Pustaka
Bahasa Indonesia
Bab
Pengaturan

Rencana Pesta Ulang Tahun

Bella masuk ke kelas kembali tanpa sarapan yang sudah di pesannya tadi bersama Tasya. Tasya juga ikut duduk di samping Bella dengan wajah cemberut. Perutnya lapar sekali, giliran makanan akan datang malah di tinggal begitu saja. Sungguh menyebalkan sekali sahabatnya itu. Apalagi tadi malah marah -marah denagn guru baru terganteng, idola para siswi di SMA Patriot ini.

Bella mengeluarkan roti sobek dan susu kotak yang selalu ada di dalam tas Bella. Satu pasang untuk dirinya dan satu pasang lagi untuk Tasya sahabatnya.

"Makan ini aja, yang penting bisa ganjel perut kan? Nanti siang gue traktir pizza, sebagai permintaan maaf gue. Lo boleh pesen apapun yang lo mau," ucap Bella pada sahabatnya itu.

Tasya menatap roti sobek dengan merek kincir angin dan susu kotak cokelat UHT favoritnya.

"Maaf di terima. Nah gitu dong harus ada permintaan maaf dengan nominal yang lebih tinggi. Itu baru namanya sahabt," ucap Tasya terkekeh.

"Dasar matre!!" jawab Bella menyeruput susu kotaknya lalu mengunyah roti sobeknya di dalam mulut.

"Bell ...," panggil Tasya ragu.

Bella menoleh ke arah Tasya, "Hem."

"Lo tahu gak sih?" tanay Tasya lagi dengan berbelit.

"Enggak!! Apaan sih? Gak usah bikin penasaran deh," ucap Bella pada Tasya sambil melempar bungkusan bekas roti sobek itu ke tempat sampah. bella sudah mengambil ancang -ancang untuk memasukkan gulungan plastik itu dan hap!!

Gulungan sampah itu tepat mengenai wajah seseorang yang baru saja masuk kelas dengan membawa buku paket bertuliskan pelajaran matematika.

Kedua mata Bella membola dan menyenggol lengan tasya yang juga kaget denagn datangnya guru baru itu.

"Mampus gue, Sya!!" bisik Bella menggigit bibir bawahnya.

Guru itu terdiam sejenak melihat gulungan plastik sampah yang jatuh ke bawah setelah mengenai wajahnya.

"Pagi Pak!!" sapa semua murid kepada guru baru yang baru saja masuk dengan sopan.

"Pagi!!" jawab Pak Aga ketus.

Ternyata bel masuk sudah berbunyi, karena Bella dan Tasya asyik mengunyah dan minum susu jadi sama sekali tak mendengar.

Guru baru itu menoleh ke arah samping dan menatap semua murid. Bella dan Tasya langsung menunduk sambil saling sikut. Bella menurunkan sisa susu kotaknya yang masih ada di kolong meja, begitu juga dengan Tasya yang buru -buru memasukkan semua makanan dan minuman itu di dalam kolong meja.

Guru matematika itu adalah Pak Aga. Pak Aga menatap tajam ke seluruh ruangan dan meletakkan buku paketnya di meja lalu duduk denagn tenang, menunggu sampai ada yang mengakui telah melempar sampah tepat di mukanya.

"Kalian sudah dewasa. Kalau melakukan kesalahan silahkan akui!!" titah Pak Aga tegas.

Semua siswa di kelas itu diam dan tak ada yang mengakui tapi semua mata memandang ke arah Bella.

"Pelajaran tidak akan saya mulai. Saya akan tetap duduk di sini sampai salah satu dari kalian ada yang mengakuinya," ucap Pak Aga dengan suara lantang.

Pak Aga sibuk membuka buku paket dan sibuk menulis di sebuah kertas dan menutup kembali buku tersebut.

Bella menarik napas dalam. Sudah lima belas menit berlalu jam pelajaran matematika terbuang sia -sia karena Bella tak kunjung mengakui kesalahannya. Bella berdiri dan berjalan menghampiri meja guru di depan.

"Saya pelakunya Pak. Saya minta maaf, karena niat saya mau buang sampah. Ehh .. malah kena muka Bapak," ucap Bella menunduk dan menyesali semua perbuatannya.

Pak Aga melirik ke arah Bella dari kaki lalu naik ke atas dan emnatap wajah yang sama dnegan gadis yang menabraknya tadi di kantin.

"Kamu lagi? Kamu tuh pembuat onar?" tanay Pak Aga melotot.

"Enggak Pak. Kebetulan saja, kita selalu bersinggungan sejak pagi. Saya minta maaf Pak karena sudah bicara kasar tadi," ucap Bella menyesali perbuatannya.

Bisa -bisanya melakukan kesalahan pada orang yang sama dengan jeda waktu sedikit di tempat yang berbeda.

Pak Aga melihat jam yang ada di pergelangan tangannya.

"Saya lima belas menit membuang waktu menunggu permintaan maaf ini. Kamu sengaja? Menyia -nyiakan waktu saya untuk membuat teman -teman kamu pintar?" tanya pak Aga lantang.

"Enggak Pak. Sa -saya takut," ucap bella lirih. Tatapan mata Pak Aga begitu menyeramkan. memang ganteng tapi kalau seserem ini kalau marah buat apa?

"Kerjakan ini di luar kelas. Duduk di lantai, tidak di perpustakaan. Paham!! Kalau selesai, silahkan masuk dan bergabung lagi dengan yang lainnya," titah Pak Aga pada Bella.

Bella menerima kertas tadi dan membawanya ke luar kelas.

"Siapa tadi nama kamu!! Kok saya baru lihat kamu di kelas ini!!" tanya Pak Aga dengan suara lantang.

Bella memutar tubuhnya kembali menatap Pak Aga.

"Arabella Pak. Saya baru masuk. Kemarin ikut lomba kesenian antar sekolah di luar kota," ucap Bella jujur.

"O ... Ya sudah, sillahkan ambil alat tulis kamu dan keluar!!" tegas Pak Aga.

Bella mengangguk paham lalu mengambil alat tulisnya dan keluar dari kelasnya. Bella duduk di lantai di depan kelasnya dan mulai mengerjakan soal matematika yang sama sekali tidak ia pahami. Soal -soal ini materinya belum di berikan. Bagaimana Bella bisa mengerjakannya, apalagi tidak ada buku paket yang di jadikan acuan untuk mengerjakannya.

Bella mengepalkan tangannya dan mengetukkan kepalan tanagnnay di lantai sekolah itu. Bersumpah akan membenci guru itu selamanya.

"Nyebelin banget sih!!" umpat Bella kesal. Kenapa juga harus di pertemukan dengan guru yang juteknya minta ampun kayak begitu. Bikin emosi saja.

***

Seperti biasa, makan malam selalu di hadiri semua anggota secara lengkap. Namun, ada yang berbeda malam ini, ada Opa Adrian.

"Opa? Tumben datang malam -malam begini?" tanya Bella sambil menyalami Opanya dan mencium pipi Opanya.

"Kan lusa kamu mau ulang tahun. Opa harus hadir dan ikut memeriahkan acara sweet seventeen kamu, Bella. Ada hadiah khusus untuk kamu nanti. Tapi, akan Opa berikan tepat saat acara inti berlangsung," ucap Opa Adrian pada Bella.

"Wah Bella sudah gak sabar Opa. Opa pasti mau belikan Bella mobil kan?" tanya Bella antusias sekali.

"Makan dulu Bella. Setelah ini ganti baju karena mau ada tamu jauh yang akan menginap disini," titah Mamah Bella pada putri semata wayangnya.

Bella hanya mengangguk setuju dan pikirannya mulai menerawang andaikan ia mendapatkan mobil baru dari kakeknya. Tentu setiap hari Bella bisa berjalan -jalan dengan mobilnya.

Unduh sekarang dan klaim hadiahnya
Scan kode QR dan unduh aplikasi Hinovel