Bab 8
Dia sepertinya mengenal suara itu. Suara itu sepertinya suara pria yang akhir-akhir ini sering menemui dirinya setiap malam untuk menemani pria itu di klub malam, tempat dia bekerja. Bella langsung membalikkan badannya dan menatap pria tampan itu, yang selalu memakai pakaian mahal di tubuhnya.
Bella sendiri tidak begitu mengerti berapa harga pakaian yang dipakai pria itu. Tapi, yang pasti dia sangat tahu bahwa pakaian yang dipakai pria itu memang sangat mahal. Setelah melihat bahan yang dipakai pria itu saja sudah dapat dia pastikan kalau harga pakaian pria itu sangat mahal.
“Edo?!” Panggil Bella.
Edo menganggukkan kepalanya sambil berjalan mendekati Bella dengan senyuman manisnya. Dia memang sengaja datang ke rumah sakit itu untuk mengikuti Bella dan akan segera melaksanakan rencananya. Hanya butuh selangkah lagi, dirinya akan memiliki Bella untuk dijadikan istri kontraknya. Dia sudah tidak sabar untuk menanti hari itu.
“Ya, ini aku. Apa kamu membutuhkan uang saat ini, Bella?” Tanya Edo, menatap kedua bola mata Bella yang merah akibat menangis.
Bella terpaku sesaat mendengar pertanyaan Edo barusan. Kenapa Edo bisa tahu? Dengan segera dia menanggukkan kepalanya sambil berharap Edo bisa membantunya. Namun, dalam hatinya dia tidak ingin meminjam uang pada Edo yang baru saja dikenalnya.
“Jangan khawatir. Aku bisa membantumu, Bella.” Kata Edo dengan yakinnya.
Bella yang mendengar ucapan Edo barusan seakan-akan tidak percaya. Dia menatap Edo dengan tatapan tidak percaya dan melebarkan senyumannya. Dia tidak menyangka kalau Edo bersedia membantunya. Dia harus melaksanakan operasi mamanya secepatnya supaya mamanya bisa cepat sembuh.
“Kamu sungguh-sungguh mau membantuku? Kamu sangat baik. Aku tidak menyangka kalau kamu mau membantu diriku.” Ucap Bella menatap Edo dengan tatapan penuh haru.
Edo menyeringai dalam hatinya. Dia belum memberikan uang itu pada Bella, namun Bella sudah memuji dirinya dengan mengatakan kalau dirinya sangat baik. Edo memang sangat baik sekali. Dia mau membantu Bella dengan syarat Bella mau menjadi istri kontraknya.
“Aku akan dengan senang hati membantumu, Bella. Tapi, sebelumnya aku mau mengajukan syarat untukmu.” Ucap Edo sambil menatap Bella. Sedangkan Bella menatap Edo dengan tatapan bingung.
“Syarat? Syarat apa? Apa maksudnya?” Tanya Bella penasaran dan juga sangat takut. Kalau Edo akan menjadikannya wanita penghibur atau menjual organ tubuhnya.
Zaman sekarang pria tampan saja bisa saja menjadi mafia, yang menjual organ tubuh manusia. Seperti dalam berita-berita televisi yang didengarnya. Bella tidak mau kalau sampai Edo membunuhnya atau menjadikannya sebagai wanita penghibur di klub malam.
“Jangan katakan kalau syarat yang akan kamu ajukan padaku adalah menjadikan aku sebagai wanita penghibur di klub malam, atau kamu akan menjual organ tubuhku?” Tanya Bella sambil menatap Edo dengan tajam dan juga takut.
Edo tertawa pelan mendengar perkataan Bella barusan. Mana mungkin dirinya menjadikan Bella wanita penghibur di klub malam. Dia hanya akan menjadikan Bella sebagai wanita penghiburnya seorang, dengan berkedok sebagai istri kontrakannya. Nantinya Bella hanya boleh melayani dirinya saja dan tidak akan diizinkannya untuk disentuh oleh siapa pun juga.
Dan apalagi yang Bella katakan kalau dirinya akan menjual organ tubuh gadis itu. Hah! Mana mungkin dirinya akan membunuh Bella dan menjual organ tubuh Bella. Dia bahkan sudah terlahir dari keluarga yang kaya raya, tidak perlu dirinya ikut dalam bisnis gelap lagi, hanya karena untuk mendapatkan uang yang banyak.
Harta yang dimiliki oleh Edo sekarang ini saja tidak akan habis tujuh turunan. Jadi, untuk apalagi dirinya ikut-ikutan dalam bisnis menjual organ tubuh manusia.
“Aku tidak akan mungkin melakukan hal keji itu padamu. Kamu akan tahu apa syarat aku nanti. Yang penting sekarang adalah kamu sangat memerlukan uang itu sekarang, kan?” Tanya Edo mengalihkan pikiran buruk Bella.
Edo berencana untuk memiliki hutang padanya terlebih dahulu. Baru setelah itu dia akan mengatakan syarat yang dia maksudkan pada Bella.
Bella tersadar kalau mamanya harus melakukan operasi dengan segera. Dia segera menganggukkan kepalanya. Dirinya akan menerima bantuan dari Edo. Biarlah dirinya mengetahui persyaratan Edo nanti setelah dirinya membayar biaya operasi mamanya dan juga biaya-biaya lainnya.
“Ya. Aku sangat membutuhkan uang itu sekarang. Aku ingin membayar biaya operasi mamaku dan biaya rumah sakit mamaku.” Ucap Bella.
Edo mengangguk, lalu menarik tangan Bella menuju resepsionis, kemudian dia membayar semua biaya-biaya operasi mama Bella. Dan dia juga menanyakan pada resepsionis tentang biaya perawatan mama Bella selama di rumah sakit itu. Semua biaya itu lebih dari seratus juta Rupiah. Mendengar total biaya operasi mamanya, Bella meringis.
“Aku sudah membayar biaya operasi mamamu dulu dan untuk biaya lainnya, aku akan memberikan uangnya ketika mamamu sudah sembuh dan keluar dari rumah sakit ini.” Ucap Edo.
Bella mengangguk mengerti dan mengucapkan rasa syukurnya pada Tuhan, yang telah mengirimkannya seorang malaikat penolong secepatnya untuknya. Dalam hatinya, dia berjanji akan menuruti semua syarat yang akan diberikan Edo padanya.
“Terima kasih. Aku tidak tahu bagaimana mencari pinjaman uang kemana lagi, kalau saja dirimu tidak ada.” Ucap Bella sambil menangis haru.
“Sama-sama. Tapi, ingatlah bahwa tidak ada yang gratis di dunia ini. Apalagi kamu masih membutuhkan uang yang banyak, untuk membeli obat dan juga biaya rumah sakit mamamu.” Ucap Edo, seakan-akan membuat Bella membutuhkan dirinya saat ini.
“Ya, aku pasti akan mengingatnya. Aku akan melakukan apa pun untuk memenuhi syarat yang kamu berikan padaku nanti.” Ucap Bella yang tidak punya pilihan lagi. Namun, dia tetap bersyukur karena Edo mau membantunya.
“Kamu temui aku di restoran nanti malam. Di sana aku akan mengatakan syarat apa yang harus kamu lakukan.” Ucap Edo menyeringai.
Bella mengangguk setuju. Dia pasti akan menemui Edo nanti malam dan menuruti semua persyaratan yang Edo berikan padanya. Dia sadar dirinya sudah mempunyai hutang sebesar seratus juta Rupiah pada Edo. Dan dirinya juga masih membutuhkan uang yang banyak untuk menebus obat dan biaya rumah sakit mamanya. Bahkan, dia ingin menambah pinjaman lagi pada Edo untuk membayar hutangnya pada rentenir yang selalu saja ingin menjadikan istri keduanya.
“Aku pasti akan datang nanti malam dan pasti akan melakukan syarat yang kamu ajukan padaku.” Ucap Bella.
Edo sangat senang mendengar ucapan Bella barusan. Sebentar lagi dirinya bebas melakukan apa pun yang dia mau, tanpa harus memikirkan nama baik keluarganya. Mendapatkan seorang Bella yang polos atau lebih tepatnya bisa dikatakan bodoh, merupakan keberuntungan bagi dirinya. Dia akan menikmati hidupnya tanpa terikat perasaan dengan seorang wanita. Dan setelah dirinya merasa bosan, Bella akan dicampakkan olehnya. Hanya sampai dirinya merasa bosan saja pernikahannya dengan Bella berlangsung.
“Aku sudah tidak sabar mengatakan syarat yang harus kamu lakukan.” Bisik Edo, kemudian berlalu dari hadapan Bella.
Bersambung……….