Pustaka
Bahasa Indonesia
Bab
Pengaturan

Bab 2

Tidak ada yang tahu bahwa Keluarga Pekasa memiliki dua anak perempuan.

Yang mereka tahu hanyalah kakak yang cerdas dan manis, pengertian dan cantik.

Itu karena aku terlahir sebagai monster.

Aku selalu disembunyikan dalam bayang-bayang oleh orang tuaku untuk menjaga keamanan orang lain.

Sejak kecil, aku tidak banyak berhubungan dengan dunia luar.

Meskipun begitu, aku tidak merasa situasi ini tidak adil karena kakakku memperlakukanku dengan sangat baik.

Dia hanya lahir beberapa menit sebelum aku, tetapi dia selalu menyayangiku seperti anak kecil.

Jika aku adalah iblis dan monster, maka kakakku pasti malaikat yang paling baik di dunia ini.

Namun, setelah hanya satu tahun masuk SMA, malaikat baik hati itu disiksa oleh para pengganggu hingga tak bernyawa, bahkan mencoba melakukan percobaan bunuh diri.

Aku diam-diam membuka pintu kamar.

Kamar kakak gelap. Dia meringkuk di sudut, menggigil dan gemetar.

Begitu melihat keadaan kakak, air mataku jatuh tak terbendung.

Ternyata monster juga bisa meneteskan air mata.

Aku berjalan menghampiri kakakku, ingin memeluknya.

Namun, tiba-tiba ada dering ponsel yang menghentikan niatku.

Begitu kakakku mendengarnya, dia menangis dan berteriak.

Dering itu terus berbunyi, seperti ada banyak pesan yang masuk.

Itu adalah grup percakapan yang dinamai "Benita dan para majikannya".

Ratri mengirim banyak foto dan video.

Foto-foto itu semuanya memperlihatkan gambar selfie kakak, bahkan ada beberapa foto close-up telanjang yang terlihat sangat jelas.

Dalam video tersebut, kelompok penindas yang dipimpin oleh Ratri, memaksa kakak untuk mengambil foto-foto ini sendiri.

Di sela-sela itu, Ratri dan para pengikutnya memaki-maki kakak dengan kata-kata yang paling kejam.

"Bukannya kamu sangat terampil kalau masalah foto?"

"Kamu pasti punya banyak foto pribadi!"

"Lihatlah wajah murahanmu, sudah berapa banyak pria yang kamu tiduri?"

"Kalau fotonya sudah, unggah itu di media sosialmu biar semua orang melihat penampilan murahanmu. Kalau tidak, aku akan minta beberapa pria untuk menidurimu!"

Masih ada pesan lainnya, tetapi aku tidak lagi berani melihat lebih jauh.

Aku merasa bahwa ada sesuatu yang perlahan-lahan bangkit dalam darahku, membuatku tidak bisa menahannya lagi.

Kakak sudah menangis sedari tadi hingga air mata memenuhi wajahnya.

Aku menahan rasa sakit yang menusuk dan memeluk kakak, membelai rambutnya, mencoba menenangkannya.

"Jangan takut, Kak, aku akan membuat orang-orang ini mendapatkan balasannya.

Kakak gemetar, menatapku dengan susah payah. Lalu, dia berkata dengan tercekat, "Mereka... mereka masih punya videoku yang lain."

Aku menatap kakakku dengan lembut dan bertanya sambil tersenyum, "Apa Kakak percaya denganku?"

Kakak tertegun sejenak, kemudian mengangguk pelan.

Aku menemani kakak hingga tidur, lalu berjalan ke halaman belakang dan membajak lubang baru di tempat terbuka.

Tidak lama kemudian, ada orang baru yang akan masuk.

Unduh sekarang dan klaim hadiahnya
Scan kode QR dan unduh aplikasi Hinovel