Pustaka
Bahasa Indonesia
Bab
Pengaturan

#03. Buku Misterius

Stevy melihat di buku itu tertulis :

("Perjalanan ini sedang menantimu, kaulah orangnya. Buku ini akan mengantarmu ketempat yang kau tuju, kau akan pergi ke alam di mana kau akan menemukan orang yang kau cari. Dunia itu sedang menantimu, semua ikatan akan mulai terhubung, semua harapan dan tujuan akan tercapai, aliran di antara kalian akan menyatu, kalian akan di pertemukan kembali di ribuan tahun lalu").

Kemudian cahaya dari buku itu redup. Tulisan yang Stevy baca tiba-tiba menghilang. Ia terkejut dan langsung menutup kembali buku tersebut. Stevy bergegas membawa buku dan bunga dalam botol kaca itu ke rumahnya. Sampainya di rumah, ia masih tak percaya dengan apa yang ia lihat tadi. Stevy berpikir apakah ruangan rahasia itu di temukan olehnya pertama kali atau sudah ada yang mengetahui tentang tempat misterius itu.

Stevy tetap berusaha tenang, ia berpikir apa maksud dari kata-kata yang muncul di buku tadi. Stevy merasa pusing dan pergi keluar dari kamarnya, lalu duduk di samping kakaknya yang sedang sibuk mengerjakan tugas kampus.

"Kak? apa kau sedang sibuk??" tanya Stevy.

"Apa kau tidak lihat aku sedang mengerjakan tugas sekolah?" ucap kak JunBi heran lalu menggelengkan kepala menatap Stevy.

"Kak Bi? kau taukan aku sangat sayang padamu, hanya kau yang selalu perhatian padaku meski caramu itu dingin" ujar Stevy dengan raut wajah sedih. Kakak Stevy menghela nafas kemudian kembali menatapnya.

"Ada apa lagi Stevy? ayo katakan padaku? apa ada yang membulimu lagi? aku akan menghajar mereka semua, kau juga sih! entah apa yang kau pikirkan, aku saja geleng kepala melihat tingkahmu" ujar kak JunBi.

"Maafkan Stevy kak! tingkahku memang terlihat tidak wajar di mata kalian" celetuk Stevy kemudian berlari ke kamarnya.

Awalnya ia hendak menceritakan kepada kakaknya tentang penemuan aneh yang ia lihat di sekolah, namun ia merasa kakaknya selalu saja menganggapnya aneh sama seperti temannya yang lain. Kak JunBi hanya diam melihat Stevy pergi dengan wajah sedih dan di kamarnya Stevy menangis sendirian.

Keesokan harinya saat sepulang sekolah, Stevy bergegas pulang tanpa mampir-mampir dan terlihat buru-buru, kemudian saat di kamarnya ia segera mengganti pakaiannya dan mempersiapkan semua barangnya. Setelah rapi berkemas, tiba-tiba buku yang ia temukan itu mengejutkannya kembali. Cahaya muncul dari dalam buku itu, sontak Stevy berlari dan membuka buku tersebut. Hanya terdapat cahaya yang terlihat begitu dalam dan Stevy kebingungan melihatnya.

"Ya tuhan, ternyata aku tidak mimpi, buku ini sungguh mengeluarkan cahaya, woah.." ucap Stevy takjub.

Stevy mengamati cahaya itu dan tiba-tiba ia seperti di sedot dan terseret masuk ke dalam buku tersebut. Ia terkejut dan berteriak ketakutan.

"Kyaaaaa!!" teriak Stevy.

Stevy seperti terlempar dari ketinggian kemudian jatuh di sebuah hutan yang begitu cantik. Terdapat banyak bambu hijau yang menjulang tinggi, dedaunan dan juga pohon bunga persik yang begitu indah. Perpaduan nuansa hijau dan pink menjadi satu. Saat Stevy tersadar, ia memandangi sekelilingnya dengan raut wajah penuh tanya dan bingung.

"Aku ada di mana ini? kenapa aku bisa ada di sini? oiya! buku tadi ternyata menyeretku masuk ke sini, dan nuansa ini terlihat familiar" ucap Stevy. Tiba-tiba ia terdiam sejenak dan berpikir sambil memandangi sekeliling hutan itu. Seketika ia berteriak dengan sangat keras.

"Aaaa!!! aku tau suasana ini, ini bukankah alam yang ada di komik dan juga di film-film, sungguhan kah ini? dan terlihat mirip juga dengan mimpiku! aku sungguh masuk ke dunia masa lalu? Aaaa!! aku senang sekali!!" ucap Stevy sambil berputar-putar dan loncat seperti orang tidak waras.

Stevy tak menyangka bisa menemukan alam yang pernah ada di mimpinya. Namun ia kembali terdiam bingung, apakah di sana tidak ada orang sama sekali? kemudian Stevy berteriak memanggil, apakah ada orang di tempat itu.

"Permisih? apakah ada orang di sini? permisih!" ucap Stevy namun tak ada sautan sama sekali, hanya keheningan yang terdengar di sana.

Saat Stevy berjalan semakin jauh, tiba-tiba ia melihat ada seorang pemuda tampan dari kejauhan yang sedang berjalan pergi jauh darinya, Stevy berteriak memanggilnya namun pemuda itu tak mendengar teriakannya. Pemuda tersebut mengenakan pakaian putih yang di balut oleh jubah bercorak emas. Rambut yang terurai panjang tertiup angin dengan aksesoris kepala yang terlihat sangat indah.

Stevy mencoba mengejar dan meraihnya namun tak di sangka tiba-tiba ia merasa pusing dan penglihatannya mulai kabur, karena tak tahan ia pun pingsan.

Di samping itu, Lufi yang sudah tiba di rumah Stevy langsung mengetuk pintu rumahnya. Ibu Stevy yang melihat kedatangan Lufi segera menyuruhnya masuk. Kemudian ibu Stevy mengantar Lufi untuk memanggil putrinya itu di kamarnya. Ibu Stevy mengetuk pintu kamar Stevy, "tok..tok..tok!" namun tak ada jawaban.

"Stevy? keluarlah nak, ada Lufi mencarimu, Stevy??" ucap ibunya.

Di dalam kamar Stevy, buku itu kembali menyala dan Stevy sudah berada di kasurnya seperti orang yang sedang tertidur, lalu Stevy terkejut dan terbangun mendengar ketokkan keras pintu kamarnya.

Stevy duduk kemudian menatap buku itu kembali. Ia bingung apakah yang di lihat dan ia rasakan tadi itu benar atau hanya mimpi yang terulang lagi. Namun, terasa nyata bahwa Stevy masuk ke dalam buku ajaib itu. Kemudian ia tersadar ada sehelai kelopak bunga menyangkut di rambutnya, ia mengambil sehelai kelopak bunga itu dengan raut wajah tak percaya, lalu ia bergegas membuka pintu kamarnya, membuat ibu Stevy dan Lufi kaget.

"Stevy! kenapa kau lama sekali membuka pintunya? apa kau sedang tidur?" ucap ibunya.

"Benar bu, aku ketiduran, hehehe.. oiya kak Lufi kau sudah datang?" ujar Stevy.

"Baiklah kalau begitu, ibu pergi dulu" ujar ibu Stevy kemudian pergi.

Stevy menarik tangan Lufi dan membawanya ke kamar kakeknya. Di sana kakeknya akan menguji coba tabung itu, saat orang yang menjadi uji coba itu hendak masuk, Stevy langsung menghentikannya.

"Tunggu kakek!!" ujar Stevy membuat kakeknya menghentikan uji cobanya.

"Ada apa nak? kenapa kau menghalangi kakek, kakek mau menyelesaikan penelitian ini" ujar kakeknya.

Kemudian Stevy mengangkat kedua tangan dan memohon di hadapan kakeknya agar dirinya yang menjadi bahan uji coba itu.

Bersambung...

Unduh sekarang dan klaim hadiahnya
Scan kode QR dan unduh aplikasi Hinovel