Pustaka
Bahasa Indonesia
Bab
Pengaturan

Syarat Pesta Ulang Tahun

Bella menggelengkan kepalanya pelan dan menggandeng tangan Tasya menuju kantin. Perutnya tiba -tiba ingin cepat di isi dengan banyak makanan enak.

"Lo kenapa sih Bell? Muka lo tadi pucet banget, kayak habis lihat setan tahu gak sih," ucap Tasya sambil mencari tempat duduk kosong dikantin.

"Gue laper pake banget!! Gara -gara ngerjain tugas sebarek gitu dalam waktu semalam. Di kira gue roro jonggrang tinggal menjentiikan jari gue semua masalah teratasi dan selesai. Nyebelin banget sumpah!!" ucap Bella kesal.

"Udah ya. Gue pesenin makan. Kayak biasa kan?" tanya Tasya mencoba mengalihkan pembicaraan.

"Gue mau bubur kacang ijo tapi banyakin ketan itemnya, ekhemm santennya juga yang banyak biar gurih," pesan Bella dengan suara keras.

"Minum apa Bell!!" teriak Tasya kembali.

"Teh anget aja. Jangan manis, soalnya gue udah terlalu manis takut diabet," ucap Bella datar membuat satu kantin itu tertawa sambil emnatap Bella.

Bella menatap semua siswa dan siswi yang seperti mengejek dirinya.

"Kenapa lo semua ngeliatin gue? Bosen hidup lo!!" teriak Bella kesal.

"B aja kali Bell. Gak usah ngerasa jadi cewek paling cantik," ucap Vena pada Bella dengan wajah sinis.

Bella melotot ke arah Vena, "Siapa yang sok cantik? Hah!! Gue gak pernah bilang gue cantik, tapi smeua orang juga pasti ngakuin kalau gue cantik."

"Terlalu percaya diri. Cantik dan hebat kalau bisa taklukin Pak Aga, baru gue sujud di kaki lo, Bell. Bisa gak?" tanya Vena mengajak bertarung pada Bella.

Bella memutar kedua bola matanya dengan malas dan memalingkan wajahnya dari Vena. Sungguh pertarungan yang memuakkan. Apalagi ada hubungannya denagn guru killernya, etrus harus negjar -ngejar, kok gak banget.

"Kenapa lo buang muka? Gak berani ya? Hemm?" tanya Vena ketus.

"Ya ampun, permintaan lo itu gak banget!! Jangan bikin tuh guru baru jadi ge er trus sok kecakepan kalau di idolakan banyak siswanya. Gue gak mau!! Lo aja ambil, gue mau sekolah yang bener, mau lulus terus kuliah. Gak ada waktu buat mikirin cowok!!" tegas Bella kesal.

Semau orang memberi sorakan mengejek pada Bell. Bella dianggap menyerah sebelum perang dan tidak berani menerima tawaran Vena.

"Woyyy ... Semuanya. Bella takut di tolak sama Pak Aga kayaknya. Kalah saing sama Vena kayaknya," ucap Reni, sahabat Vena ikut membuat situasi menjadi panas.

Tasya melotot ke rah Reni dan menunjukkan kepalan tangannya pada Reni yang langsung terdiam.

"Udah biarin aja sih. Gak penting banget," ucap Bella cuek lalu mengambil mangkok berisi bubur kacang hijau lalu menikmati sarapannya hingga habis tak bersisa.

"Lo kenapa gak coba? Lumayan Pak Aga kan ganteng. Lagi pula lo kan jomblo," tanya Tasya.

"Gue gak minta sama sekali. Pak Aga itu udah bikin gue ilfil. Gue males," ucap Bella pada asya.

"Hu um ... Terus kalau Pak Yos? Lo mau?" tanya Tasya terkekeh.

"Kagak!! Ya ampun, sumpah deh, minggu kemarin di loker gue ada bunga sama cokelat gitu. Ehh pas mau pulang Pak Yos cegat gue, katanya itu dari saya, di makan ya. Anying ... Gue kasih aja buat mbak yang kerja di rumah gue. Males banget, gue takut kena pelet," bisik Bella pada Tasya.

Tasya spontan tertawa ngakak mendengar curahan hati Bella yang menurutnya sangat gila.

"Ehh iya Bell, acara ulang tahun lo gimana?" tanya Tasya pada sahabatnya itu.

"Ekhemmm ... Gue mau undang semua temen -temen gue. Kayaknya satu angkatan gitu deh. Gue udah bawa undangannya, ntar pas istirahat lo bantu gue sebarin undangan ya?" pinta Bella pada Tasya.

"Siap Bell. Gue pasti bantu lo. Udah yuk, balik ke kelas. Lo tahu kan, pelajaran pagi bikin semangat hidup turun," ucap Tasya merengut.

"Bahasa inggriss. Mis Lidia? Uhh ... Lebay kalau ngajar, kayak di buat -buat," ucap Bella tak suka.

"Lo ngerasa gak sih, kalau Mis Lidia tuh kayak lagi deketin Pak Aga gitu. Kalau dateng sellau bareng. Pulang juga, Mis Lidia tuh kayak sengaja nungguin Pak Aga biar di ajak bareng," ucap Tasya mengompori.

"Ya ampun Sya. Biarin aja sih. Urusan dapur orang, wajar dong, perempuan single kayak Mis Lidia deketin Pak Aga yang juga jomblo. Gue sih bodo amat," ucap Bella cuek.

"Kalau ternyata lo punya jodoh kayak Pak Aga gimana Bell?" tanya Tasya pada Bella yang lansung mendelik menatap tajam ke arah Tasya.

"Jangan sampai. Udah deh, lo gak usah bikin situasi makin gak enak ini. But the way, tadi malem gue mimpi di lilit uler lagi. Ulernya jinak gitu kayak senyum sama gue," ucap Bella yang berjalan di samping Tasya.

"Mungkin lo mau punya cowok kali, Bell," ucap Tasya sekenanya.

"Males banget," jawab Bella malas.

***

Saat istirahat tiba, Bella dan Tasya membagikan semua kartu undangan pesta ulang tahunnya yang akan di adakan di sebuah hall hotel. Acara sweet seventeen yang sangat di tunggu -tunggu oleh Bella. Kedua orang tuanya dan Opa Adrian memang mewujudkan keinginan Bella yang ingin membuat pesta besar dengan satu syarat yang terlupakan oleh Bella.

"Wahh ... Acara ini bakal meriah dong Bell. Seharusnya lo punya cowokBell biar ada first kissnya," celetuk salah seorang teman sekelas Bella.

"Hah!! Semua cowok itu bu -a -ya. Enak begini, jomblo tapi tetep bahagia. Bener gak Sya," ucap Bella tertawa sambil merangkul tubuh Tasya mendekat pada dirinya.

***

"Pak Aga ... Ini bekal untuk Pak Aga, kebetulan saya tadi bikin banyak jadi saya bawakan untuk Pak Aga," ucap Mis Lidia pada Pak Aga yang sedang mengoreksi kertas ulangan murid -muridnya.

"Tidak usah repot -repot Bu. Saya juga bawa makan kok," jawab Pak Aga menolak halus.

"Kenapa di tolak Pak. Ini dari Mis Lidia lho. Mending buat saya saja, Mis? Boleh?" tanya Pak Yos pada Mis Lidia.

"Boleh Pak. Silahkan," ucap Mis Lidia lembut sambil memberikan kotak makan yang seharusnya akan di berikan pada Pak Aga.

Pak Aga tidak peduli. Hari ini pekerjaannya harus beres karena nanti malam akan ada makan malam bersama pemilik Karisma Group.

***

"Mau kemana sih, Mah?" tanya Bella yang masih terlihat malas bangun. Tubuhnya masih manja ingin berada di kasur empuknya.

"Ada makan malam di Hotel Karisma, sayang. Kmau harus datang. Kamu kan udah janji sama Opa, mau menuruti paa saja keinginan Opa jika Opa mewujudkan pesta ulang tahun sweet seventeen kamu. Masih ingat? Atau pura -pura lupa? Bisa batal besok, kalau kamu lupa," ancam Mamah Bella.

"Cihhh ... Kok ngancem sih," ucap Bella asal.

"Mamah gak ngancem. Kamu ingat -ingat saja, waktu kamu merengek pada Opa? Apa janji kamu sama Opa?" tanya Mamah Bella pada putri semata wayangnya.

Bella menganggukan kepalanya kecil. Ia ingat semua saat Opa bicara. "Opa akan buatkan pesta yang besar sesuai keinginan kamu, tapi denagn satu syarat yang akan kamu ketahui sehari sebelum kamu ulang tahun. Kalau kamu tidak menurut, pesta kamu gagal!!"

"Hah!! Iya Bella ingat. Mana undangan udah di sebar lagi," ucap Bella pasrah.

Unduh sekarang dan klaim hadiahnya
Scan kode QR dan unduh aplikasi Hinovel