Pustaka
Bahasa Indonesia
Bab
Pengaturan

Epsd 3 Membagi Tugas Harian

Ada apasih kak? Tumben banget ngajak makan bareng"

Tanya kak vina saat dia baru aja sampai dilantai satu. Aku bisa melihat nafasnya ngos - ngosan, ga wajar kak vina bisa terlihat seletih itu hanya karena menuruni tangga.

"Sini duduk dulu, ada yang mau kakak omongin"

Jawab kak kira, memang bukan merupakan hal yang biasa kak kira mengajak kami untuk makan bersama. Biasanya kami hanya makan bersama saat makan diluar rumah.

Kak vina melangkah mendekati kami lalu duduk di kursi samping lala yang tadi sempat aku tarik. Sehingga kini posisi ku ada di samping kanan kak kira sementara kak vina dan lala ada di seberangku.

"Ngomongin apa sih kak?"

Tanya lala yang kali ini sudah meletakan hpnya di meja makan.

"Ngomongin masalah anto.."

Aku kaget mendengar ucapan kak kira, namun gaya bicaranya yang santai membuat aku bisa menyembunyikan rasa kagetku

"Tadi siang papah nelepon kakak, awalnya sih papah cuman nanyain kondisi kita berempat

Lanjut kak kira hingga selesai mengambil nasi lalu mulai menyedok piringan berisi udang yang ada di tengah meja.

"Trus papah bilang, kalo bisa jangan semua urusan rumah dikerjain sama anto, nah mangkanya kakak ngumpulin kalian disini untuk ngebagi tugas harian"

Tambah kak kira bersama selesainya dia mengambil beberapa lauk yang ada di meja.

"Oalah kirain apaan.. siniin dong kak nasinya"

Jawab kak vina santai lalu mecoba meraih centong nasi yang posisinya sedikit mendekat ke arah kak vina.

Aku lega saat mendengar penjelasan kak kira, aku juga merasa sedikit senang karena ternyata pak nuel masih sempat memikirkan tentang kondisiku walau sebenarnya aku bukan siapa - siapanya.

"Iyasih..kasian juga anto, apalagi minggu depan udah mulai pm kan"

Timbrung lala sambil mengambil satu ekor udang dengan tangannya.

(pm : pendalaman materi / jam pelajaran tambahan di sekolah untuk mempersiapkan ujian nasional)

"Hmm...gausah kak, aku masih bisa kok ngerjain tugas - tugas rumah"

Ucapku sedikit berbasa - basi menolak rencana mereka, walau jujur aku merasa sedikit lega karena akhirnya tugas harianku bisa berkurang.

"Gausah gimana sih to? Ini kan disuruh papah, kamu ngomong ke papah gih sana"

Jawab kak kira sepertinya mengetahui bahwa aku tidak akan berani menolak bila ia sudah membawa - bawa pak nuel.

Aku memang sangat segan dan hormat kepada pak nuel. Bagaimana tidak, bila bukan karena pak nuel mungkin saat ini aku sudah menjadi gelandangan.

Aku memang sangat segan dan hormat kepada pak nuel. Bagaimana tidak, bila bukan karena pak nuel mungkin saat ini aku sudah menjadi gelandangan.

Aku cuman terdiam, pasrah terhadap rencana kak kira namun juga bersyukur karena mereka dengan senang hati mau membantu meringankan tugas harianku.

"Ih kak kira galak banget sih, anto jadi diem tuh"

Ucap lala sambil mengunyah undang dimulutnya.

"Biarin.. to, kamu ga mau nyobain masakan kakak?"

Jawab kak kira sambil tersenyum lalu melihat ke arahku.

"Eh..mau kok kak"

Jawabku sambil meraih centong nasi yang dari tadi sudah dilepaskan oleh kak vina.

Sejak meninggalnya bu dona, kak kira sebagai anak pertama memang seperti mengambil peran ibu didepan kedua adiknya, bahkan juga kepadaku. Kak kira juga lah yang paling sering marah dan menasihati kak vina dan lala.

Kami melanjutkan makan malam bersama sambil membicarakan pembagian tugas harian.

Kak kira memilih untuk mencuci piring dengan alasan bisa dikerjakan di malam hari.

Kak vina memilih untuk menyapu rumah, walau dia menawar hanya menyapu rumah dibagian lantai satu.

Sedangkan lala sengaja di tugaskan untuk menyiram tanaman yang merupakan tugas yang harus dilakukan tiga hari sekali mengingat lala yang juga harus mempersiapkan diri untuk menghadapi ujian.

Aku sama sekali tidak protes dengan pilihan mereka, walaupun masih banyak tugas lainnya yang harus aku kerjakan namun setidaknya mereka bertiga sudah sedikit meringakan bebanku.

Hingga akhirnya makan bersama selesai, kak kira langsung membereskan piring makanan lalu mebawanya ke dapur.

"Aku bantuin yah kak?"

Ucapku sambil mengikuti kak kira yang sudah berdiri didepan westafel dapur untuk mulai mencuci piring.

"Yaudah sini, kamu bantu bilas aja yah, biar kakak yang cuci"

Jawab kak kira. Aku langsung bergerak percis ke samping kak kira yang sudah mulai mencelupkan sponge cuci piring ke dalam mangkok yang berisi air sabun.

Kak kira mulai membersihkan piring lalu memberikan piring yang sudah ia sabuni kepadaku untuk dibilas. Aku sempat melihat tangan kak kira yang sangat putih itu basah dan dilumuri oleh busa sabun.

Saat itu kak kira sedang menggunakan celana legging berwarna hitam dengan kaos ketek an tali berwarna putih. Aku bisa melihat jelas lengan hingga ujung jarinya yang sedang mengosok piring.

"Udah to. Kamu tidur gih sana, biar kakak yang beresin"

Ucap kak kira setelah aku selesai membilas garpu dan sendok lalu meletakannya diatas tumpukan piring yang sudah bersih.

"Yaudah kak. Makasih ya"

Ucapku sambil mengeringkan tangan disebuah lap yang disediakan diatas westafel, lalu melangkah mundur menjauhi kak kira.

"Harusnya kakak dong yang bilang makasih, ini kan sekarang jadi tugas kakak.. makasih yah to"

Balas kak kira sambil melihat dan tersenyum ke arahku.

"Iya sama - sama kak"

Jawabku membalas senyuman kak kira lalu memutarkan badanku dan mulai melangkah menuju kamar.

Ke esokan harinya.

Saat ini aku sedang menyender di balkon yang berada tepat didepan kelasku. Aku melihat ke arah kamar mandi pria yang sejak awal jam istirahat tadi banyak dimasuki oleh para siswa, aku bisa melihat bagas yang baru saja keluar dari dalam kamar mandi sedang duduk diatas balkon didepan pintu kamar mandi bersama beberapa siswa lain.

Aku sempat membayangkan seadainya nasibku seperti mereka, aku pasti bisa hidup dengan santai dan menikmati usia remajaku tanpa harus memikirkan hal lain.

Tiba - tiba suara bel pertanda jam istirahat sudah berakhir berbunyi namun aku masih terus diam di tempat se akan tak mendengar bunyi bel tersebut. Ga lama kemudian aku melihat geri muncul dari balik pintu kamar mandi, hatiku sedikit lega karena aku tak melihat lala bersama geri.

Geri terus melangkah menuju ke arahku karena posisi kelasnya memang berada di samping kelasku. Hingga akhirnya geri sudah berada cukup dekat, aku memilih untuk membalikan badan dan berjalan masuk ke dalam kelas, bahkan aku berharap bahwa geri tidak melihatku.

Untungnya hari ini geri sama sekali tidak mengisengiku hingga akhirnya bel pulang berbunyi. Seperti biasa aku pergi ke kelasnya lala, ternyata lala sudah menunggu didepan kelas, entah menunggu aku atau geri.

"Bareng ga la?"

Tanyaku saat udah berada beberapa meter dari hadapan lala.

"Iya. Ayuk to langsung aja"

Jawab lala langsung berjalan menuju tangga mendahului ku.

Aku mengikuti langkah lala hingga akhirnya kami tiba di parkiran, setelah dengan susah payah mengeluarkan motor ku karena jalan keluarnya tertutup oleh motor lain hingga akhirnya aku mempersilahkan lala untuk naik sambil memberikannya sebuah helm. Aku menyalakan motorku lalu mulai melaju meninggalkan area parkir sekolah.

Unduh sekarang dan klaim hadiahnya
Scan kode QR dan unduh aplikasi Hinovel