada disebelahnya.

“Sayang, ibu pergi dulu ya, kamu pergi kekamar saja dulu.” Ujar Bu Erna sambil menatap wajah imut anaknya.

“Ia Bu, ibu hati-hati ya di jalannya.” Pesan Yanti lalu mencium tangan ibunya.

“Ia sayang.” Sahut Bu Erna lalu mengecup kening anaknya.

Mmuuuaaahhh...

Setelah itu Bu Erna langsung masuk kedalam mobilnya Pak Heru, lalu duduk di kursi penumpang.

“Erna jangan duduk di belakang, emang kamu pikir saya sopir kamu.” Kata Pak Heru sambil melihat ke kaca yang ada di hadapannya.

“Maaf Pak.” Bu Erna kembali keluar, lalu duduk didepan disamping Pak Heru.

Bu Erna tidak punya pakaian bagus, dia terpaksa pergi hanya dengan mengenakan Daster yang sering ia pakai.

Sepanjang perjalanan, Bu Erna merasa tidak nyaman saat duduk bersama majikannya. Karena memang ini pertama kalinya Bu Erna pergi bersama Majikannya.

Karena canggung, Bu Erna terus melihat kearah jendela, sambil mengatur nafasnya, karena sangat gugup.

Tak lama tangan kiri Pak Heru langsung memegangi tangannya Bu Erna.

“Pak tolong lepaskan tangan saya Pak.” Ujar Bu Erna sembari menarik tangannya, karena merasa tidak nyaman.

“Kamu tenang saja, saya tidak akan menyakiti kamu kok.” Kata Pak Heru sambil terus memegangi tangannya Bu Erna.

“Tapi saya tidak nyaman Pak.” Ujar Bu Erna sambil berusaha menarik tangannya.

“Saya mohon kamu jangan menolaknya.” Kata Pak Heru lalu menatap dingin.

Melihat tatapan Pak Heru yang dingin, Bu Erna langsung terdiam dan tidak berontak lagi, Karena Bu Erna takut membuat majikannya marah kepadanya,

Melihat Bu Erna sudah jinak dan tidak berontak lagi, Pak Heru kembali melancarkan serangannya.

Tak lama tangan Pak Heru langsung menyentuh bagian Intimnya Bu Erna yang masih terhalang oleh Dasternya.

Dengan cepat Bu Erna langsung menghentikannya, agar tangan nakal Pak Heru tidak sampai menyentuh vaginanya.

“Saya mohon, Jangan lakukan ini Pak.” Ujar Bu Erna sambil memegangi tangannya Pak Heru.

“Tolong lepaskan tangan kamu Erna.” Ujar Pak Heru lalu menatap dingin.

Lagi-lagi Bu Erna tidak bisa berbuat apa-apa. Akhirnya dia pun pasrah menerima takdirnya.

Saat Bu Erna melepaskan tangannya, Pak Heru menjadi lebih leluasa menyentuh bagian Intimnya.

Semenjak kejadian tadi pagi, Pak Heru menjadi kecanduan seks dengan Pembantunya, bahkan Pak Heru sudah dibuat gila oleh pembantunya, dan ingin terus mencumbunya.

Pak Heru lalu mengangkat Dasternya Bu Erna, kemudian memasukan jarinya kedalam celana dalamnya.

Setelah itu Pak Heru meraba-raba vaginanya Bu Erna dengan sangat lembut.

Bu Erna lalu melihat kearah jendela mobil, sambil menahan desahannya, agar desahannya tidak sampai terdengar ke telinga Majikannya.

Karena rasanya sangat nikmat, Bu Erna sampai menggigit pelan bibir bawahnya.

Pak Heru melihat wajahnya Bu Erna terus menoleh kearah jendela mobilnya.

Karena rasanya sangat nikmat, akhirnya Bu Erna tak kuasa menahan desahannya,

Eeemm... Baru saja ia ingin mendesah, dengan cepat Bu Erna langsung menutup mulutnya dengan tangannya.

Pak Heru melihat Bu Erna sedang berusaha menahan desahannya, hingga menutup mulutnya dengan tangannya.

Unduh sekarang dan klaim hadiahnya
Scan kode QR dan unduh aplikasi Hinovel