Bab 6. Mengolok-olok Gu Ji.
Kekejaman Han Se bukan sekedar rumor, karena itu Jin Fan tidak bisa memberi pembelaan apapun.
Untungnya nona kedua Lin yang sekarang merupakan pembunuh bayaran di masa depan, jadi gadis itu tidak terlalu memusingkan masalah ini, malahan sekarang berdiri santai seraya melipat tangan di atas dada.
"Kamu tidak mungkin membiarkanku memasuki aula berisi sekelompok anjing itu, bukan?" Ya Fei melempar tatapan malasnya ke arah Miao Feng.
Semua tak sesuai ekspetasi Miao Feng!
Salah satu tangan kanan Han Se itu kemudian memanggil orang lain. "Pengawal! Jangan hanya diam di sana! Cepat keluarkan semua anjing-anjing dari dalam aula ini!"
Dua pengawal yang berjaga di depan secepatnya datang, mereka dengan langkah mengendap-endap mendekati aula Yun. Lalu, saling mengangguk satu sama lain sebelum akhirnya...
"Tunggu!" Ya Fei mendadak menghentikan, membuat dirinya jadi pusat perhatian, termasuk oleh Gu Ji.
Ya Fei mengarahkan pandangannya ke Gu Ji, gadis itu sengaja tersenyum sebelum berkata, "Kenapa tidak adik Gu Ji saja yang mengeluarkan sekelompok anjing di sana."
Jin Fan membelalak. Kali ini dia langsung berbisik, "Nona! Bahaya!"
Ya Fei tampak acuh tak acuh, dia malah semakin berani. "Aku dengar, adik Gu Ji ini pintar mengendalikan binatang, tentu membawa sekelompok anjing liar tanpa keributan sangatlah mudah bagimu."
Mata Gu Ji langsung menyipit, pria itu paling tidak suka diperintah kecuali oleh Han Se.
Melihat reaksi tak bersahabat Gu Ji, Ya Fei terang-terangan menghela napas panjang. "Hm, baiklah jika adik Gu Ji tidak bersedia, biar aku saja yang membuka pintu aula Yun itu."
"Nona!" Jin Fan kepanikan.
Ya Fei benar-benar tak menggubris pengawal pribadinya tersebut. Dia dengan percaya diri melangkah maju, tetapi Miao Feng segera menghalau.
"Nona Lin tidak perlu repot-repot, Gu Ji akan melakukannya!" ujar Miao Feng, saat itu juga dibalas tatapan tajam Gu Ji.
Sudah seperti ini tak ada jalan kembali!
Ekspresi Gu Ji semakin tidak senang, wajahnya bertambah jelek. Namun akhirnya, pria itu dengan langkah cepat memasuki aula Yun lalu tak berselang lama ke luar diikuti sekelompok anjing liar, yang patuh seperti anakan kucing.
Ya Fei membatin, 'Awalnya sekelompok anjing ini tidak bersuara, tetapi mendadak ribut ketika Miao Feng mendekat. Sebelumnya juga masih ribut, dan sekarang kembali setenang sebelumnya.'
Ya Fei memahami seluruhnya secara jelas!
Pokoknya Gu Ji satu-satunya alasan sekelompok anjing itu menggonggong, maupun senyap tak bersuara.
Sekelompok anjing sudah dibawa Gu Ji menjauh, Miao Feng lanjut mempersilahkan Ya Fei masuk.
Melihat kekecewaan di wajah Miao Feng, Ya Fei meyakini tidak ada rencana pembunuhan susulan. Dia pun memberanikan diri mengayunkan langkah memasuki aula Yun.
Sampai di dalam rupanya lantai aula sangat bersih, barang-barang diletakkan secara rapi, langit-langit aula juga tidak bersawang.
Ya Fei menyadari, aula Yun ini hanya bangunannya yang bobrok tapi isi di dalamnya masih layak pakai semua.
"Kamar Nona Lin ada di sini." Miao Feng menunjukkan kamar Ya Fei, yakni ruang utama dengan pintu ganda, yang dilihat dari luar juga tampak bersih.
"Hm, terima kasih, kamu boleh pergi." Ya Fei harus menjelajahi aula Yun ini lebih dalam, tentu saja dia tidak ingin terganggu oleh Miao Feng.
Miao Feng segera sedikit menunduk sebelum berbalik pergi.
Setelah memastikan aula Yun hanya menyisakan dirinya seorang dan Jin Fan, Ya Fei segera duduk menarik napas terburu-buru.
Jin Fan berkata, "Nona bukan hanya menyinggung Pangeran kedua tapi juga orang-orang kepercayaannya, hamba khawatir hari ini hari terakhir kita melihat langit."
Ya Fei melambaikan tangan. "Tidak!"
Gadis itu bertekad tak akan mati di kediaman Han Se!
"Tidak akan ada yang berani membunuhku, meski itu Han Se sekalipun." Ucapan Ya Fei penuh percaya diri, meninggalkan tanda tanya semakin besar di benak Jin Fan.
"Pergilah ke luar, kita harus tahu seluk beluk aula bobrok ini," perintah Ya Fei kemudian.
Jin Fan tidak bisa memahami isi pikiran Ya Fei, alhasil hanya bisa mengikuti perintahnya.
***
Setelah lebih dari satu shichen mengamati setiap sudut aula Yun, Ya Fei langsung memahami aula pribadi ini secara keseluruhan.
"Ada ruang rahasia di balik meja belajar," ungkap Ya Fei pada Jin Fan.
Ruang rahasia di balik rumah bukan lagi hal aneh bagi Jin Fan, yang aneh justru kenapa Ya Fei bisa mengetahui ini.
Bukankah dia nona muda Lin yang bodoh dan payah?
"Aku tidak tahu Miao Feng maupun Gu Ji mengetahuinya atau tidak tapi yang pasti Han Se memahami ruang rahasia ini lebih baik dari siapapun," yakin Ya Fei.
Jin Fan bertanya, "Nona muda Lin... bagaimana kamu bisa mengetahui ruang rahasia itu?"
"Gampang," jawab Ya Fei, "lihat itu!"
Kemudian Ya Fei mengarahkan dagunya ke lemari buku. Lemari itu sekilas tak ada yang aneh, semua barang di setiap rak tertata rapi.
Jin Fan tidak seahli Ya Fei, jadi sepanjang memperhatikan hanya bisa mengerutkan kening.
Ya Fei belum sepenuhnya mempercayai Jin Fan, dia tidak akan memberitahu bagaimana cara membuka pintu ruang rahasia tersebut.
Di sisi lain.
Miao Feng baru saja melaporkan seluruh kejadiannya pada Han Se.
Bukannya marah, junjungannya itu malah tertawa terbahak-bahak sampai sudut matanya tak terasa sudah basah.
"Jadi Gu Ji terpaksa membawa sekelompok anjing yang dibawanya sendiri pergi?" Han Se malah terkesan mengolok-olok.
"Benar." Miao Feng membenarkan.
Gu Ji yang duduk di antara mereka, memalingkan wajah penuh amarah.
Tawa Han Se kembali bergema, dan pada saat demikian tak satupun dari bawahannya yang berani ikut tertawa.
"Bagus! Nona kedua Lin ini bukan hanya berhasil membuatku jengkel tapi juga berhasil menjengkelkan kalian." Han Se benar-benar puas.
"Dia sangat berbeda!" kata Han Se kemudian.
Tiba-tiba Gu Ji menyepakati. "Kakak benar! Gadis itu... apa mungkin sengaja dikirim Kaisar untuk mengancam mu?"
Han Se tidak tahu pasti masalah ini. Berdasarkan karakter ayahnya, dia berpikir dugaan Gu Ji bisa saja benar, bisa saja salah.
"Tidak bisa menilai langsung." Han Se menggeleng pelan. "Cari identitasnya secara lengkap!"
"Baik!"
Miao Feng paling pintar mengumpulkan banyak informasi. Hari ini dia menerbangkan beberapa merpati pengirim pesan.
Sayangnya salah satu merpati milik Miao Feng berakhir jatuh di tangan Ya Fei!
Bermodalkan busur sekaligus anak panah, yang gadis itu temukan di gudang, dia dapat menangkap merpati itu dalam sekali panah.
"Nona, itu." Jin Fan kaget nona kedua nya bisa menggunakan panah.
Ya Fei tak menggubris, gadis itu membuka surat pada kaki merpati lantas dibacanya sambil tersenyum satu sisi.
"Merpati itu seharusnya akan meninggalkan kediaman ini," ujar Jin Fan.
"Benar," balas Ya Fei, "bakar ini! Kita harus makan supaya berenergi!"
"Hah?" Jin Fan terkejut.
Nona kedua Lin tidak suka burung yang dibakar tapi barusan...