Bab 10
Ivan menutup mulutnya seolah tidak percaya dengan apa yang baru saja dikatakan Edo padanya. Kalau Bella mau menikah dengannya. Edo terlihat sangat senang dan ingin segera melaksanakan pernikahan itu. Ivan mengira akan ada acara penolakan dari Bella, tapi kenyatannya tidak seperti dalam bayangannya.
Ah ya….. Tidak akan mungkin Bella menolak Edo, mengingat Edo dengan liciknya menjebak Bella dengan kedok untuk membantu Bella, padahal Edo ingin menjadikan Bella sebagai istri kontraknya. Istri kontrak yang bekerja hanya sebagai pemuas nafsu dan mengembalikan nama baik keluarga Edo.
Ivan merasa sangat kasihan pada Bella. Gadis yang sangat baik itu nantinya akan menjadi sengsara karena sifat Edo yang tidak waras. Edo sudah tidak waras sekarang. Bahkan sangat tidak waras. Bahkan dia pernah melakukan sesuatu hal dengan berbagai wanita dalam satu malam.
“Apa kamu yakin akan menikahinya? Kalau kamu ingin istri pemuas nafsu dan mengembalikan nama baik keluargamu, lebih baik kamu menikahi wanita jalang saja. Daripada kamu harus menikahi Bella. Bella adalah gadis baik-baik. Aku tidak mau kamu akan mendapatkan karena kamu telah menyakiti Bella, wanita baik-baik.” Ucap Ivan berusaha menasehati Edo ke sekian kalinya.
Edo mendengus kesal. Lagi dan lagi, Ivan selalu saja datang pada saat yang tepat menasehati dirinya. Kemarin penyesalan dan sekarang karma. Edo ingin tertawa mendengarnya. Karma dan penyesalan tidak akan pernah menghampiri hidupnya. Dia tidak akan merasakan kedua hal itu. Malahan dirinya akan menikah dengan senang. Dan akan mencampakkan Bella dengan juga nantinya.
“Kamu jangan sok menasehatiku lagi. Mana mungkin karma dan penyesalan menghampiri diriku. Aku tidak mungkin mendapatkan kedua hal itu. Bahkan aku bisa mendapatkan segalanya, mendapatkan apa yang aku mau. Dan tidak kata karma dan penyesalan dalam kamus hidupku.” Ucap Edo tertawa keras.
Ivan menggeleng. Memang pria seperti Edo ini pasti tidak akan percaya dengan karma dan penyesalan. Edo menganggap semuanya bisa dia beli dengan uang, uang dan uang. Dia mengatur dunianya dengan uangnya. Ivan tidak akan berbicara lagi. Dia akan menjadi penonton kembali. Kalau suatu saat nanti Edo meminta bantuannya, dia tidak akan mau.
“Kamu jangan sombong. Tidak semuanya bisa kamu beli dengan uang, Do. Kamu telah menjebak Bella dengan uang yang kamu miliki.” Ujar Ivan sambil menyesap minumannya.
Edo mnyeringai. Dia tidak merasa sudah menjebak Bella. Dia menganggap Bella-lah yang bodoh dan mau dijebak olehnya. Mana ada orang bodoh yang menolak uang. Pasti mereka langsung menerimanya. Bahkan mungkin mereka akan menyembah orang yang telah memberi mereka uang. Seperti Bella, dia tidak dapat menolak persyaratan yang Edo berikan padanya. Malahan dengan senang hati dia menerima persyaratan apa pun yang Edo berikan.
Edo bisa memberikan Bella uang yang banyak, asalkan Bella menuruti semua keinginannya. Bahkan dia tidak keberatan memberikan kemewahan pada Bella nantinya, saat menjadi istri kontraknya. Atau saat nanti dia membuang Bella, Edo akan memberikan sedikit hartanya untuk Bella.
Edo akan memberikan Bella rumah, uang, mobil atau sesuatu yang Bella inginkan. Edo akan memberikan harta itu nantinya pada Bella. Sebagai gantinya Bella harus menjadi istri yang penurut.
“Kamu tadi mengatakan tidak semuanya bisa dibeli dengan uang, bukan? Tapi, sekarang buktinya kamu bisa lihat sendiri, Van. Karena uang aku bisa memiliki Bella. Di zaman sekarang ini, siapa yang tidak mau uang? Ketika mereka diberi uang, mereka akan menerimanya dengan senang hati dan mereka akan menyembah orang yang memberi mereka uang. Bukankah begitu?” Ucap Edo menyeringai.
Ivan menghembuskan napasnya kasar. Dia tidak mau membantah ucapan Edo itu. Dia tahu sifat Edo yang keras kepala serta pandai membalas kata-kata orang yang menasehatinya dan juga ambisius. Apa yang diinginkannya, entah bagaimana caranya harus dia dapatkan. Dia tidak peduli orang lain akan sakit hati, dendam pada dirinya atau lainnya. Yang terpenting baginya adalah dia bisa mendapatkan apa yang dia inginkan.
“Terserah apa katamu saja, Do. Kapan kamu akan mengenalkan Bella pada keluargamu? Bukankah pernikahanmu dengan Bella harus tampak sungguh-sungguh. Bukankah rencana ini juga untuk memperbaiki nama keluargamu juga?” Ucap Ivan menyindir Edo.
Edo tidak akan pernah tahu kalau dia disindir atau tidak. Pria itu akan menjawab pertanyaan itu dengan sombong dan dia tidak akan pernah marah saat dirinya disindir oleh orang-orang sekitarnya. Ternyata sifat Edo banyak sekali terdapat tidak baiknya. Sehingga sering kali membuat orang-orang di sekitarnya menjadi kesal pada dirinya.
“Rencanaku, aku akan mengenalkan Bella pada keluargaku besok. Keluarga yang sangat perfect dan jauh dari skandal. Atau bisa dibilang keluargaku itu kuno. Mereka masih saja mempercayai adanya cinta sejati dan harus setia sepanjang masa pada pasangannya.” Kata Edo. Dia tidak suka dengan peraturan dalam keluarganya, yang tidak akan pernah menolerir anggota keluarganya yang merusak nama baik keluarga.
Apalagi Edo yang sudah membuat nama baik keluarga Dirgantara rusak. Dengan kencan satu malamnya serta banyaknya wanita di dekat Edo, keluarga Dirgantara tentunya tidak akan tinggal diam. Skandal yang membicarakan tentang Edo di berbagai media harus dihapus dan mereka harus membersihkan nama keluarga Dirgantara dari gosip yang tidak mengenakan itu.
Sebelum dia menemui para wartawan itu, Edo akan membawa calon istrinya. Calon istri kontraknya. Dia merasa dia sangat pintar.
“Apakah keluargamu akan menerima Bella? Mengingat Bella dari kalangan orang biasa dan miskin.” Ucap Ivan. Karena dalam pikirannya, orang kaya seperti Edo pasti akan anti mendapatkan menantu orang miskin. Dan mereka akan menghina Bella habis-habisan, seperti yang dilakukan oleh Edo sekarang.
Walaupun Edo tidak menghina Bella dengan terang-terangan, tapi dia menghina Bella dengan cara yang halus. Dengan bangganya dia mengatakan sebagai malaikat penolong. Ternyata kenyataannya, Edo adalah seorang iblis yang kejam.
“Kamu mengira keluargaku seperti yang kamu pikirkan?! Keluargaku tidak akan memperdulikan dari mana asal Bella. Aku sudah bisa menerima Bella apa adanya dan dia akan menjadi istriku nanti. Keluargaku juga pastinya akan menerima Bella dan tidak akan menghina Bella. Kasta bukanlah prioritas keluarga Dirgantara, yang mereka pikirkan hanyalah kesetiaan, cinta sejati dan seperti itu untuk selamanya. Tapi, menurutku tidak ada yang namanya cinta sejati dan kesetiaan. Itu semua omong kosong! Aku tidak mempercayainya!”
Ivan mengangguk. Keluarga Dirgantara memang unik. Karena uniknya keluarga mereka, sampai-sampai Edo terlahir dari keluarga yang otaknya dipenuhi oleh wanita dan tidak peduli dengan peraturan keluarganya. Padahal jarang sekali keluarga yang sampai mempercayai hal semacam itu. di keluarga mereka masih mempercayai adanya cinta sejati dan kesetiaan. Edo saja yang tidak waras otaknya. Dia tidak memikirkan cinta sejati dan kesetiaan. Baginya yang terpenting adalah hasratnya bisa terpenuhi.
“Kamu seharusnya berpikiran seperti itu juga. Sangat jarang keluarga bisa harmonis, sampai-sampai percaya akan cinta sejati dan kesetiaan.”
“Kamu juga jangan ikut-ikutan jadi kuno, Van. Di dunia ini tidak ada cinta sejati dan kesetiaan. Aku tidak akan mengikuti hal-hal yang berbau cinta dalam hidupku. Aku akan menikmati sisa hidupku dengan bersenang-senang. Dan aku tidak akan menjadi suami yang takut istri. Atau suami yang mencintai istrinya. Ah….. Aku tidak akan menjadi seperti itu. Aku ingin bebbas, Van.”
“Otakmu sepertinya memang susah disembuhkan. Kau dibesarkan dari keluarga yang harmonis serta menjaga kesetiaannya dan juga cinta. Tapi, kenapa kamu tumbuh menjadi pria yang seperti ini?”
Edo tertawa mendengar ucapan Ivan barusan.
Ivan mengannguk dan bertepuk tangan. “Terima kasih kamu telah terharu mendengar ucapanku.” Ucap Ivan.
Kedua pria itu terus saja saling melemparkan ucapan yang membuat keduanya tampak seperti pasangan yang sedang marahan. Ivan dengan ucapan terus saja menyindir Edo. Sedangkan Edo membalasnya dengan ucapan tajamnya. Membuat kedua orang ini seakan-akan tidak pernah selesai dalam pertikaian perang mulut dengan ucapan yang terus-menerus mereka lontarkan.
Bersambung….