Pustaka
Bahasa Indonesia
Bab
Pengaturan

Epsd 4 Ngobrol

"To..aku mau nanya dong"

Ucap lala ditengah perjalanan kami.

"Nanya apa la?"

Balasku.

"Hmm...kamu udah pernah pacaran belum sih?"

Pertanyaan lala sedikit membuatku merasa malu karena aku memang belum pernah pacaran.

"Belum"

Jawabku singkat menahan rasa maluku.

"Beneran to?"

Tanya lala seakan tak percaya dengan jawabanku.

"Iya"

"Kok bisa sih to?"

Lala sepertinya keherenan mengetahui nasib percintaanku.

"Belum niat la, mau fokus belajar aja dulu"

Jawabku setengah jujur. Aku memang tidak terlalu niat untuk pacaran namun aku masih sering membayangkan indahnya menjalani hubungan dengan seseorang.

"Oh gitu"

Balas lala singkat mendengar jawabanku.

Aku sejenak mengumpulkan mental untuk memberanikan diri menanyakan ke anehan sikap lala saat aku jemput kemarin.

"Emm.. Kemarin kamu kenapa sih la?"

Ucapku dengan nada sedikit ragu

"Gapapa kok....kepo banget sih kamu to"

Jawab lala malah terkesan mengejeku, aku hanya terdiam menerima jawaban lala.

"To....kita ke mekdi dulu yuk"

Lanjut lala mengajaku untuk singgah disebuah restoran cepat saji.

"Oke"

Jawabku singkat.

Hingga akhirnya kami tiba di restoran, saat aku menanyakan lala ia ingin memesan apa, ternyata lala hanya ingin memesan minuman. Berhubungan dengan perutku yang sedang lapar, memesan sebuah makanan untuku dan sebuah minuman sesuai permintaan lala.

"Nih la"

Ucapku sambil memberikan sebuah gelas busa yang berisikan minuman pesanan lala. Aku menarik kursi di seberang lala lalu duduk sambil meletakan makananku di meja.

"To, aku mau nanya sesuatu dong sama kamu"

Ucap lala saat aku baru ingin memulai menikmati makananku.

"Nanya apa la?"

Balasku sambil menyuap nasi kedalam mulutku.

"Sebenernya kamu setuju ga sih sama hubungan aku dan geri?"

Tanya lala.

Aku sedikit kaget menerima pertanyaannya, aku langsung meminum minumanku untuk menghindari batuk akibat nasi yang masih ada dalam tenggorokanku.

Tanyaku balik. Sebenernya aku sangat mengerti maksud pertanyaan lala, aku hanya takut salah menjawab dan malah bisa menghasilkan masalah, apa lagi ini bersangkutan dengan geri.

"Hmm..gini deh.. kalo misalnya kamu itu saudara atau malah abang aku..kamu setuju ga aku berhubungan sama geri?"

Lala mencoba menjelaskan sambil sedikit meminum minumannya.

"Ya kalo kamu bahagia sih aku setuju - setuju aja kok la"

Aku coba memberikan jawaban diplomatis.

"Trus kalo aku ga bahagia?"

Tanya lala.

"Ya...ehmm..lebih baik kamu putusin"

Aku benar - benar terpaksa mengucapkan hal tersebut. Aku merasa seperti sedang mencari masalah dengan geri.

"Gimana yah to, aku sebenernya bingung juga sih aku bahagia atau engga sama dia..."

Ucap lala, wajahnya keliatan bingung. Aku sudah lupa untuk meneruskan makanku, yang aku lakuin saat ini cuman melihat lala dan mendengarkan ucapannya.

"Dan aku juga ga berani kalo harus mutusin dia"

Sambung lala.

"Maksudnya? Gaberani kenapa?"

Aku bener - bener bingung sama ucapan lala, apa iya geri tega melakukan hal kasar pada lala bila saja lala memutuskan hubungan mereka.

"Eh...engga deh to..lupain aja yahh lupain"

"Kenapa lala ga berani ngejelasin kenapa dia takut mutusin geri?"

Tanyaku dalam hati mencoba menerka alasan rasa takut lala.

"Pak nuel nyuruh aku buat ngejagain kamu kok la, kalo kamu butuh bantuan aku pasti siap nolongin kamu"

Aku kaget sendiri entah kenapa tiba - tiba bisa berbicara seperti itu. Namun aku melihat wajah lala sedikit tersenyum mendengar ucapanku.

"Makasih ya to. Eh, makananya kasian tuh di cuekin"

Balas lala sambil tersenyum dan menunjuk ke arah makananku.

Aku sempat sedikit membalas senyuman lala lalu melihat ke bawah ke arah makananku.

Disaat aku sedang menikmati makananku, tiba - tiba aku mendengar suara hp lala berbunyi. Lala melihat layar hpnya sebentar lalu ia arahkan menempel ke kupingnya.

"Halo?"

"Ih serius? Ini aku lagi makan sama anto"

"Engga kok, apaan sih"

"Iya iya sebentar"

"Iya maaf yah"

Ucapan lala berbicara melalui hpnya.

Lala menjauhkan hpnya dari kuping lalu meletakannya di saku baju seragam sekolahnya.

"To..geri dirumah..pulang sekarang yuk"

Aku hanya menganggukan kepala menyetujui ajakan lala walau makananku belum habis. Kami berdua langsung berjalan ke area parkiran dan menaiki motor lalu mulai melaju ke rumah.

Saat kami sudah mendekati area rumah, aku bisa melihat geri dan bagas sudah menunggu di depan pagar. Aku menghentikan motorku percis dihadapan mereka berdua, lala langsung turun dari jok belakang.

"Widih, abis pacaran yah lu berdua?"

Tanya geri saat aku baru saja turun dari motor dan mulai melangkah menuju gerbang.

"Ih apaan sih ger"

Jawab lala sambil melepaskan helmnya, sementara aku mebuka pintu pagar dan tak menghiraukan ucapan geri.

"Lagian bukannya langsung pulang malah pake mampir dulu"

Ucap geri sambil melihat ke arahku yang sedang mendorong motor masuk ke dalam area parkiran.

"Yaudah maaf yah sayang.. mending masuk dulu yuk"

Balas lala. Kupingku sedikit terasa panas mendengar lala memanggil geri dengan sebutan sayang.

"Ayok dah"

Jawab geri sambil meraih tangan lala dan se enaknya menarik lala masuk ke area rumah.

"To, motor gua sama geri jangan lupa masukin juga ya...cuciin kalo perlu"

Ucap bagas sambil menunjuk motornya dan geri. Aku hanya terdiam dan mulai berjalan ke arah motor mereka berdua untuk menuruti perintah bagas. Sementara bagas melangkah masuk ke dalam rumah mengikuti geri dan lala.

Setelah aku selesai memasukan dua motor itu, aku menutup dan mengunci gerbang lalu mulai berjalan ke arah pintu rumah.

Saat aku berada tepat di pintu rumah, aku melihat mereka bertiga sudah duduk diruang tamu. Geri duduk bersama lala di sofa panjang sementara bagas duduk di sofa satuan di sebelah kanan geri.

Aku melewati mereka bertiga dan hendak berjalan ke dapur. Namun tiba - tiba suara panggilan lala menghentikan langkahku.

Ucap lala sambil berdiri, begitu juga dengan geri.

"Minta tolong apa la?"

Tanyaku. Lala malah berjalan mendekatiku sambil menarik tangan geri.

"Kamu jagain didepan dong sama bagas...trus kalo nanti ada yang pulang kamu langsung wa aku....tolong dong to"

Pinta lala sambil terus menarik tangan geri, mereka berdua melewatiku lalu berjalan ke arah tangga.

"Yaudah"

"Ohiya to, nanti bilangnya bagas sama geri itu temen kamu yah...pliss"

Ucap lala menambahkan permintaanya saat mereka berdua sudah mulai menaiki anak tangga.

Aku cuman membalas permintaan lala dengan menggerakan mulutku se akan mengatakan 'iya' sambil menyaksikan lala dan geri semakin jauh meninggi menaiki tangga.

"Oi to.. ada tamu kok ga dikasih minum..pembantu macem apa sih lu"

Ucapan bagas membuatku mengalihkan padanganku yang masih menatap ke arah tangga. Aku melirik bagas dan melihatnya dengan se enak hati tiduran di sofa tempat lala dan geri duduk tadi.

Tanyaku sambil menyaksikan bagas sedang meletakan kepalanya pada tepian sofa.

"Es teh manis. Buruan ya, seret banget gua"

Jawab bagas. Aku cuman diam dan mulai berjalan ke arah dapur. Setelah selesai menyiapkan es teh manis, aku berjalan ke ruang tamu dan meletakan gelas yang berisi es teh di atas meja.

"Duduk lah to, ngobrol - ngobrol kita"

Ucap bagas sambil melipatkan kedua tangannya di belakang kepala. Aku duduk di sofa satuan dekat dengan posisi kaki bagas yang sedang tidur selonjoran di sofa.

"Enak banget ye lu to, bisa idup gratisan dirumah segede gini"

Ucap bagas yang sama sekali ga aku hiraukan. Yang aku pikirkan saat ini adalah apa yang sedang dilakukan oleh lala dan geri di lantai dua.

Unduh sekarang dan klaim hadiahnya
Scan kode QR dan unduh aplikasi Hinovel