Pustaka
Bahasa Indonesia
Bab
Pengaturan

#05. Bertemu Pria Aneh

Saat Stevy menutup kedua matanya dan prajurid itu semakin mendekat, Tiba-tiba ada seorang pemuda aneh berjubah hitam berusaha secepat kilat menuju ke arahnya. Rambut panjang yang terikat di hempas oleh udara. Kain hitam menutupi sebagian wajahnya dengan pedang panjang di belakang pundaknya. Ia terbang entah dari mana dan langsung menarik Stevy terbang ke udara.

Stevy terkejut dan berpikir dirinya mungkin sudah di cincang oleh para prajurid itu, namun ia merasa seperti sedang melayang di udara. Kemudian Segerombol para prajurid itu berhenti sambil menatap ke arah Stevy dan pria berjubah hitam tersebut dengan sangat kesal.

"Hey!! berhenti kalian?!!" teriakan segerombolan para prajurid itu.

Stevy mulai membuka perlahan matanya dan ia terkejut melihat seorang pria bak kesatria hebat yang terlihat sangat kuat sedang membawanya terbang di udara. Ia bingung siapakah pemuda itu yang telah menolongnya. Stevy terus menatap wajahnya, kedua mata yang terlihat indah, tajam dan teliti. Hidung yang sangat mancung tertutup oleh kain hitam. Genggaman pria itu juga sangat erat padanya.

Stevy hanya diam melamun menatap pria misterius tersebut. Ia merasa seperti berada di dunia dongeng dan film. Adegan ini terasa seperti drama yang pernah ia tonton sebelumnya dan hayalanpun mulai menjadi.

Pemuda itu terlihat sangat menawan,

entah sejauh mana pria itu membawanya, tapi Stevy merasa nyaman berada di pelukan pemuda tersebut. Beberapa menit kemudian, pemuda itu membawa Stevy mendarat, Stevy turun dan pemuda tersebut langsung melepasnya dari pelukanya. Pria itu tanpa berbicara langsung berjalan pergi begitu saja.

Tepat di hadapan Stevy ada sebuah tanda pembatas dari batu, pria itu berjalan masuk melewati batas tersebut. Stevy bingung dan berusaha bicara padanya.

"Hey tunggu tuan? aku belum tau siapa kau dan aku juga belum mengenalmu? kau sudah menolongku, aku sangat berterima kasih?" tanya Stevy. Pria tersebut tak menjawab pertanyaannya. Pemuda misterius itu justru berjalan terus tanpa menoleh ke arahnya, terpaksa Stevy mengikutinya di belakang sambil terus mencoba bicara dengannya.

"Tuan? dari mana asalmu? bagaimana kau bisa tau aku dalam bahaya? dan para prajurid tadi apa kau tau siapa mereka dan dari mana asal mereka??" tanya Stevy, dan lagi-lagi Stevy berbicara sendiri. Pria itu tak mengubris omongannya.

"Hufft! apakah aku sedang berbicara dengan patung? atau hantu? kesal sekali! apakah dia bisu??" gumam Stevy kesal.

Perjalanan yang begitu lama tak terasa matahari mulai terbenam dan langitpun mulai gelap. Stevy ketakutan sambil terus mendekat di samping pemuda berjubah hitam itu. Karena takut dan panik, tanpa sengaja Stevy kehilangan fokus dan jatuh mengenai serpihan ranting pohon yang tajam. Sontak ia langsung berteriak kesakitan.

"Auw!! sakit sekali, huaaa!! kakiku berdarah?? bagaimana ini? hey tuan tolong aku, auw!! sakit sekali!!" jerit Stevy merengek kesakitan.

Pria dingin yang ada di depannya itu terus saja berjalan. Stevy merasa sedikit menyesal tak mendengarkan perkataan Lufi.

"Hey tuan? apa kau tak kasian padaku! aku benar-benar kesakitan, kumohon tolong aku, hiks! hiks! ini sakit sekali!!" ucap Stevy mulai menangis seperti anak kecil.

Langkah kaki pemuda itu kemudian terhenti. Ia menoleh ke arah Stevy dan berbalik jalan mendekat padanya. Stevy yang sedang kesakitan langsung terdiam melihat pemuda itu berjongkok di depannya. Pemuda tersebut mengeluarkan obat dalam botol kecil dari sakunya dan mengoleskannya di luka Stevy, dia juga merobek sedikit bajunya untuk membalut luka Stevy.

Stevy hanya diam menatap wajah pria itu, dalam hatinya bertanya-tanya siapakah pria ini, seperti apa wajahnya di balik kain hitam yang menutupi sebagian wajahnya. Stevy mulai merasa tertarik dengannya. Setelah lukanya selesai di balut, pemuda tersebut berdiri dan kembali berjalan pergi, Stevy berusaha berdiri dan berjalan namun luka di kakinya cukup parah. Ia merasa sulit untuk bisa berjalan lagi.

"Tuan? setelah membalut lukaku, apa kau tak mau membantuku berjalan? ini sangat sakit! aku sungguh tidak sanggup berjalan, hey! kau tidak mendengarkanku? apa kau tega melihatku seorang wanita berjalan sendirian di tengah hutan yang gelap gulita ini??" ucap Stevy menunjukkan sifat manjanya.

Kemudian Stevy menghentikan langkahnya dan menunduk meratapi luka di kakinya. Namun tiba-tiba tak di sangka pemuda berjubah hitam itu berbalik kembali ke aranya, dan tak banyak basa-basi pemuda tersebut langsung menggendongnya.

"E.. eh!! apa yang mau kau lakukan??" ucap Stevy bingung. Ia terkejut dan hanya bisa diam dengan jantung yang berdetak sangat kencang. Suasana antara mereka berdua justru berubah menjadi canggung.

"Ya tuhan, aku pikir dia akan membiarkanku di hutan ini sendirian, ternyata dia masih punya hati juga, hhh.. jantungku tidak bisa di ajak kompromi, detakannya begitu kencang, aku takut akan terdengar olehnya" batin Stevy gugup.

Pria itu terus menatap ke arah lurus tanpa menoleh ke arah Stevy sedikitpun. Setelah beberapa jam perjalanan, pemuda itu tiba-tiba berhenti di tengah hutan dan menaruh Stevy di tanah dengan lembut, perjalanan masih begitu jauh, Stevy hanya bisa mengikuti pemuda tersebut.

"Apa malam ini kita akan tidur di sini??" tanya Stevy namun pemuda itu hanya diam sambil membuat api unggun.

Stevy sibuk melihat pria itu membakar api unggun. Ia terus saja memandanginya. Setelah membakar api unggun, pemuda itu mencoba mencari makanan yang bisa di makan untuk mereka berdua. Stevy berpikir pria itu hendak meninggalkannya. Namun saat Stevy berdiri untuk mengikutinya, pria itu memberi isyarat padanya, tanganya menyuruh Stevy untuk tetap diam jangan kemana-mana. Stevy kembali duduk dengan tenang di samping api unggun itu.

Tak lama kemudian, pria itu kembali dengan membawa beberapa buah-buahan. Ia meletakkannya di samping Stevy kemudian duduk menjauh darinya. Stevy merasa geram dan berusaha terus mengajaknya bicara.

"Tuan? kumohon bicaralah padaku, aku tidak punya siapa-siapa di sini, kau tiba-tiba datang menyelamatkan ku, aku sangat berterima kasih, banyak pertanyaan yang ingin aku tanyakan padamu?" ujar Stevy.

Namun pemuda itu tak mendengar pertanyaannya. Stevy kembali murung menatap api unggun itu, namun tak di sangka pemuda tersebut menjawab pertanyaannya.

"Mereka adalah prajurid dari kerajaan FHUANG LI yang di kirim untuk melenyapkan semua penduduk yang bersembunyi di hutan ini" ucap pria tersebut dengan suara dinginnya.

Stevy terkejut mendengar suara pemuda itu yang terdengar begitu dingin dan gagah. Suaranya sedikit terdengar berat, namun membuat Stevy menjadi semakin luluh.

"Benarkah?? kerajaan Fhuang Li? kerajaan apa itu?" ujar Stevy.

Tak di sangka pemuda berjubah hitam itu dengan cepat mengeluarkan pedangnya dan menempelkanya di leher Stevy. Hal itu membuat Stevy terkejut setengah mati dan gemetar ketakutan. Ia terdiam bingung dengan mata melirik takut ke arah pemuda itu dan pedang yang sedang di todongkan padanya.

Bersambung...

Unduh sekarang dan klaim hadiahnya
Scan kode QR dan unduh aplikasi Hinovel