Namanya Tak Asing
Dengan malas Bella akhirnya bangun dan langsung ke kamar mandi untuk membersihkan diri dan memakai dress yang telah di siapkan oleh Opa Adrian.
Mama Ira juga telah bersiap dengan satu kotak kosmetik untuk merias wajah putrinya sendiri, agar tampil cantik dan mempesona.
"Mau ada acara apa sih, Ma? Kok kayak formal gini," tanya Bella sambil menatap wajahnya di depan cermin kaca riasnya.
"Acaranya Opa Adrian. Mama juga gak tahu, tapi kita semua di undang sama Opa untuk makan malam di Hotel Karisma," ucap Mama Ira tersenyum manis.
Bella hanya menganggukkan kepalanya pelan memahami apa yang di ucapkan oleh Mama Ira.
"Nah ... Selesai. Cantik banget sih, anak Mamah Ira. Pasti banyak yang suka," ucap Mama Ira menggoda.
"Gak ada. Bella kan galak. Mana ada yang mau," ucap Bella terkekeh.
mama ira menutup kotak kosmetiknya dan ikut tertawa pelan.
"PAsti ada. Kamu galak karena kamu gak suka. Coba kalau kamu suka, kamu gak akan galak," ucap Mama Ira masuk akal juga.
"Hemmm ... Bisa jadi," jawab Bella sekenanya. Bella berdiri dan menatap tubuhnya yang terbalut dengan dress cantik berwarna hijau tosca penuh dengan gambar bunga.
"Yu, Papah sudah siap di bawah," ajak Mama Ira agar putrinya cepat keluar dari kamar.
"Ma ... Bella pake sepatu apa? Bawa tas gak?" tanya Bella bingung.
"Itu sepatunya udah Mama siapin. Tasnya pakai yang baru beli minggu kemarin, yang mote -mote," titah Mama Ira mengingtakan Bella.
Bella mengangguk dan mengambil tas mote berwarna silver lalu memasukkan ponselnya dan tissu ke dalamnya. Lalu segera memakai sepatu yang berwarna senada dengan tas motenya.
"Gimana pas gak ukuran sepatunya?" tanya Mama Ira pada Bella.
"Pas banget Ma. Kok bisa sih tahu ukuran Bella?" tanya Bella penasaarn.
"Ekhemmm ... Tahu aja," ucap Mama Ira tertawa penuh arti.
Bella sama sekali tidak memiliki firasat appaun untuk acara malam ini. Sedikit kepikiran saja dengan mimpi -mimpi yang selalu mengganggu tidur malamnya. Jujur, Belal masih memikirkan arti mimpi itu sebenarnya.
***
Opa Adrian sudah berada di Hotel Karisma. Semua tamu undangannya sudah hadir memenuhi restaurant yang terdapat di lantai atas. Opa Adria sengaja membuat acara di rooftop Hotel Karisma. Selain karena lebih santai, pemandangan dari atas lebih terlihat indah.
Keluarga Sopian sudah hadir dan emnempati salah satu meja tamu penting yang di siapkan oleh Opa Adrian.
"Adrian!!" teriak Kasdullah teman seperjuangan Opa Adrian.
"Dullah!! Widih ... Makin keren saja kamu," puji Opa Adrian dengan tulus.
"Kamu yang makin keren. Ini yang di bilang makin tua makin jadi," goda kasdullah pada sahabatnya.
"Mana cucu kamu? Yang itu?" tanya Adrian pada sahabatnya.
"Masih parkir mobil di bawah. Nanti juga naik. Itu sih, Kakaknya Aga, sudah menikah, itu istrinya dan itu anaknya," ucap Kasdullah pada sahabatnya.
"Ohh ... Pantas, kok rasanya beda sama yang kemarin menemuiku," ucap Adrian tertawa.
"Mana cucumu. Aku malah belum pernah melihat wujudnya. Baru melihat fotonya saja," ucap Kasdulla penasaran.
"Mana ya?" ucap Adrian pada Kasdullah sambil mengedarkan pandangannya ke semau arah emncari sosok putranya dan cucu kesayangannya.
"Itu dia!! Bella sini!! Itu dia cucuku tersayang, cantik kan," puji Adrian pada kasdullah yang menatap Bella tanpa berkedip.
Bella menghampiri Opa Adrian dan memeluk Opanya denagn epnuh kasih sayang.
"Opa!! Ada acara apa sih?" tanay Bella spontan.
"Kenalin dulu ini, sahabat Opa yang merintis Karisma Group hingga sebesar ini. Namanya Kasdullah," ucap Opa Adrian mengenalkan Kasdullah pada Bella dan Azka, Papah Bella serta Ira, Mama Bella.
"cantik seklai. Sempurna sekali. Ini sih bidadari kayangan juga lewat," ucap Kasdullah tertawa sambil merangkul Opa Adrian.
Bella menyalami Opa Kasdullah dengan sikap hormat sambil tersenyum manis. Begitu juga Azka dan Ira yang etrtnyata sudah saling mengenal.
"Mama kenal?" tanya Bella berbisik sambil duduk di tempat yang sudah di siapkan.
"Ekhemm ... Kenal, Maksud Mama pernah lihat, cuma kenal biasa. waktu itu Mama jemput Papa di kantor dan kebetulan ada Opa Kasdullah," terang Mama Ira pada Bella, putri semata wayangnya.
"Ohh gitu," jawab Bella singkat.
Alunan musik jazz yang mengiringi acara yang belum di mulai membuat semua tamu undangan yang telah hadir semakin menikmati dan berbincang dengan tamu undangan yang lain.
Opa Adrian terlihat serius berbicara dengan Opa Kasdullah dan keluarga Opa Kasdullah yang lain dan seperti sedang membicarakan sesuatu dengan MC acara malam itu.
Tidak ada hal yang mencurigakan sama sekali, Bella malah terlihat ikut menikmati alunan musik jazz yang mengalun indah dan begitu enak di dengar.
"Kita tampilkan penampilan Arabella Kamila. Seorang gadis yang sangat pintar bermain piano," ucap MC acara pada malam hari itu yang terus memberiak tepuk tangan menatap Bella yang terkejut karena Bella sedang melamun sampai tidak tahu acara sudah di buka.
"Bella ... Itu di suruh maju ke depan buat main piano. Ayolah sayang tunjukkan kalau kamu gadis berprestasi," pinta Mama Ira pada putrinya. Papah Azka juga menganggukkan kepalanya agar Bella mau maju ke depan dan memainkan satu lagu favoritnya.
Bella memandang semua orang yang hadir di acara Opa Adrian dan semuanya nampak terlihat dewasa. Bella pun berdiri dan berjalan menuju panggung lalu menaiki panggung itu dan duduk di depan piano lalu mulai memainkan satu lagu kesukaannya musik Bethoven.
Beberapa menit aksi Bella pun selesai dan mendapatkan banayak tepuk tangan. Opa Adrian ikut naik ke atas panggung dan emmeluk cucu kesayangannya lalu mulai mengambil mik dan berbicara sambil merangkul cucu semata wayangnya.
"Hari ini adalah hari yang paling saya tunggu. Hari yang yang sudah di nanti selama tujuh belas tahu yang lalu. Sama seperti kebahagiaan yang saya rasakan saat memiliki cucu perempuan yang cantik bernama Bella. Malam ini juga mengenang pertemanan saya denagn sahabat saya Kasdullah, kamu sudah berteman lama sekali dan kami sepakat untuk mewariskan usaha Karisma Group ini pada generasi muda dan agar tetap terjalin denagn baik hubunagn persahabatan serta persaudaraan ini. Kami sepakat ingin menikahkan kedua cucu kami," ucap Opa Adrian denagan suara lantang dan senyuman indah terukir di bibirnya bersama Opa KAsdullah.
Berbeda dengan Bella yang menoleh ke arah Opa Adrian dengan tatapan bingung. Siapa yang Opa Adrian maksud? Apakah dirinya yang akan di nikahkan?
"Opa?" panggil Bella pada Opa Adrian yang kemudian melirik pada Bella.
"Kamu ingat janjimu?" bisik Opa Adrian mengingatkan pada Bella membuat kedua mata Bella terbelalak.
Ternyata pesat ulang tahunnya itu ada syaratnya? Dan ini adalah harga pesta ulang tahun yang harus di bayar Bella. Menikah atas perjodohan.
"Malam ini adalah malam pertunangan antara Arabella Kamila dan Ibrahim Aga," ucap MC acara dengan suara lantang.
Nama Ibrahim Aga seperti tak asing di telinga Bella. Benar sekali, seorang lelaki dewasa dengan pakaian formal menaiki panggung dan mengangkat wajahnya berusaha tersenyum pada kedua Opa yang ada di depannya.
"Pak Aga?" ucap Bella lirih.