Bab 7
Bella mengerutkan keningnya. Pasalnya dia tidak pernah berkenalan dengan banyak pria. Malahan dia lebih memilih berkenalan dengan banyak wanita. Tapi, dirinya tidak bisa mengingat siapa saja orang-orang itu. Padahal boleh dibilang mereka sangat baik padanya dan telah menolongnya beberapa kali.“Aku malahan banyak berkenalan dengan banyak wanita, bukan pria. Aku tidak suka berkenalan dengan pria, apalagi kalau berkenalan di tempat seperti ini.” Jawab Bella.
Edo yang mendengar perkataan Bella barusan bisa mendesah dengan lega. Dia tidak perlu khawatir lagi kalau tangan Bella disentuk oleh banyak pria. Karena dia tidak akan membiarkan pria lain menyentuh Bella mulai sekarang, atau mulai dari dirinya melihat Bella sejak pertama kali di restoran waktu itu.
“Yah, syukurlah kalau begitu. Aku tidak bisa membayangkan kalau tanganmu yang mulus itu banyak disentuh oleh banyak lelaki hidung belang. Kalau sampai mereka berani menyentuhmu, apalagi berbuat yang tidak-tidak padamu, aku akan memastikan akan mematahkan tangan mereka.” Ucap Edo datar.
Bella sampai mengerutkan keningnya. Dia bingung, kenapa Edo bisa sampai berbicara seperti itu padanya? Padahal dirinya tidak mempunyai hubungan apa pun dengan Edo, tapi kenapa pria itu sampai bisa mengatakan hal seperti itu padanya?
“Maaf. Kenapa kamu sampai tega mau mematahkan tangan mereka? Padahal aku dan kamu tidak memiliki hubungan apa pun juga. Dan kamu tidak perlu marah, apalagi sampai berbuat kasar pada mereka. Kalau sampai mereka menyentuh tanganku, Kamu tidak perlu marah-marah seperti itu.” Ucap Bella.
Edo mendengus kesal mendengar perkataan Bella barusan. Tentu saja dirinya ada hubungan dengan Bella, pikirnya dalam hati. Karena Bella akan segera menjadi calon istrinya, yang tidak boleh disentuh oleh siapa pun. Dia tidak mau mendapatkan barang bekas orang lain, walaupun dia hanya menikah secara kontrak dengan Bella dan tidak ada melibatkan perasaan di dalamnya.
Namun, tetap saja Edo ingin memiliki isteri yang perawan. Dan dia ingin menjadi pria pertama untuk Bella.
“Kamu akan mempunyai hubungan denganku nantinya. Aku tidak mau kalau kamu sampai berdekatan dengan pria lain lagi. Dan mulai sekarang kamu harus menjaga jarak dengan pria lain.” Ucap Edo menatap sambil menatap kedua mata Bella dengan tatapan tajam.
Bella semakin bingung dengan ucapan Edo. Ada hubungan apa antara dirinya dengan Edo? Padahal dia merasa tidak pernah kenal dekat dengan Edo sebelumnya. Malahan dirinya berbicara dengan Edo baru dua kali. Dan kenapa pria itu seolah-olah ingin mengatur kehidupannya dan mengatakan akan mempunyai hubungan dengan pria itu nantinya.
“Apa maksud ucapanmu barusan? Aku tidak mengerti sama sekali. Barusan kamu mengatakan kalau aku akan mempunyai hubungan denganmu nanti? Dan apa hubungannya?” Tanya Bella penasaran.
Edo menyeringai. Dia merasa belum saatnya Bella mengetahui rencananya yang ingin menjadikan Bella sebagai gadis itu menjadi istri kontraknya. Ada saatnya dia akan mengatakan pada Bella, tapi tidak sekarang. Dia akan mengatakannya kalau sudah waktunya. Dan kini Bella dalam keadaan yang benar-benar sangat susah.
Sekarang Bella belum terlihat susah. Dia tidak bisa mengatakannya sekarang. Dan Edo tidak bisa mengatakannya sekarang. Pasti Bella akan menolaknya.
Sekarang Bella belum terlihat susah sekali, dan Edo tidak bisa mengatakannya sekarang. Pasti Bella akan meolaknya dan tidak mau menikah secara kontrak dengannya.
“Maaf. Aku tidak bisa mengatakan alasannya sekarang. Kamu pasti akan mengetahuinya nanti. Dan saat itulah kamu tidak bisa terlepas dariku, sebelum aku yang melepaskanmu. Kamu bisa merasakan bekerja untuk sementara ini sebelum kamu mempunyai hubungan denganku.” Ucap Edo.
Bella semakin penasaran tentang maksud dari ucapan Edo. Tidak mungkin pria itu akan menjadikan dirinya sebagai istri pria itu. Dia sangat sadar diri dan tidak pantas untuk memiliki hubungan dengan Edo yang tampan dan kaya itu. Apalagi menjadi istri dari pria itu. Bella hanya berandai-andai saja dan mimpinya itu tidak mungkin dapat terwujud memiliki suami yang tampan dan kaya.
“Kenapa kamu tidak bisa mengatakannya sekarang? Apa kamu mau menjualku atau menculikku?” Tanya Bella. Hal itu yang terlintas dalam benaknya sekarang tentang hal yang akan dilakukan oleh Edo padanya.
Edo tertawa mendengar ucapan Bella, “Mana mungkin aku menjual gadis secantik Bella. Lebih baik unruk dirinya saja, daripada diberikan pada orang lain.” Katanya dalam hati. Baginya Bella adalah berlian di tumpukan jerami. Dan adalah sebuah keberuntungan bila dia bertemu dengan Bella, apalagi bisa sampai menikah dengan Bella nantinya.
Melihat sifat Bella yang polos, cantik, manis, seksi, dan menggoda diri Edo, itu suatu hal yang merupakan sebuah keberuntungan bagi Edo bisa memiliki istri kontrak yang sesempurna Bella. Tentu saja bisa dia atur sesuka hatinya.
“Nanti kamu akan tahu. Aku pasti akan memberitahumu sebentar lagi, Bella.” Bisik Edo sensual sambil mengelus-elus pipi Bella dengan lembut.
Bella terpaku dengan usapan tangan Edo. Dia sampai tidak tahu lagi harus berbuat apa. Apakah dirinya sekarang tampak seperti wanita panggilan, yang mau saja pipinya dielus-elus oleh laki-laki yang baru saja dikenalnya. Dan sialnya lagi, dia malah menikmati usapan lembut Edo pada pipinya yang mulus itu.
Oh Bella! Kenapa kamu baru sadar kalau kamu dan Edo berbeda jauh, antara langit dan bumi. Bahkan kamu dan Edo tidak ada hubungan apa-apa. Edo pasti akan menjualnya atau akan menculiknya lebih dulu dan membawanya jauh dari Negara ini dan menjadikannya wanita lelang. Ya, pasti begitu, pikir Bella dalam hati.
*********************
Bella semakin kalut setelah mendengar penjelasan dari dokter yang menangani mamanya di rumah sakit. Kondisi mamanya semakin hari semakin memburuk dan harus segera dilakukan operasi. Namun, sampai sekarang dia belum juga mendapatkan uang seperser pun untuk biaya operasi mamanya. Bahkan, dia tidak bisa mendapatkan pinjaman uang dari boss tempat dia bekerja. Dia tidak tahu lagi harus pergi kemana untuk mendapatkan uang atau pun pinjaman.
Sedangkan uang yang Bella butuhkan untuk operasi mamanya tidaklah sedikit jummlahnya. Sekarang ini dia membutuhkan sebesar seratus juta Rupiah. Maka dari itu, kemana dia harus mencari uang sebanyak itu dalam waktu yang singkat. Jangankan seratus juta Rupiah, zaman sekarang ini seratus ribu Rupiah saja orang tidak mau meminjamkannya. Kemana lagi dia harus mencari pinjaman uang?
Bella menghapus air matanya dan berjalan menelusuri lorong rumah sakit dengan tatapan yang kosong. Sungguh dia tidak tahu lagi harus mencari uang sebanyak itu kemana lagi. Dia sudah mencoba mencari pinjaman ke sana ke mari, namun tidak ada satu orang pun yang merasa iba dengan kondisinya dan mau meminjamkannya. Apakah memang dia harus menjual dirinya agar dia bisa mendapatkan uang sebanyak itu dalam waktu yang singkat.
“Ya Tuhan! Aku harus mencari uang kemana lagi? Tidak ada satu orang pun yang merasa kasihan dan mau meminjamkan uangnya padaku.” Ucap Bella dalam hatinya sambil menghapus air matanya.
“Apa kamu sedang membutuhkan uang saat ini?”
Bella menghentikan langkahnya ketika tiba-tiba saja mendengar ada yang berbicara padanya.
Siapakah yang sedang berbicara padanya? Apakah orang itu benar-benar ingin menawarkan pinjaman uang padanya?