04. Terbang Ke Awan
Bab 04. Terbang ke awan
Sleeepp... Aaaww.. “Sa_kit Pak.” Teriak Bu Erna kesakitan, saat jari Pak Heru menusuk lubang vaginanya.
Pak Heru tidak memperdulikan rasa sakitnya Bu Erna, karena nafsunya sudah semakin menggila.
Pak Heru mengobok-obok lubang vaginanya secara perlahan, agar lubangnya bisa secepatnya terbiasa.
Hampir 5 menit Pak Heru mengobok-obok lubang vaginanya Bu Erna, dan akhirnya lubangnya sudah mulai membesar, dan Bu Erna sudah mulai merasa nikmat.
Aarghh.. Aarghh... Akhirnya Bu Erna mendesah, hingga matanya terpejam menahan rasa nikmat.
Melihat Bu Erna mendesah, Pak Heru semakin terangsang. Pak Heru kemudian menambahkan kecepatannya, hingga tubuh Bu Erna sesekali bergetar menahan rasa nikmat.
Aarghh...Aarghh… “Pak. To_long hentikan.. Uughh.” Dengan susah payah Bu Erna mengatakannya, karena tubuhnya sudah sangat terangsang.
Melihat Bu Erna terus-terusan mendesah, Hasrat Pak Heru semakin terbakar.
Pak Heru kembali menambahkan kecepatannya, hingga tubuh Bu Erna kelojotan menahan rasa nikmat.
Aarghh...Aarghh… “Aa_was Pak..” Crroooots..Eeemm. Desah Bu Erna karena sudah mencapai puncak kenikmatannya.
Tubuh Bu Erna mengejang hebat hingga perutnya naik turun..
Huuufss.... Huuuffsss... Nafas Bu Erna terengah-engah...
Saat ini tubuh Pak Heru sudah basah kuyup karena tersiram spermanya Bu Erna.
“Ma_maaf Pak tubuh Bapak jadi kotor.” Kata Bu Erna merasa sangat malu, karena sudah mengencingi majikannya dengan spermanya.
“Nggak papa kok bi.” Jawab Pak Heru lalu tersenyum liar menatap Bu Erna yang baru saja selesai ngompol.
Bu Erna merasa sangat malu, saat cairan itu menyemprot ke tubuhnya Pak Heru.
Melihat Pak Heru terus melihatnya, Bu Erna merasa malu, karena tatapan Pak Heru terlihat sangat berbeda dari biasanya.
Pak Heru melihat tubuh Bu Erna sudah mulai berkeringat, hingga membuatnya semakin terangsang.
Pak Heru kembali melancarkan serangannya, lalu membuka celana dalamnya.
Saat Pak Heru membuka celana dalamnya, tak sengaja Bu Erna melihat penisnya Pak Heru yang besar dan kekar.
Dengan cepat Bu Erna menutup wajahnya dengan kedua tangannya.
“Kenapa ditutup Bi?” Tanya Pak Heru.
“Nggak papa Pak.” Jawab Bu Erna yang terus menutupi wajahnya.
Pak Heru menoleh ke arah jam dindingnya, Ternyata sudah pukul 09:00..
Tak terasa sudah 40 menit Pak Heru di dalam kamarnya bersama Bu Erna.
Pak Heru tidak mau melewatkan kesempatannya, karena Pak Heru sudah tidak bisa lagi mengendalikan hawa nafsunya.
Pak Heru langsung memulai pertandingannya.
Pak Heru menarik kedua tangannya Bu Erna, yang terus menutupi wajah cantiknya. Setelah itu ia langsung mendorong tangannya ke belakang, hingga terlihat ketiaknya Bu Erna yang putih dan mulus, tanpa ada rumput liar sedikitpun.
“Pak aku mohon lepaskan saya Pak.” Bu Erna terus memohon belas kasihan majikannya. Berharap Pak Heru bisa melepaskannya.
Ujar Bu Erna sembari berusaha melepaskan tangannya.
Namun Pak Heru tidak memperdulikannya, Pak Heru terus menatap ketiaknya Bu Erna yang sangat mulus dan bersih.
Pak Heru melihat ketiaknya Bu Erna sedikit basah, karena tubuhnya sudah mengeluarkan keringat.
Tanpa menunggu lama, Pak Heru langsung menjilati ketiaknya dengan penuh nafsu, lalu ia mainkan lidahnya berputar-putar, hingga membuat tubuh Bu Erna terasa geli bercampur nikmat.
“Pak ja_ngan disitu, itu kan bau.” Kata Bu Erna sembari terus berusaha menarik tangannya, karena merasa malu.
Lagi-lagi Pak Heru tidak memperdulikannya, Pak Heru terus menjilati ketiaknya Bu Erna yang sudah basah oleh keringatnya.
Setelah merasa puas dibagian itu, Pak Heru memindahkan lidahnya kebagian lehernya Bu Erna.
Aargh...Aaghhh... Bu Erna kembali mendesah, hingga bulu kuduknya berdiri, saat Pak Heru menjilati lehernya.
Pak Heru terus memainkan lidahnya berputar-putar di sekitar leher hingga ke telinganya Bu Erna.
Aaghh...Eeemm...Aarghhh...Desah Bu Erna hingga mulutnya menganga menahan rasa nikmat.
Melihat Bu Erna terus mendesah, nafsu Pak Heru semakin terbakar.
Pak Heru menurunkan kepalanya, dan mendarat di atas payudaranya Bu Erna yang super duper membahana.
Pak Heru terus menggesekan penisnya diatas vaginanya Bu Erna.
Aarghh....Hmmm..Aarghh... Bu Erna sudah sangat menikmatinya, hingga tubuhnya sesekali bergetar menahan rasa nikmat.
Sudah sangat lama Bu Erna tidak merasakan kenikmatan seperti ini. Karena semenjak kematian suaminya, Bu Erna lebih Fokus mencari uang dan membesarkan anak Semata Wayangnya.
Saat ini tubuh Bu Erna dan tubuhnya Pak Heru sudah basah kuyup oleh keringat. Dan mereka berdua sudah bertukar kehangatan.
Pak Heru lalu menambahkan air liurnya ke kepala penisnya, kemudian ia masukan penisnya kedalam lubang vaginanya Bu Erna.
Bleessss.... Aaawwww.... Teriak Bu Erna kesakitan. Saat lubang vaginanya sudah terisi penisnya Pak Heru.
“Tahan sebentar ya.” Kata Pak Heru sambil membiarkan penisnya berada didalam lubang vaginanya.
Bu Erna tidak menjawabnya, karena menahan rasa sakit di bagian vaginanya, karena memang lubangnya sudah lama menganggur.
Beberapa saat kemudian, Pak Heru mendorong pelan penisnya, agar lubangnya bisa secepatnya terbiasa dengan penisnya Pak Heru.
Sleep....Aawww… “Sa_kiit Pak.” Kata Bu Erna kesakitan, saat penisnya masuk lebih dalam lagi kelubangnya.
Pak Heru tidak memperdulikannya, dia terus mengebor lubangnya agar secepatnya bisa menyesuaikan ukuran penisnya.
Hampir 10 menit pengeboran, akhirnya lubang vagina Bu Erna sudah mulai terbiasa dengan penisnya Pak Heru.
Sekarang Bu Erna sudah tidak kesakitan lagi, bahkan Bu Erna sudah sangat menikmatinya.
Aaghhh... Uughh.. Desah nikmat Bu Erna lalu kedua tangannya mencengkram sprei tempat tidurnya.
Melihat Bu Erna terus mendesah, nafsu Pak Heru semakin terbakar.
Pak Heru lalu menambahkan kecepatannya, dan menekan kembali penisnya lebih dalam lagi, agar lebih terasa nikmat.
Aarghh...Aarghh... Eeemm.. Bu Erna sudah sangat menikmatinya hingga menengadahkan kepalanya keatas, menahan rasa nikmat.
Saat ini Bu Erna sudah sangat terangsang, bahkan sekarang Bu Erna sudah terbang ke atas awan.
Pak Heru lalu menghentakan pinggulnya lebih cepat lagi, hingga membuat tubuh Bu Erna kelojotan menahan rasa nikmat.
Plok...Plok...Aarghh...Aaghh.. Desah Bu Erna lalu matanya merem melek menahan rasa nikmat.
Pak Heru kembali menjilati payudaranya Bu Erna sambil terus menggenjot lubang vaginanya Bu Erna.
Aaghh....Aaghhh..Eemm..Desahan Bu Erna semakin keras, hingga mulutnya terus menganga menahan rasa nikmat.
Tak lama kemudian Pak Heru merasakan spermanya akan segera keluar.
Dengan cepat Pak Heru langsung menarik penisnya, setelah itu ia langsung semprotkan spermanya di atas perutnya Bu Erna.
Aaghhh...Croot...Croot.. Pak Heru mendesah karena sudah mencapai puncaknya.
Huuuffs....Huuffss.. Napas Pak Heru dan Bu Erna terengah-engah..
Karena terasa lelah, Pak Heru langsung membantingkan tubuhnya diatas tempat tidurnya, lalu tangan Pak Heru memeluk erat tubuhnya Bu Erna.
Sampai saat ini Bu Erna masih tidak menyangka, akan melakukan hal yang sangat memalukan dalam hidupnya, apalagi ia melakukannya dengan Majikannya sendiri.
Bu Erna lalu mencoba melepaskan tangannya Pak Heru yang saat ini terus memeluk tubuhnya.
Namun tangan Pak Heru begitu erat memeluk tubuhnya, hingga Bu Erna kesulitan untuk melepaskannya.
“Pak tolong lepaskan saya, Yanti pasti mencari saya Pak.” Ujar Bu Erna merasa cemas.
Bu Erna takut anaknya akan mencarinya. Karena Bu Erna sudah cukup lama didalam kamar majikannya.
Mendengar itu, Pak Heru langsung melepaskan tangannya. Kemudian Pak Heru mencium bibirnya Bu Erna dengan sangat lembut.
Mmuuaahhh....
Bu Erna kembali dikejutkan oleh Pak Heru, karena kecupan itu terasa sangat lembut. Beda sekali saat pertama kali Pak Heru mencium bibirnya.
Bu Erna pun tersipu malu, setelah mendapatkan kecupan lembut dari majikannya.
Setelah itu Bu Erna kembali memakai pakaiannya.
“Maaf ya Bi, pakaiannya jadi robek gara-gara saya, sebagai gantinya, saya akan belikan pakaian yang lebih bagus lagi.” Ujar Pak Heru merasa bersalah karena sudah merusak pakaiannya.
“Nggak usah Pak, saya masih ada pakaian ganti kok.” Kata Bu Erna sembari memakai pakaiannya.
“Saya mohon, kamu jangan menolaknya ya.” Kata Pak Heru.
“Maafkan saya Pak, tapi saya tidak mau merepotkan Bapak.” Kata Bu Erna karena merasa tidak enak dan tidak mau merepotkan majikannya.
“Saya tidak merasa direpotkan kok, Ya udah pokoknya kamu harus menerimanya ya.” Kata Pak Heru sedikit memaksanya.
Akhirnya Bu Erna pun terpaksa menerimanya.
“Ia Pak kalau begitu terima kasih.” Ucap Bu Erna, lalu bangkit dari tempat tidurnya.
Bu Erna terpaksa memakai Dasternya yang sobek, karena tidak ada lagi pilihan lain selain memakainya.
“Saya izin mau ke kamar saya dulu ya Pak.” Ujar Bu Erna sambil memegangi Dasternya yang robek.
“Silahkan.” Sahut Pak Heru sambil melihat kepergian Bu Erna.
Bu Erna langsung pergi menuju kamarnya.