Pustaka
Bahasa Indonesia
Bab
Pengaturan

Interview gila

Olivia sedang duduk di sofa, berulang kali dia mencengkram tas yang dia pangku. Semoga dia bisa melewati hari ini dengan sukses.

Kata Anton, Nicholas adalah pria mata keranjang yang suka bermalam dengan banyak wanita. Dan pasti sekertarisnya itu sudah jadi korban ranjang. Meskipun tidak semua perusahaan seperti itu, namun isu miring tentang seorang sekertaris dan atasan berbeda gender yang bekerja sama akan mendapatkan stempel demikian.

Olivia menarik napas panjang, berusaha untuk menenangkan hatinya yang mulai gusar. Akan jadi apa dirinya nanti di dalam.

Dia juga mendengar dari beberapa karyawan yang berbisik. Kalau dirinya tidak akan selamat hari ini.

Chelsea, sekertaris yang akan di gantikannya adalah sekertaris kesayangan Nicholas. Sudah bisa di prediksi bagaimana hubungan mereka.

Kemudian dirinya datang merusak segalanya, astaga ... harusnya dia memiliki pendengaran buruk agar tidak mendengarkan berita simpang siur ini.

Bukan malah lega dia telah memiliki jalan balas dendam, dirinya malah semakin was-was karena akan masuk kandang singa.

Semua pemikiran Olivia terpecah saat telinga nya mendengar suara detakan sepatu pantofel yang mendekat.

"Olivia, kamu yang dikirim Tuan Anton?" sapa wanita cantik yang mendekat.

Mata Olivia tercengang. Apakah dia sekertaris kesayangan Nicholas itu? Pantas saja, paras cantik dengan rambut panjang bergelombang. Di tambah dengan postur tubuh tinggi dan body bak gitar spanyol.

"Halo, apakah kau mendengar ku?" tanya Chelsea lagi.

"Maaf, saya kurang konsentrasi." Olivia segera mengucek matanya.

Bahkan dia terpesona dengan kecantikan Chelsea. Semoga saja boss nya tidak dendam karena dia akan menggantikan posisi sekertaris kesayangannya ini.

"Baik aku maklumi. Tapi jangan di ulangi lagi ya, Tuan Nich tidak menyukai karyawan yang tidak fokus pada pekerjaannya." Chelsea menyodorkan sebuah map.

"Akan ku antar kau menemui Tuan Nick, dan kau bisa mulai kerjamu besok. Baca semua jadwal Tuan Nick, atur waktu seefisien mungkin. Baca semua makanan dan minuman yang terdaftar di dalam map itu. Mengerti!" lanjut Chelsea mulia menjelaskan.

"Baik Bu," jawab Olivia sambil mengangguk mengerti.

Chelsea melangkah menuju lift diikuti oleh Olivia yang melangkah di belakangnya. Kali ini jantungnya tidak dapat di kondisikan saat ini. Dirinya seolah akan menemui malaikat mautnya.

Melihat sekertaris penggantinya gugup, membuat Chelsea tertawa kecil. Mungkin seperti itulah wajahnya dulu.

"Tenanglah, Tuan Nich tidak mengigit. Kenapa kau begitu takut?" tanya Chelsea di tengah tawanya.

"Lakukan sebaik mungkin misimu, asalkan kau bisa melayaninya dengan baik di ranjang maka, semua keinginanmu akan dapat terkabul dengan mudah." Chelsea melempar pandangan ke Olivia.

Olivia tidak menyangka, ternyata orang yang berdiri di hadapannya mengetahui semua rencananya.

"Tenanglah rahasia mu aman, kita impas," kekeh Chelsea.

"Impas ...?" Olivia tidak mengerti.

"Pak Anton membantuku untuk lepas dari Tuan Nich, sebelumnya aku sudah bertanya padanya. Apakah wanita penggantiku sudah tau dengan semua konsekuensinya. Aku tidak sejahat itu, menerima semua orang tanpa pikir panjang. Karena Tuan Nich berbeda dari boss lain. Dia terlalu ..." Chelsea mengehentikan ucapannya saat pintu lift terbuka.

Tanpa Chelsea lanjutkan ucapannya Olivia sudah mengerti. Mungkin Pak Anton tidak menceritakan secara detail siapa dirinya sebenarnya.

Pemandangan ini sudah sangat familiar untuknya. Bahkan dia sudah melihat suaminya bermain gila dengan Sekertarisnya.

Dia tidak menyangka takdir akan membawanya menjadi seperti mereka. Hanya saja beda cerita, mereka merampas, sedang dirinya merebut yang telah di rampas.

Kedua pasangan kaki itu melangkah menuju sebuah ruangan di ujung lorong. Mungkin lantai ini adalah lantai khusus untuk Tuan Nicholas karena hanya ada tiga ruangan.

Chelsea mengetuk pintu dan di sambut sahutan dari dalam. Chelsea masuk terlebih dahulu kemudian Olivia.

"Dia sudah datang Tuan," ucap Chelsea menunduk.

Nicholas memutar kursi besarnya dan menatap wanita yang berada di belakang sekertaris kebanggaannya.

Sangat buruk. Kesan pertama yang Nicholas terima. Wanita dengan ukuran tubuh mungil dan badan yang tidak berisi sedikitpun.

Apakah wanita seperti ini bisa menghangatkan tubuh kekarnya? Seketika Nicholas berdecih. Dia sangat kecewa.

"Apa yang membuatmu percaya kalau dia pantas menjadi pengganti mu?" tanya Nicholas kepada Chelsea.

Dia tau betul tugas sekretaris yang terpenting adalah urusan ranjang. Memang apa fungsinya lantai khusus ini kalau bukan untuk bersenang-senang di ranjang.

Pekerjaan kantor hanyalah formalitas.Semua urusan kantor sudah dia serahkan kepada sekertaris yang lainnya. Bukan sekertaris abal-abal seperti di hadapannya saat ini.

"Dia akan melayani Tuan dengan baik, jauh lebih baik dari saya. Sebelumnya dia sudah pernah menikah, jadi lebih berpengalaman." Chelsea berusaha meyakinkan Nicholas.

Syarat untuk jadi sekertarisnya hanyalah sudah pernah melakukan hal tersebut sebelumnya. Karena Nicholas lebih suka wanita agresif.

Mata Olivia membuat sempurna. Ini lebih seperti interview untuk mencari calon PSK, bukan seorang sekertaris.

Nicholas bangkit dari kursi kebesarannya dan melangkah mendekati Chelsea. Tampak mata tajam yang menatapnya penuh amarah. Mata itu menyiratkan ketidak puasan.

"Kalau dia tidak bisa melayaniku dengan baik, kau tidak boleh risen. Aku akan memberi waktu sepekan untuknya memahami semua pekerjaanmu," ucap Nicholas tegas.

"Baik Tuan," jawab Chelsea lirih.

"Siapkan dia untuk nanti malam. Aku tidak mau kecewa malam ini." Nicholas melangkah dan menghilang di balik pintu.

Kaki Olivia mendadak lemas. Semoga indra pendengarnya saat ini rusak. Kenapa harus nanti malam?

"Baik Tuan," ucap Chelsea menurunkan pandangan.

Pria angkuh dengan balutan jas formal mewah itu bangkit dari kursi besarnya dan melangkah pergi meninggalkan dua wanita di dalam ruangan.

Chelsea melempar pandangan dan menatap dalam Olivia. Dia menarik napas panjang sebelum menjelaskan semuanya. Wajah cantik itu menampakkan raut wajah sedih.

"Baiklah, aku anggap kau sudah siap. Bukankah kau pernah menikah dan melakukan semua?" ucap Chelsea terang-terangan.

"Ya, aku memang sudah menikah. Tapi melakukannya tanpa cinta? aku belum siap," jawab Olivia lirih.

"Saat kau belum siap. Pikirkan apa yang membuatmu ada disini. Saat kau mendapatkannya, dunia akan berada dalam genggamanmu. Saat itu datang, gunakan posisimu sebaik mungkin. Karena kau harus membayar mahal dengan apa yang kau dapatkan," ucap Chelsea menjelaskan.

"Apakah seburuk itu?" Olivia mulai khawatir.

"Tuan Nich termasuk pria hyper. Dia bisa memanggilmu kapan saja dan melakukan itu di mana saja. Jadi kau harus siapkan tenagan sebaik mungkin,"

"Apa!?"

"Kita kerumah sakit dulu untuk priksa, setelah itu ke salon untuk mempersiapkan semuanya,"

"Rumah sakit!?"

Chelsea tidak mau menjelaskan lebih lanjut. Dia melangkah keluar dan diikuti oleh Olivia yang masih menyimpan sejuta pertanyaan dalam kepalanya.

'Astaga, kenapa harus mengerikan seperti ini?'

Unduh sekarang dan klaim hadiahnya
Scan kode QR dan unduh aplikasi Hinovel